A. Latar Belakang Masalah
Sejauh menyangkut kedatangan Islam di Kepulauan Nusantara, terdapat diskusi dan perdebatan panjang di antara para ahli mengenai tiga masalah pokok, yaitu: kapan Islam pertama kali datang ke kepulauan ini, darimana asalnya, dan siapa pembawanya.[1] Berbagai teori dan pembahasan berusaha menjawab ketiga masalah pokok ini jelas belum tuntas sepenuhnya, tidak hanya kurangnya data atau literatur yang dapat mendukung suatu teori tertentu, tetapi juga karena sifat sepihak dari berbagai teori yang ada.
Berkaitan dengan kasus Islamisasi di kepulauan Nusantara, telah banyak teori yang dimunculkan para ahli baik oleh penulis asing (Barat) maupun oleh penulis lokal. Masing-masing dari mereka memiliki argumen-argumen yang beragam mengenai tiga permasalahan pokok tersebut. Secara umum, kita dapat melihat teori-teori tersebut berkisar pada beberapa permasalahan. Pertama, mengenai waktu kedatangannya. Para ahli memiliki dua pendapat yang berbeda. Pendapat yang pertama menyatakan bahwa Islam datang pada abad ke-7 masehi yaitu pada masa awal perkembangan Islam di jazirah Arabia. Dalam seminar yang diselenggarakan pada 1969 dan 1978 tentang kedatangan Islam ke Indonesia, sebagian ahli Indonesia setuju dan menyimpulkan bahwa Islam datang pada abad pertama hijriah atau abad ke-7 masehi dan dibawa langsung dari wilayah Arabia.[2]
Sebagian lagi menyebutkan bahwa Islam datang ke Nusantara pada abad ke-12. Kedua, berkaitan dengan tempat asal kedatangan Islam, sebagian besar ahli khususnya penulis Barat berpendapat bahwa Islam dibawa dari Anak Benua India, terkadang disebutkan melalui Persia, lalu ke India dan kemudian masuk ke Nusantara. Teori ini dipegang oleh kebanyakan sarjana Barat seperti Pijnappel, Snouck hurgronje, Moquette, Kern, Winstedt, Bousquet, Vlekke, Gonda, Schrieke, dan Hall. Sementara itu, beberapa penulis lainnya berpendapat bahwa Islam dibawa langsung dari Arab dan bukan dari India atau Persia. Teori ini dikemukakan oleh Arnorld, Crawfurd, Keijzer, Niemann, dan De Hollander, serta pembela tergigih dari teori Arab ini adalah Naquib Al-Attas. Al-Attas memandang, bukti paling penting yang perlu dikaji ketika membahas Islamisasi kepulauan Melayu adalah karakteristik internal Islam di kawasan tersebut.[3] Ia mengajukan apa yang disebut ‘Teori Umum Tentang Islamisasi Nusantara’, yang harus melihat perubahan sejarah pandangan-dunia Melayu seperti terlihat dalam perubahan-perubahan konsep dan istilah-istilah kunci dalam literatur Melayu Indonesia pada abad ke- 10-11/16-17. Al-Attas menuliskan: “Benar bahwa sebagian karya ditulis di India, tetapi asal muasalnya adalah Arab atau Persia; atau karya-karya itu, sebagian kecil, berasal dari Turki atau Maghrib. Dan yang lebih penting, kandungan keagamaannya adalah Timur Tengah, bukan India.[4]
Ketiga, mengenai siapa yang pembawa dan penyebar Islam pertama di Nusantara, ada yang menyatakan bahwa Islam dibawa oleh pedagang muslim yang menyebarkan Islam sembari melakukan perdagangan di wilayah ini. Teori yang lain menyebutkan bahwa Islam dibawa oleh para sufi pengembara yang menyiarkan Islam di kawasan ini. Terakhir, disebutkan bahwa Islam dibawa dan disebarkan oleh ulama-ulama professional yang memang bertujuan untuk menyampaikan ajaran Islam ke penjuru dunia.
Penelitian ini bukanlah berkeinginan untuk melihat dan mengkaji proses Islamisasi yang sudah hampir tuntas dibahas itu, tetapi ingin meneliti lebih lanjut bagaimana dampak Islamisasi tersebut terhadap pola pemikiran masyarakat yang baru ditaubatkan tersebut.
Penelitian ini diharapkan dapat menguraikan permasalahan Islamisasi di Asia Tenggara khususnya di kepulauan Nusantara. Hasil dari interaksi dan saling pengaruh mempengaruhi antara ajaran Islam dan kebudayaan lokal tersebut memunculkan sebuah masyarakat Melayu yang pandangan hidup, sistem pemikiran, hukum-hukum, dan budayanya dipengaruhi oleh nilai-nilai Islam.
