Makalah Teori Pembelajaran Advance Organizer Menurut Ausubel
|
ABSTRACT
|
A. PENDAHULUAN |
1. Latar Belakang Masalah
Guru-guru berpengalaman tahu bahwa eksposisi (pemaparan) adalah cara yang efektif untuk membantu memperoleh medan informasi yang diyakini oleh masyarakat sebagai hal yang penting untuk diketahui. Presentation teaching model atau model pengajaran dengan presentasi adalah salah satunya. Model ini dideskripsikan sebagai salah satu pendekatan pengajaran berharga yang dapat digunakan disemua bidang study dan semua tingkat kelas. Penggunaan model presentasi yang tepat agaknya situasional, artinya penggunaannya bergantung pada tujuan yang ingin dicapai oleh guru yang bersangkutan.
Model presentasi spesifik yang disoroti di sini adalah adaptasi dari model yang disebut Advance Organizer Model. Model ini mengharuskan guru untuk menyediakan Advance Organizer bagi siswa sebelum mempresentasikan informasi baru dan untuk secara khusus berusaha memperkuat dan memperluas pemikiran selama dan setelah presentasi. Hasil-hasil belajar model presentasi cukup jelas dan tidak rumit, dapat membantu siswa memperoleh, mengasimilasikan, dan menyimpan informasi baru, memperluas struktur konseptualnya dan mengembangkan kebiasaan mendengarkan dan memikirkan tentang informasi. Bila menggunakan model presentasi Advance Organizer, guru berusaha menstrukturisasikan lingkungan belajarnya dengan ketat. Kecuali di fase terakhir model ini, guru berperan sebagai seorang presenter aktif dan berharap siswanya menjadi pendengar aktif. Penggunaan model ini membutuhkan lingkungan fisik belajar yang kondusif untuk mempresentasikan dan mendengarkan, termasuk fasilitas-fasilitas yang tepat untuk menggunakan teknologi multimedia. Ausubel melihat kegunaan Advance Organizer sebagai sarana untuk membantu membuat informasi bermakna bagi siswa. Bagi Ausubel, sebuah Advance Organizer terdiri atas pernyataan-pernyataan yang dibuat guru tepat sebelum presentasi aktual berbagai materi belajar. Pernyataan itu memiliki tingkat abstraksi yang lebih tinggi dibanding informasi yang menyusulnya. Advance Organizer membantu siswa untuk menggunakan pengetahuan sebelumnya. Meskipun tidak semua studi menunjukkan efektifitas Advance Organizer namun tampaknya cukup konsisten dari waktu ke waktu sehingga cukup beralasan untuk merekomendasikan penggunaannya oleh guru ketika mempresentasikan informasi kepada siswa
2. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian Advance Organizer menurut Ausubel ?
b. Apa fungsi-fungsi pembelajaran Advance Organizer menurut Ausubel ?
c. Apa tujuan dan bagaimana struktur pengajaran Advance Organizer?
d. Apa sajakah prinsip-prinnsip pembelajaran dengan Advance Organizer dalam pembelajaran bermakna ?
3. Tujuan Pembahasan
a. Mengetahui pengertian teori pembelajaran Advance Organizer menurut Ausubel
b. Mengetahui fungsi-fungsi pembelajaran Advance Organizer menurut Ausubel
c. Mengetahui tujuan dan struktur pengajaran Advance Organizer
d. Mengetahui prinsip-prinsip pembelajaran Advance Organizer dalam pembelajaran bermakna
4. Manfaat Penulisan
Tulisan dalam makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat terutama pemahaman tentang pengertian teori pembelajaran Advance Organizer, fungsi-fungsi pembelajaran Advance Organizer, tujuan dan struktur pengajaran Advance Organizer, serta prinsip-prinsip pembelajaran dengan Advance Organizer dari Ausubel. Setelah mengetahui dan memahami tentang Advance Organizer menurut Ausubel ini, maka diharapkan guru dapat mengaplikasikannya dalam proses belajar mengajar untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam rangka mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan. Selain itu besar harapan kami agar kiranya model ini dapat memperkaya khazanah kita tentang model-model belajar dan dapat menerapkannya dalam proses belajar mengajar yang akan kita laksanakan nantinya.