Harus diakui kajian ini memang terlalu luas dan sulit untuk diteliti dalam waktu yang singkat dan ditambah dengan tidak banyaknya literatur-literatur yang memiliki otoritas dan kredibilitas yang mumpuni dalam kajian keislaman di Asia Tenggara. Oleh sebab itu, penelitian ini akan mengangkat tulisan-tulisan Syed Muhammad Naquib Al-Attas mengenai pemikiran sejarah Islamisasi di Kepulauan Melayu-Indonesia. Di antara tulisan-tulisan yang berkaitan dengan kajian Islam di Kepulauan Melayu, Al-Attas adalah salah satu tokoh yang punya kredibilitas mengenai hal itu. Tulisan-tulisannya mengenai sejarah dan perkembangan tasawuf di Asia Tenggara, khususnya tentang tokoh tasawuf Nuruddin Al-Raniry dan Hamzah Fansuri, merupakan penelitian yang mendapat apresiasi tinggi di kalangan ilmuan dan intelektual. Selain itu, berbagai tulisannya yang berkaitan dengan filsafat, sejarah pemikiran, peradaban dan kebudayaan Melayu, pendidikan dan lain sebagainya membuat Al-Attas menjadi tokoh yang pantas untuk dikaji dan diteliti dari setiap tulisan dan pemikirannya.
Menarik untuk dilihat bahwa Islam di Asia Tenggara, yang didominasi masyarakat melayu, merupakan kekuatan sosial politik yang patut diperhitungkan. Ia merupakan agama negara kerajaan Brunei Darussalam, Agama resmi negara Federasi Malaysia, agama yang dianut oleh sekitar 90% dari seluruh penduduk Indonesia, sebuah negara dengan penduduk terbesar keempat di dunia. Selain itu, Islam merupakan kepercayaan yang dipeluk oleh sekelompok kaum minoritas di Filipina, Thailand, Kamboja dan Singapura. Dengan kenyataan ini, Asia Tenggara merupakan satu-satunya wilayah di dunia, di luar wilayah Islam yang terbentang dari Afrika Barat Daya hingga Asia Selatan, yang mempunyai penduduk Muslim terbesar.[5]
Meskipun kawasan Asia tenggara saat ini merupakan wilayah Islam yang mempunyai penduduk muslim terbesar, namun harus diakui bahwa kajian keislaman di kawasan ini masih minim. Peradaban Islam yang disorot dalam kajian-kajian Islam sampai saat ini hanya masih terbatas pada empat kebudayaan atau sub-peradaban Islam yang dominan. Semuanya berkaitan dengan empat kawasan, yaitu kawasan pengaruh kebudayaan Arab (Timur Tengah dan Afrika Utara, termasuk Spanyol Islam), kawasan pengaruh kebudayaan Persia (Iran dan negara-negara Islam Asia Tangah), Kawasan pengaruh kebudayaan Turki, dan kawasan pengaruh kebudayaan India Islam.[6] Kajian Islam yang masih membatasi empat kawasan itu masih terlihat dalam tulisan-tulisan ilmuan kontemporer yang mengkaji persoalan keislaman. Dengan demikian, penulis berkeinginan untuk melihat dan mengadakan penelitian lebih jauh mengenai peradaban Islam di Asia Tenggara atau dengan kata lain, bagaimana Islam membangun peradabannya di Kepulauan Melayu, khususnya di Indonesia. Islam di Indonesia sebenarnya sudah berkembang pada Periode Pertengahan Sejarah Islam, tetapi kajiannya masih sedikit dan terpisah dari pembahasan periode itu.
Pada periode pertengahan, pembahasan yang paling banyak mendapat tempat adalah percaturan politik di ‘pusat Islam’ dan peradaban yang dibina oleh dinasti-dinasti Islam besar seperti Usmani di Turki, Safawi di Persia, dan Mughal di India. Kajian keislaman di Asia Tenggara masih belum banyak mendapatkan perhatian yang memadai dan perlu untuk digali serta dikembangkan agar tidak menjadi kajian yang terabaikan dalam totalitas kajian keilmuan Islam.
Penelitian yang akan dilakukan ini diharapkan dapat menguraikan pengaruh datangnya Islam di Asia Tenggara terhadap munculnya peradaban baru di kepulauan Melayu, khususnya di Indonesia. Mengapa dikatakan ‘baru’, adalah karena dimungkinkan sekali Islam telah membawa nuansa-nuansa baru, baik dari segi kepercayaan, pola pikir, adat istiadat, bahasa dan budaya dan bahkan politik serta ideologi yang akhirnya berinteraksi dengan peradaban kuno di Kepulauan Melayu. Hasil dari interaksi dan saling pengaruh mempengaruhi antara agama Islam dan peradaban pribumi tersebut memunculkan sebuah peradaban Melayu modern yang dipengaruhi oleh peradaban Islam.
Memang diakui kajian ini memang terlalu luas dan sulit untuk diteliti dalam waktu yang singkat dan ditambah dengan tidak banyaknya literatur-literatur yang memiliki otoritas dan kredibilitas yang mumpuni dalam kajian keislaman di Asia Tenggara, maka penelitian ini akan mengangkat tulisan-tulisan Syed Muhammad Naquib Al-Attas mengenai sejarah pemikiran dan tentang Islamisasi di Kepulauan Melayu-Indonesia. Di antara tulisan-tulisan yang berkaitan dengan kajian Islam di Kepulauan Melayu, Al-Attas adalah salah satu tokoh yang banyak punya kredibilitas mengenai hal itu. Tulisan-tulisannya mengenai sejarah pemikiran dan perkembangan tasawuf di Asia Tenggara, khususnya tentang tokoh tasawuf Nuruddin Al-Raniry dan Hamzah Fansuri, merupakan penelitian yang mendapat apresiasi tinggi di kalangan ilmuan dan intelektual. Selain itu, berbagai tulisannya yang berkaitan dengan filsafat, sejarah pemikiran, peradaban dan kebudayaan Melayu, pendidikan dan lain sebagainya membuat Al-Attas menjadi tokoh yang pantas untuk dikaji dan diteliti dari setiap tulisan dan pemikirannya.
B. Rumusan Masalah
Seperti telah dikemukakan terdahulu bahwa permasalahan utama yang menjadi fokus penelitian ialah mengenai Islamisasi Kepulauan Melayu dalam pandangan Syed Muhammad Naquib Al-Attas. Maka sub permasalahan di atas dapat dirincikan kepada:
Bagaimanakah proses Islamisasi Kepulauan Melayu dalam pemikiran Syed Muhammad Naquib Al-Attas?
Bagaimanakah pengaruh kedatangan Islam terhadap masyarakat Melayu di Kepulauan Nusantara?
Permasalahan-permasalahan pokok di atas merupakan hal penting yang ingin dijawab dalam penelitian ini. Perlu diketahui bahwa Syed Muhammad Naquib al-Attas merupakan seorang tokoh yang serius dalam memberikan perhatian terhadap sejarah pemikiran Islam Asia Tenggara khususnya tentang Sejarah peradaban dan kebudayaan Melayu. Oleh sebab itu, kedua permasalahan inilah yang ingin dicari jawabannya dalam penelitian ini.
C. Batasan Istilah
Untuk memelihara konsistensi dalam penggunaan istilah yang digunakandalam penelitian ini, beberapa istilah kunci yang terdapat di dalamnya akan diberikan batas pengertian sehingga terhindar dari kemungkinan terjadinya multi interpretasi dan kesimpangsiuran atas istilah-istilah yang digunakan. Adapun judul penelitian ini ialah “Pandangan Syed Muhammad Naquib Al-Attas mengenai Islamisasi Kepulauan Melayu.” Judul penelitian ini mencakup beberapa istilah kunci yaitu Pandangan, Islamisasi, dan Kepulauan Melayu.
Islamisasi dalam kajian ini menunjukkan sebuah proses pengislaman. Yaitu suatu kegiatan yang berlangsung dalam suatu waktu dan tempat, yang mengakibatkan suatu perubahan dalam tataran konsep, pola pikir, budaya, dan aturan-aturan hidup pada suatu masyarakat. Islamisasi jika merujuk kepada yang dikemukakan Syed Muhammad Naquib Al-Attas ialah “Pembebasan manusia dari berbagai tradisi lama yang mengikatnya seperti tradisi magis, mitologis, animistis, nasional-kultural sehingga pada akhirnya menjadi manusia Islam yang nalar dan bahasanya tidak lagi dikendalikan oleh ilmu gaib, mitologi, animisme, takhyul, tradisi-tradisi nasional dan kulturalnya serta dari paham sekular”.[7]
Sementara mengenai istilah ‘Kepulauan Melayu’ yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah sejumlah pulau-pulau yang didiami oleh masyarakat Melayu. Kepulauan Melayu pada dasarnya merupakan gugusan pulau-pulau yang tersebar merata dimulai dari pulau Madagaskar hingga ke pulau-pulau yang berada di samudera Fasifik, seperti pulau Solomon dan Hawai.[8] Ada istilah lain dari Kepulauan Melayu yang sering disebutkan, yaitu Kepulauan Nusantara. Istilah Nusantara menunjukkan sebuah wilayah yang dimulai dari Pulau Sumatera di bagian Barat sampai ke pulau rempah-rempah di Timur, dan dari Pulau Jawa di bagian Selatan menuju ke dataran Kamboja, semenanjung Indo-Cina di bagian Utara. Daerah ini dikenali dengan nama Dunia Melayu, atau terkadang disebut sebagai Nusantara atau dunia pulau-pulau.[9]