|
B. PEMBAHASAN |
2. TEORI PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER MENURUT AUSUBEL |
a. Pengertian
Advance Organizer adalah kerangka pendukung bagi informasi baru, bukan hanya sebuah makna pengenalan pelajaran belaka. Advance Organizer merupakan hook (cantelan), jangkar, scaffolding (kerangka pendukung) intelektual, bagi materi-materi belajar selanjutnya, membantu siswa untuk melihat ‘gambar besar’ dari berbagai hal yang dipresentasikan.[3]
Menurut Ausubel, dalam diri seorang pelajar sudah ada ‘organisasi…dan kejelasan tentang pengetahuan di bidang subyek tertentu dan menyebut organisasi ini sebagai Struktur Kognitif dan percaya bahwa struktur ini menentukan kemampuan pelajar untuk menangani berbagai ide dan hubungan baru. Makna dapat muncul dari materi baru hanya bila materi itu terikat dengan struktur kognitif dari pembelajaran sebelumnya. Selanjutnya memiliki kaitan yang lebih erat dengan informasi yang diberikan setelahnya dan merupakan ‘jangkar’ (pengait) bagi pembelajaran yang akan datang
Ausubel melihat bahwa fungsi primer pendidikan formal adalah mengorganisasikan berbagai informasi bagi siswa dan mempresentasikan berbagai ide dengan jelas dan tepat karena menurutnya, seni dan ilmu mempresentasikan berbagai ide dan informasi secara bermakna dan secara efektif sehingga muncul makna yang jelas, stabil dan tidak ambigu dan… tersimpan dalam jangka lama sebagai sebuah body of knowledge yang terorganisasi.[4]
b. Fungsi-fungsi
1. Menjelaskan, mengintegrasikan dan mengaitkan pengetahuan yang sedang dipelajari, dengan pengetahuan yang telah dimiliki oleh siswa.
2. Menyusun rangkaian atau arah kurikulum dan melatih siswa secara sistematis dalam suatu gagasan kunci bidang tertentu
3. Meningkatkan efektifitas dan mengevaluasi pemerolehan siswa pada materi.[5]
4. Melukiskan dengan jelas, tepat dan eksplisit persamaan dan perbedaan prinsip antara ide-ide yang ada dalam sebuah hal baru yang sedang dipelajari, di satu pihak dan konsep-konsep terkait yang sudah ada dalam struktur kongnitif di lain pihak.[6]
5. Menyediakan ideational scaffolding, yaitu tempat mengaitkan pengetahuan baru yang lebih rinci agar dapat dipahami dan diingat dengan lebih baik
6. Dapat menunjukkan perbedaan serta persamaan antara konsep dalam materi baru dengan konsep yang berhubungan dalam struktur kognitif.[7]
7. Meningkatkan kemampuan siswa dalam mempelajari informasi baru karena merupakan kerangka dalam bentuk abstraksi atau ringkasan konsep-konsep dasar tentang apa yang dipelajari dan hubungannya dengan materi yang telah ada dalam struktur kognitif siswa.[8]
c. Struktur Pengajaran
Model Advance Organizer terbagi dalam tiga tahap Struktur Pengajaran, yakni :
Tahap Pertama : Presentasi Advance Organizer
Ø Mengklarifikasi tujuan-tujuan pelajaran
Ø Mengidentifikasi sifat-sifat yang jelas atau konklusif
Ø Memberikan contoh atau ilustrasi yang sesuai
Ø Mengulang
Ø Mendorong kesadaran pengetahuan dan pengalaman pembelajar
Tahap kedua : Presentasi tugas atau Materi Pembelajaran
Ø Menyajikan Materi
Ø Membuat urutan materi pembelajaran yang logis dan jelas
Ø Menghubungkan materi dengan organizer
Tahap ketiga : Memperkuat susunan kognitif
Ø Menggunakan prinsip-prinsip integratif
Ø Membangkitkan pendekatan kritis pada mata pelajaran
Ø Mengklarifikasi gagasan-gagasan
Ø Menerapkan gagasan-gagasan secara aktif (misalnya dengan menguji gagasan tersebut)[9]