Namun, dalam penelitian ini, sebagaimana pengkhususan yang dibuat Al-Attas bahwa ketika ia membicarakan Kepulauan Melayu, ia hanya mengambil contoh pada pulau Sumatera, Jawa, dan Semenanjung Melayu (Malaysia sekarang). Hal ini wajar mengingat sejarah telah menunjukkan bahwa awal kedatangan Islam dan penyebaran Islam di Kepulauan Melayu itu diawali dari ketiga pulau tersebut.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan jawaban terhadap pertanyaan yang telah dibatasi pada rumusan masalah yang mengacu pada inventarisasi,[10] yakni mengumpulkan semua karya Syed Muhammad Naquib al-Attas yang berhubungan dengan masalah yang dibahas, kemudian berupaya untuk merumuskannya dengan metodologi yang jelas agar menjadi gagasan yang lebih utuh dan sistematis. Secara lebih khusus penelitian ingin mengetahui tentang:
Adapun kegunaan penelitian yang diharapkan dari penelitian ini ialah untuk memperkaya khazanah ilmu pengetahuan khususnya yang berkaitan dengan teori Islamisasi di Kepulauan Melayu. Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi siapa saja yang menaruh minat dan perhatian terhadap sejarah pemikiran Islam di Asia Tenggara khususnya yang berkembang di Kepulauan Melayu.
Selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan penulis dalam melakukan penelitian ilmiah dan berfikir secara kritis dan sistematis. Hasil penelitian yang dibuat ini, semoga dapat dijadikan sebagai wawasan tambahan bagi siapa saja yang menaruh minat dan perhatian terhadap pemikiran tokoh Syed Muhammad Naquib Al-Attas yang sampai saat ini masih belum banyak disentuh oleh peneliti-peneliti sejarah pemikiran Islam di Indonesia.
Kajian Terdahulu
Sebagai pemikir muslim terkenal,[11] kemungkinan besar sudah banyak penelitian yang telah dilakukan berkaitan dengan Syed Muhammad Naquib Al-Attas yang tersebar di dunia Muslim khususnya di Asia Tenggara, baik penelitian itu dilakukan oleh penulis-penulis muslim bahkan oleh peneliti asing. Namun dalam hal ini penelitian-penelitian tentang Syed Muhammad Naquib Al-Attas tersebut tidak dapat terdeteksi seluruhnya oleh penulis dikarenakan kesempatan dan waktu penulisan proposal yang singkat. Berdasarkan penelusuran penulis ke berbagai perpustakaan dan toko buku, maka penulis menemukan tiga penelitian yang dilakukan terhadap al-Attas, yaitu:
Karya-karya tulisnya mengenai bidang-bidang yang disebutkan di atas telah diakui sebagai karya tulis yang banyak mendapat apresiasi tinggi dari berbagai kalangan yang telah membaca tulisan-tulisannya. Syed Muhammad Naquib Al-Attas merupakan Professor Pemikiran Islam di Universitas Antar Bangsa Malaysia. Oleh sebab itu, cukup disayangkan apabila hanya aspek pendidikan saja dari sejumlah pemikiran yang dimiliki Al-Attas yang banyak dimunculkan kembali oleh para pemikir dan intelektual muda Islam. Dengan demikian, penelitian ini akan mencoba memunculkan pemikiran Syed Muhammad Naquib Al-Attas tentang teori Islamisasi di Kepulauan Nusantara.
Metodologi Penelitian
a. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang hendak dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data tertulis mengenai ide, gagasan atau pemikiran Al-Attas mengenai teori Islamisasi dan Pengaruhnya pada masyarakat Melayu sebagaimana terdapat dalam beberapa buku yang ditulisnya. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi kepada sumber primer dan sekunder. Sumber primer atau sumber pokok dalam penelitian ini, yaitu termuat dalam Islam Dalam Sejarah dan Kebudayaan Melayu, Cet.2, (Bandung: Mizan, 1977), dan Islam And Secularism, (Delhi: New Crescent Publishing Co, 2002). Kedua buku ini berisi pandangan Naquib Al-Attas tentang Islam dan peradaban Melayu.
Sedangkan sumber sekunder adalah sumber pendukung terhadap sumber pokok, yaitu sumber atau referensi baik dalam tulisan al-Attas sendiri, maupun dari tulisan orang lain berkaitan antara Islam dan peradaban Melayu. Adapun sumber-sumber sekunder tersebut antara lain: Karya-karya Syed Muhammad Naquib al-Attas: Dilema Kaum Muslimin, terj. Anwar Wahdi Hasi & Muchtar Zoerni, (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1986); Islam: The Concept of Religion and Foundation of Ethics and Morality, dalam Altaf Gauhar, (ed.), The Challenge of Islam (London: Islamic Council of Europe, 1978); Konsep Pendidikan Dalam Islam, terj. Haidar Bagir (Bandung: Mizan, 1984); Mohd. Koharuddin Mohd. Balwi, Peradaban Melayu, (Johor Darul Ta’zim: Universiti Teknologi Malaysia, 2005) dan lain sebagainya.
b. Metode dan Pendekatan
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tokoh atau penelitian biografis. Penelitian ini digunakan untuk meneliti kehidupan seseorang dan hubungannya dengan masyarakat. Dalam penelitian ini, diteliti sifat-sifat, watak, pengaruh, baik pengaruh lingkungan maupun pengaruh pemikiran dan ide dari tokoh tersebut pada masa hidupnya.[12] Sementara pendekatan yang digunakan ialah pendekatan sejarah (historical approach). Hal ini dapat dilakukan dengan mengetahui latar belakang dari tokoh tersebut. Latar belakang dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu latar belakang internal dan eksternal. Latar belakang internal mencakup kepada; latar belakang kehidupan (masa kecil dan keluarga), latar belakang pendidikan, pengaruh yang diterima tokoh tersebut, segala macam pengalaman yang membentuk pandangannya, serta perkembangan pemikirannya. Selanjutnya dari sudut eksternal, dapat dilihat kepada; keadaan khusus yang dialami seorang tokoh, yaitu keadaan sosio-ekonominya, politik, budaya, sastra dan filsafat. Hal ini penting mengingat seorang tokoh adalah anak zamannya. Tidak ada pemikiran seorang tokoh yang muncul tanpa konteks.[13]
Adapun dalam pencarian data, penelitian ini menggunakan penelitian pustaka (library research) dengan membaca karya-karya al-Attas sebagai sumber pokok dan sumber pendukung. Begitu juga dengan penulis-penulis lain yang berbicara mengenai gagasan al-Attas tersebut atau yang berkaitan dengan isu-isu seputar masalah Islamisasi Kepulauan Melayu.
c. Pedoman Teknis Penulisan
Adapun sebagai buku pedoman dalam teknis penulisan laporan penelitian, maka berpedoman kepada buku Pedoman Penulisan Proposal & Tesis yang diterbitkan oleh Program Pascasarjana IAIN Sumatera Utara tahun 2006. Akan tetapi jika pedoman dan teknik yang akan digunakan ternyata tidak ditemukan dalam buku tersebut, maka akan digunakan buku pedoman lainnya, terutama buku pedoman yang mempunyai model dan kemiripan yang sama dengan buku pedoman yang dikeluarkan oleh Program Pascasarjana IAIN Sumatera Utara.
Sistematika Laporan Penelitian
Secara keseluruhan, laporan penelitian ini akan dibagi dalam lima bab pembahasan. Bab satu sebagai bab pendahuluan menjelaskan secara ringkas mengenai latar belakang yang menjadi dasar permasalahan, argumentasi dan pentingnya penelitian ini. Dilanjutkan dengan perumusan masalah, batasan istilah, tujuan dan kegunaan penelitian, kajian terdahulu, penjelasan mengenai metodologi penelitian dan sistematika laporannya.
Selanjutnya dalam bab dua, akan diuraikan mengenai bografi Syed Muhammad Naquib Al-Attas yang meliputi; Kondisi Sosial, Kultural dan Politik sebelum dan sesudah kelahiran Al-Attas, Latar Belakang Kehidupan dan Pendidikan, Kegiatan dan Karir, dan karya-karya atau sumbangannya dalam khazanah keilmuan Islam.
Pada bab ketiga, akan dijelaskan mengenai kondisi sosial dan budaya, sistem kepercayaan dan pemikiran masyarakat Melayu pra Islam. Dilanjutkan dengan teori-teori Islamisasi di kepulauan Nusantara yang dikemukakan oleh para ahli serta penjelasan mengenai pengaruh-pengaruh kedatangan Islam terhadap masyarakat Melayu di kepulauan Nusantara.
Pembahasan pada bab keempat merupakan pembahasan yang berfokus pada pandangan-pandangan Al-Attas berkaitan dengan; sejarah kebudayaan, sistem kepercayaan dan pandangan dunia masyarakat Melayu pra-Islam, teori Islamisasi Kepulauan Melayu-Indonesia, dan pengaruh kedatangan Islam dalam sistem kehidupan masyarakat Melayu.