Dalam melaksanakan ini, Arends menjadikannya empat fase, yakni :
1. Mengklarifikasikan tujuan pelajaran dan menyiapkan siswa untuk belajar
2. Mempersentasikan Advance Organizer nya
3. Mempersentasikan informasi baru yang dimaksud
4. Mamantau dan memeriksa pemahaman siswa serta memperluas dan memperkuat ketrampilan berpikir mereka.[10]
Ausubel mendeskripsikan pikiran sebagai sistem pemrosesan dan penyimpanan informasi yang dapat dibandingkan dengan struktur konseptual suatu disiplin akademik. Pikiran ini secara hirarkis merupakan seperangkat gagasan yang telah diolah dan menjadi gudang penyimpanan untuk beragam informasi dan gagasan. Saat sistem memproses informasi ini memperoleh informasi dan gagasan baru, ia akan mengolah kembali dirinya sendiri untuk mengakomodir gagasan-gagasan tadi. Untuk itulah sistem tersebut berada dalam keadaan yang selalu berubah terus menerus.
Ausubel menegaskan bahwa gagasan-gagasan baru dapat dipelajari dan dipertahankan secara fungsional hanya pada jangkauan bahwa gagasan tersebut dapat dihubungkan dengan konsep dan rancangan yang sudah ada yang menyediakan jangkar-jangkar ideasional. Jika materi baru terlalu berlawanan dengan struktur kognitif yang sudah ada atau tidak berhubungan sama sekali dengan konsepsi apapun, pembelajar harus secara aktif merenungkan materi baru itu, berpikir melalui koneksi-koneksi ini, menyatukan perbedaan atau ketidak sesuaian dan mencatat kesamaan-kesamaan dengan informasi yang ada.[11] Dua prinsip yang berhubungan dengan pemrograman isi materi pembelajaran secara efisien serta dapat diterapkan pada semua bidang pengetahuan adalah prinsip progressive differentiation dan integrative reconcillation. Bila isi pembelajaran disusun berdasarkan prinsip
progressive differentiation, maka konsep yang paling utama dan abstrak akan disajikan terlebih dahulu, lalu secara bertahap akan diikuti oleh konsep yang lebih rinci serta spesifik. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa bila sistem ingatan manusia sebagai proses dan penyimpan informasi tersusun sedemikian rupa sehingga baik pemahaman pengetahuan baru maupun susunannya dalam struktur kognitif mengikuti prinsip progressive differentiation, akan terjadi pemahaman serta penyimpanan informasi secara optimal. Dalam hal ini guru harus dengan sadar menyusun materi pembelajaran sesuai dengan prinsip tersebut. Sedangkan prinsip integrative reconcillation dalam memprogramkan materi pembelajaran nampak bila terjadi integrasi antara konsep baru dalam materi dengan konsep relevan yang telah terdapat dalam struktur kognitif.[12] Pedoman berikut merangkum metode yang direkomendasikan untuk mempresentasikan pelajaran berdasarkan Advance Organizer
d. Tujuan-tujuan
1. Membantu guru mengelola dan mentransfer beragam informasi sebermanfaat dan seefisien mungkin karena pemerolehan informasi juga merupakan tujuan pendidikan
2. Guru bertanggung jawab dalam mengelola dan memprersentasikan apa yang akan dipelajari dan pembelajar menguasai gagasan dan informasi
3. Menuntun siswa menemukan atau menemukan kembali konsep-konsep
4. Siswa menjadi konstruktor pengetahuan yang aktif, arah tujuannya adalah mengajarkan mereka metalevel disiplin dan metakognisi untuk merespon pengajaran secara produktif
5. Untuk memperkuat struktur kognitif siswa tentang pelajaran tertentu dan bagaimana mengelola, memperjelas dan memelihara pengetahuan tersebut dengan baik[13]