Adapun bab kelima sebagai bab penutup, akan berisi pada kesimpulan dan komentar penulis dalam melihat teori Islamisasi yang dikemukakan Al-Attas, sekaligus berusaha menyimpulkan pandangan Al-Attas tersebut secara lebih utuh dan sistematis.
----------------------
[1] Azra, Jaringan.., h. 24
[2] Lihat, A. Hasjmi (peny.) sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam di Indonesia, (Bandung: Al-Ma’arif, 1989) h. 7
[3] Azra, Jaringan.., h. 28
[4] S.M.N. Al-Attas, Preliminary Statement on a General Theory of the Islamization of the Malay-Indonesian Archipelago, (Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, 1969) h. 1
[5] Omar Farouk, Muslim Asia Tenggara Dari Sejarah Menuju Kebangkitan Islam, dalam: Pembangunan dan Kebangkitan Islam di Asia Tenggara, Saiful Muzani (ed.), (Jakarta: Pustaka LP3ES, 1993) h. 23-24
[6] Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, cet.10 (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000) h. 4
[7] Muhammad Naquib Al-Attas, Islam and Secularism, (Delhi: New Crescent Publissing Co, 2002) h. 197-198
[8] Untuk lebih lengkap mengenai konsep Dunia Melayu, dapat dilihat Pada Mohd. Koharuddin Mohd. Balwi, Peradaban Melayu, (Johor Darul Ta’zim: Universiti Teknologi Malaysia, 2005) h. 4-14
[9] Mohd. Taib Osman, Islamic Civilization in the Malay World, (ed.) (Selangor Darul Ihsan: Dewan Bahasa dan Pustaka and The Research Centre For Islamic History, Art and Culture, 1997) h. xxv
[10] Inventarisasi: membaca dan mempelajari secara luas dan mendalam pemikiran seorang tokoh sehingga dapat diuraikan setepat dan sejelas mungkin. Hal ini sangat urgen dilakukan karena untuk mengetahui pemikiran seorang tokoh akan sukar dilakukan oleh orang yang tidak mempunyai pemahaman yang mendalam terhadap objek yang diteliti. Syahrin Harahap, Metodologi Studi Tokoh Pemikiran Islam, (Jakarta: Mulya Istiqomah Press, 2006) h. 41. Anton Bakker & Achmad Charris Zubeir, Metodologi Penelitian Filsafat, (Yogyakarta: Kanisius, 1990) h. 58
[11] Ziauddin Sardar menyebut Naquib Al-Attas sebagai salah satu pemikir paling orisinil pada zaman sekarang ini. Professor Al-Attas adalah pengarang buku Islam, Secularism and the Philosophy of the Future (1984) yang banyak mendapat sambutan, dan studi-studi yang sungguh monumental tentang tasawuf, termasuk The Mysticism of Hamzah Fansuri (1970) dan A Commentary of the Hujjat Al-Shadiq of Nur Al-Din Al-Raniri (1986). Dia telah berhasil memecahkan teka-teki kuno Inskripsi Trengganu dan menemukan manuskrip Melayu Tertua: Sebuah Terjemahan Melayu Abad ke-16 dari ‘Aqa`id Al-Nasafi (1988). Al-Attas adalah pendiri dan direktur Internasional Institute of Islamic Thought and Civilization di Kuala Lumpur, Malaysia. Lihat; Ziauddin Sardar & Merryl Wyn Davies (ed.), Wajah-Wajah Islam, terj. A.E. Priono dan Ade Armando, (Bandung: Mizan, 1989) h. 13
[12] Moh. Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988), h. 62
[13] Harahap, Metodologi..., h. 36
Sejauh menyangkut kedatangan Islam di Kepulauan Nusantara, terdapat diskusi dan perdebatan panjang di antara para ahli mengenai tiga masalah pokok, yaitu: kapan Islam pertama kali datang ke kepulauan ini, darimana asalnya, dan siapa pembawanya.[1] Berbagai teori dan pembahasan berusaha menjawab ketiga masalah pokok ini jelas belum tuntas sepenuhnya, tidak hanya kurangnya data atau literatur yang dapat mendukung suatu teori tertentu, tetapi juga karena sifat sepihak dari berbagai teori yang ada.
Berkaitan dengan kasus Islamisasi di kepulauan Nusantara, telah banyak teori yang dimunculkan para ahli baik oleh penulis asing (Barat) maupun oleh penulis lokal. Masing-masing dari mereka memiliki argumen-argumen yang beragam mengenai tiga permasalahan pokok tersebut. Secara umum, kita dapat melihat teori-teori tersebut berkisar pada beberapa permasalahan. Pertama, mengenai waktu kedatangannya. Para ahli memiliki dua pendapat yang berbeda. Pendapat yang pertama menyatakan bahwa Islam datang pada abad ke-7 masehi yaitu pada masa awal perkembangan Islam di jazirah Arabia. Dalam seminar yang diselenggarakan pada 1969 dan 1978 tentang kedatangan Islam ke Indonesia, sebagian ahli Indonesia setuju dan menyimpulkan bahwa Islam datang pada abad pertama hijriah atau abad ke-7 masehi dan dibawa langsung dari wilayah Arabia.[2]
Sebagian lagi menyebutkan bahwa Islam datang ke Nusantara pada abad ke-12. Kedua, berkaitan dengan tempat asal kedatangan Islam, sebagian besar ahli khususnya penulis Barat berpendapat bahwa Islam dibawa dari Anak Benua India, terkadang disebutkan melalui Persia, lalu ke India dan kemudian masuk ke Nusantara. Teori ini dipegang oleh kebanyakan sarjana Barat seperti Pijnappel, Snouck hurgronje, Moquette, Kern, Winstedt, Bousquet, Vlekke, Gonda, Schrieke, dan Hall. Sementara itu, beberapa penulis lainnya berpendapat bahwa Islam dibawa langsung dari Arab dan bukan dari India atau Persia. Teori ini dikemukakan oleh Arnorld, Crawfurd, Keijzer, Niemann, dan De Hollander, serta pembela tergigih dari teori Arab ini adalah Naquib Al-Attas. Al-Attas memandang, bukti paling penting yang perlu dikaji ketika membahas Islamisasi kepulauan Melayu adalah karakteristik internal Islam di kawasan tersebut.[3] Ia mengajukan apa yang disebut ‘Teori Umum Tentang Islamisasi Nusantara’, yang harus melihat perubahan sejarah pandangan-dunia Melayu seperti terlihat dalam perubahan-perubahan konsep dan istilah-istilah kunci dalam literatur Melayu Indonesia pada abad ke- 10-11/16-17. Al-Attas menuliskan: “Benar bahwa sebagian karya ditulis di India, tetapi asal muasalnya adalah Arab atau Persia; atau karya-karya itu, sebagian kecil, berasal dari Turki atau Maghrib. Dan yang lebih penting, kandungan keagamaannya adalah Timur Tengah, bukan India.[4]
Ketiga, mengenai siapa yang pembawa dan penyebar Islam pertama di Nusantara, ada yang menyatakan bahwa Islam dibawa oleh pedagang muslim yang menyebarkan Islam sembari melakukan perdagangan di wilayah ini. Teori yang lain menyebutkan bahwa Islam dibawa oleh para sufi pengembara yang menyiarkan Islam di kawasan ini. Terakhir, disebutkan bahwa Islam dibawa dan disebarkan oleh ulama-ulama professional yang memang bertujuan untuk menyampaikan ajaran Islam ke penjuru dunia.
Penelitian ini bukanlah berkeinginan untuk melihat dan mengkaji proses Islamisasi yang sudah hampir tuntas dibahas itu, tetapi ingin meneliti lebih lanjut bagaimana dampak Islamisasi tersebut terhadap pola pemikiran masyarakat yang baru ditaubatkan tersebut.
Penelitian ini diharapkan dapat menguraikan permasalahan Islamisasi di Asia Tenggara khususnya di kepulauan Nusantara. Hasil dari interaksi dan saling pengaruh mempengaruhi antara ajaran Islam dan kebudayaan lokal tersebut memunculkan sebuah masyarakat Melayu yang pandangan hidup, sistem pemikiran, hukum-hukum, dan budayanya dipengaruhi oleh nilai-nilai Islam.
Harus diakui kajian ini memang terlalu luas dan sulit untuk diteliti dalam waktu yang singkat dan ditambah dengan tidak banyaknya literatur-literatur yang memiliki otoritas dan kredibilitas yang mumpuni dalam kajian keislaman di Asia Tenggara. Oleh sebab itu, penelitian ini akan mengangkat tulisan-tulisan Syed Muhammad Naquib Al-Attas mengenai pemikiran sejarah Islamisasi di Kepulauan Melayu-Indonesia. Di antara tulisan-tulisan yang berkaitan dengan kajian Islam di Kepulauan Melayu, Al-Attas adalah salah satu tokoh yang punya kredibilitas mengenai hal itu. Tulisan-tulisannya mengenai sejarah dan perkembangan tasawuf di Asia Tenggara, khususnya tentang tokoh tasawuf Nuruddin Al-Raniry dan Hamzah Fansuri, merupakan penelitian yang mendapat apresiasi tinggi di kalangan ilmuan dan intelektual. Selain itu, berbagai tulisannya yang berkaitan dengan filsafat, sejarah pemikiran, peradaban dan kebudayaan Melayu, pendidikan dan lain sebagainya membuat Al-Attas menjadi tokoh yang pantas untuk dikaji dan diteliti dari setiap tulisan dan pemikirannya.