6. Untuk mengorganisasikan pengetahuan awal dan pengetahuan baru dan tersimpan dalam sistem penyimpanan memori jangka pendek dan jangka panjang untuk bisa dipanggil lagi kemudian, apabila ingin digunakan.[14]
e. Prinsip-prinsip Pembelajaran
1. Pengetahuan diorganisasikan dan distruturisasikan di seputar proposisi-proposisi dasar dan ide-ide pemersatu, akan tetapi individu-individu memiliki cara yang berbeda dalam mengorganisasikan pengetahuan tentang topik tertentu
2. Kemampuan siswa untuk mempelajari ide-ide baru bergantung pada nbsp;pengetahuan mereka sebelumnya dan struktur kognitif yang sudah ada
3. Tugas utama guru dalam membantu siswa untuk memperoleh pengetahuan adalah :
a) Mengorganisasikan bahan-bahan belajar dengan pemikiran yang mendalam dan dengan mahir
b) Memberikan Advance Organizer kepada siswa yang akan membantu mengaktifkan, mengaitkan dan mengintegrasikan pembelajaran baru
c) Memberikan isyarat atau petunjuk kepada siswa untuk membantu mereka dalam mengambil informasi dari ingatan jangka panjang untuk dipindahkan ke ingatan jangka pendek
4. Struktur kognitif berubah akibat adanya informasi baru dan oleh karenanya menjadi dasar untuk mengembangkan struktur-struktur kognitif baru[15]
|
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) |
Nama Sekolah : SMP Hasanah Medan
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas/Semester : IX/ 1
Materi Pokok : Hikmah Gerakan Shalat
Alokasi Waktu : 2 x 40 Menit
A. Standar Kompetensi
- Mempraktekkan gerakan-gerakan shalat secara sempurna dengan baik dan benar dan nilai yang terkandung di dalamnya
B. Kompetensi Dasar
- Menjelaskan gerakan-gerakan shalat dengan baik dan benar
- Mempraktikkan gerakan shalat secara keseluruhan dengan baik dan benar
- Menerapkan hikmah gerakan shalat yang tercermin dalam kehidupan sehari-hari
C. Tujuan Pembelajaran
- Siswa dapat melakukan gerakan shalat secara keseluruhan dengan baik dan benar
- Siswa dapat menerapkan hikmah gerakan shalat dalam kehidupan sehari-hari
- Siswa dapat merasakan manfaat Gerakan Shalat
D. Materi Ajar
Hikmah Gerakan Shalat
1. TAKBIR (Mengangkat Tangan)
Memberika aliran darah dari pembuluh balik yang terdapat dilengan untuk diisikan ke mata, telinga, mulut.
2. SEDEKAP (Pengisian Pembuluh Darah di Organ-organ Kepala)
Menjepit pembuluh darah balik pada lengan kiri sehingga pembuluh darah ditangan kanan akan mengembang. Pada saat mengangkat tangan mau rukuk semprotan pembuluh darah berkecepatan tinggi di tangan kanan akan mengisi pembuluh darah yang ada di bagian kepala.
3. RUKUK (Pelenturan Memori Otak dan Ginjal)
Kelenturan tulang belakang yang berisi sumsum tulang, merupakan saraf sentral beserta sistem aliran darahnya. Rukuk yang sempurna akan menarik urat pinggang sehingga dapat mencegah sakit pinggang dan sakit ginjal. Tuas sistem keringat yang terdapat di pinggung, pinggang, paha , betis belakang, terpelihara oleh gerakan rukuk, dan tulang leher, serta saluran saraf memori juga terdapat kelenturannya.
4. I’TIDAL (Pencegah Sakit Kepala dan Pinggang)
Posisi I’tidal bangun dari rukuk membuat aliran darah turun langsung dari kepala, menyebabkan bagian pangkal otak yang mengatur keseimbangan berkurang tekanan darahnya. Sehinga dapat mencegah saraf keseimbangan tubuh kita sangat berguna untuk menghilangkan sakit kepala dan pingsan dengan tiba-tiba.
5. SUJUD (Pencegahan Koroner dan Stroke)
Pada saat sujud pembuluh darah nadi balik, dikunci dipangkal paha, sehingga tekana darah akan lebih banyak dialirkan kembali ke jantung dan di pompa ke kepala. Posisi sujud adalah cara maksimal untuk mengalirkan darah dan oksigen ke otak dan anggota tubuh di kepala. Posisi dujud adalah teknik terbaik untuk membongkar sumbatan pembuluh darah jantung sehingga mencegah koroner. Juga membuat pembuluh darah halus di otak mendapat tekanan lebih, sehingga bisa mencegah stroke.
6. DUDUK 2 SUJUD (Duduk Perkasa)
Tekukan kaki dan jari kaki dapat menyeimbangkan sistem elektrik dan saraf keseimbangan tubuh kita. Posisi duduk 2 sujud memperbaiki dan menjaga kelenturan saraf keperkasaan yang banyak terdapat pada bagian paha dalam, cekungan lutut sampai ibu jari kaki. Akibat lenturnya saraf keperkasaan ini akan mencegah diabetes, prostate dan hernia.
7. DUDUK TAHIYYAT AWAL (Duduk Pembakaran)
Posisi duduk ini jika agak lama sehingga lipatan paha dan betis bertemu, akan mengaktifkan kelenjar keringat sehingga dapat mencegah pengapuran. Pembuluh darah balik di atas pangkal kaki tertakan sehingga darah akan memenuhi seluruh telapak kaki menyebabkan pembuluh darah di pangkal kaki mengembang. Gerakkan ini akan menjegah agar kaki optimal menopang tubuh kita.
8. DUDUK TASYAHHUD AKHIR (Keseimbangan Saraf dan Penyembuhan Wasir)
Posisi duduk ini lebih baik dari bersila. Dalam ilmu yoga kalau pergelangan kaki akan dipegang, lalu tekan diarea cekungan akan berguna untuk membongkar pengapuran dikaki kiri. Duduk ini membuat saraf keseimbangan yang berhubungan dengan saraf mata akan terjaga dengan baik.
9. SALAM (Terapi Penyakit Kepala)
Gerakan salam jika dilakukan secara maksimal, bermanfaat untuk menjaga kelenturan urat leher. Berkat kontraksi otot-otot di kepala dihasilkan energi panas dan zat-zat yang diperlukkan untuk rehabilitasi jaringan yang rusak. Salam kanan dan kiri secara maksimal, mencegah penyakit kepala dan tengkuk kaku.
E. Metode Pembelajaran
- Tanya Jawab
- Diskusi
- Demonstrasi
- Penugasan dan CTL
F. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal:
a. Apresepsi/ Motivasi
- Guru mengucap salam
- Mengecek kehadiran siswa
- Guru menjelaskan tentang tujuan pembelajaran dari hikmah gerakan shalat
- Guru memotivasi siswa mengenai kesehatan dan manfaat gerakan shalat
- Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok kecil
2. Kegiatan Inti:
b. Eksplorasi
- Guru menjelaskan dan mendemonstrasikan gerakan shalat yang baik dan benar
c. Elaborasi
- Membimbing siswa untuk mendiskusikan hikmah gerakan shalat
- Meminta siswa mendemonstrasikan gerakan shalat dengan baik dan benar
- Meminta siswa mengenai manfaat apa yang ada pada gerakan shalat untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
d. Konfirmasi
- Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
- Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
3. Kegiatan Akhir / Penenangan
- Guru bersama siswa melakukan refleksi mengenai kegiatan belajar
- Guru mengajukan post test kepada siswa terkait materi pelajaran
- Guru Memperbaiki kesalahan-kesalahan gerakan shalat
- Guru membuat kesimpulan tentang materi pelajara dengan kaitannya yang lalu
- Guru memberikan tugas
G. Alat dan Sumber Belajar:
- Buku PAI kelas IX
- LKS MGMP PAI SMP/MTS
- Gambar gerakan shalat
H. Penilaian
Medan, …………20
Mengetahui Guru PAI
Kepala Sekolah
------------------------ -------------------------------
|
C. PENUTUP |
1. Simpulan
Ausubel melihat kegunaan Advance Organizer sebagai sarana untuk membantu membuat informasi bermakna bagi siswa. Bagi Ausubel, sebuah Advance Organizer terdiri atas pernyataan-pernyataan yang dibuat guru tepat sebelum presentasi aktual berbagai materi belajar. Pernyataan itu memiliki tingkat abstraksi yang lebih tinggi dibanding informasi yang menyusulnya.
Advance Organizer membantu siswa untuk menggunakan pengetahuan sebelumnya. Meskipun tidak semua studi menunjukkan efektifitas Advance Organizer namun tampaknya cukup konsisten dari waktu ke waktu sehingga cukup beralasan untuk merekomendasikan penggunaannya oleh guru ketika mempresentasikan informasi kepada siswa.
Advance Organizer adalah kerangka pendukung bagi informasi baru, bukan hanya sebuah makna pengenalan pelajaran belaka. Advance Organizer merupakan hook (cantelan), jangkar, scaffolding (kerangka pendukung) intelektual, bagi materi-materi belajar selanjutnya, membantu siswa untuk melihat ‘gambar besar’ dari berbagai hal yang dipresentasikan
Ausubel melihat bahwa fungsi primer pendidikan formal adalah mengorganisasikan berbagai informasi bagi siswa dan mempresentasikan berbagai ide dengan jelas dan tepat karena menurutnya, seni dan ilmu mempresentasikan berbagai ide dan informasi secara bermakna dan secara efektif sehingga muncul makna yang jelas, stabil dan tidak ambigu dan… tersimpan dalam jangka lama sebagai sebuah body of knowledge yang terorganisasi
2. Implikasi
Ausubel melihat kegunaan Advance Organizer sebagai sarana untuk membantu membuat informasi bermakna bagi siswa. Bagi Ausubel, sebuah Advance Organizer terdiri atas pernyataan-pernyataan yang dibuat guru tepat sebelum presentasi aktual berbagai materi belajar. Pernyataan itu memiliki tingkat abstraksi yang lebih tinggi dibanding informasi yang menyusulnya. Advance Organizer membantu siswa untuk menggunakan pengetahuan sebelumnya.
Dua prinsip yang berhubungan dengan pemrograman isi materi pembelajaran secara efisien serta dapat diterapkan pada semua bidang pengetahuan adalah prinsip progressive differentiation dan integrative reconcillation. Bila isi pembelajaran disusun berdasarkan prinsip progressive differentiation, maka konsep yang paling utama dan abstrak akan disajikan terlebih dahulu, lalu secara bertahap akan diikuti oleh konsep yang lebih rinci serta spesifik.
Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa bila sistem ingatan manusia sebagai proses dan penyimpan informasi tersusun sedemikian rupa sehingga baik pemahaman pengetahuan baru maupun susunannya dalam struktur kognitif mengikuti prinsip progressive differentiation, akan terjadi pemahaman serta penyimpanan informasi secara optimal. Dalam hal ini guru harus dengan sadar menyusun materi pembelajaran sesuai dengan prinsip tersebut.
3. Saran
Dengan memahami secara baik tentang teori advance organizer yang dipelopori Ausubel ini diharapkan kepada peserta didik dalam proses pembelajaran dapat menumbuhkembangkan kemampuan yang sudah ada dan tersusun dengan informasi-informasi yang dimiliki sebelumnya dan informasi-informasi baru yang didapatkan dari pembelajaran tersebut secara baik dan sistematis, hal ini akan menghasilkan pemahaman yang optimal sehingga mampu mewujudkannya dan mengaplikasikannya dalam kehidupan mereka.
|
DAFTAR PUSTAKA |
|
Makalah Oleh: Ibrahim Lubis | Nurhidayati | Raudah Zaini |
|