Menarik untuk dilihat bahwa Islam di Asia Tenggara, yang didominasi masyarakat melayu, merupakan kekuatan sosial politik yang patut diperhitungkan. Ia merupakan agama negara kerajaan Brunei Darussalam, Agama resmi negara Federasi Malaysia, agama yang dianut oleh sekitar 90% dari seluruh penduduk Indonesia, sebuah negara dengan penduduk terbesar keempat di dunia. Selain itu, Islam merupakan kepercayaan yang dipeluk oleh sekelompok kaum minoritas di Filipina, Thailand, Kamboja dan Singapura. Dengan kenyataan ini, Asia Tenggara merupakan satu-satunya wilayah di dunia, di luar wilayah Islam yang terbentang dari Afrika Barat Daya hingga Asia Selatan, yang mempunyai penduduk Muslim terbesar.[5]
Meskipun kawasan Asia tenggara saat ini merupakan wilayah Islam yang mempunyai penduduk muslim terbesar, namun harus diakui bahwa kajian keislaman di kawasan ini masih minim. Peradaban Islam yang disorot dalam kajian-kajian Islam sampai saat ini hanya masih terbatas pada empat kebudayaan atau sub-peradaban Islam yang dominan. Semuanya berkaitan dengan empat kawasan, yaitu kawasan pengaruh kebudayaan Arab (Timur Tengah dan Afrika Utara, termasuk Spanyol Islam), kawasan pengaruh kebudayaan Persia (Iran dan negara-negara Islam Asia Tangah), Kawasan pengaruh kebudayaan Turki, dan kawasan pengaruh kebudayaan India Islam.[6] Kajian Islam yang masih membatasi empat kawasan itu masih terlihat dalam tulisan-tulisan ilmuan kontemporer yang mengkaji persoalan keislaman. Dengan demikian, penulis berkeinginan untuk melihat dan mengadakan penelitian lebih jauh mengenai peradaban Islam di Asia Tenggara atau dengan kata lain, bagaimana Islam membangun peradabannya di Kepulauan Melayu, khususnya di Indonesia. Islam di Indonesia sebenarnya sudah berkembang pada Periode Pertengahan Sejarah Islam, tetapi kajiannya masih sedikit dan terpisah dari pembahasan periode itu.
Pada periode pertengahan, pembahasan yang paling banyak mendapat tempat adalah percaturan politik di ‘pusat Islam’ dan peradaban yang dibina oleh dinasti-dinasti Islam besar seperti Usmani di Turki, Safawi di Persia, dan Mughal di India. Kajian keislaman di Asia Tenggara masih belum banyak mendapatkan perhatian yang memadai dan perlu untuk digali serta dikembangkan agar tidak menjadi kajian yang terabaikan dalam totalitas kajian keilmuan Islam.
Penelitian yang akan dilakukan ini diharapkan dapat menguraikan pengaruh datangnya Islam di Asia Tenggara terhadap munculnya peradaban baru di kepulauan Melayu, khususnya di Indonesia. Mengapa dikatakan ‘baru’, adalah karena dimungkinkan sekali Islam telah membawa nuansa-nuansa baru, baik dari segi kepercayaan, pola pikir, adat istiadat, bahasa dan budaya dan bahkan politik serta ideologi yang akhirnya berinteraksi dengan peradaban kuno di Kepulauan Melayu. Hasil dari interaksi dan saling pengaruh mempengaruhi antara agama Islam dan peradaban pribumi tersebut memunculkan sebuah peradaban Melayu modern yang dipengaruhi oleh peradaban Islam.
Memang diakui kajian ini memang terlalu luas dan sulit untuk diteliti dalam waktu yang singkat dan ditambah dengan tidak banyaknya literatur-literatur yang memiliki otoritas dan kredibilitas yang mumpuni dalam kajian keislaman di Asia Tenggara, maka penelitian ini akan mengangkat tulisan-tulisan Syed Muhammad Naquib Al-Attas mengenai sejarah pemikiran dan tentang Islamisasi di Kepulauan Melayu-Indonesia. Di antara tulisan-tulisan yang berkaitan dengan kajian Islam di Kepulauan Melayu, Al-Attas adalah salah satu tokoh yang banyak punya kredibilitas mengenai hal itu. Tulisan-tulisannya mengenai sejarah pemikiran dan perkembangan tasawuf di Asia Tenggara, khususnya tentang tokoh tasawuf Nuruddin Al-Raniry dan Hamzah Fansuri, merupakan penelitian yang mendapat apresiasi tinggi di kalangan ilmuan dan intelektual. Selain itu, berbagai tulisannya yang berkaitan dengan filsafat, sejarah pemikiran, peradaban dan kebudayaan Melayu, pendidikan dan lain sebagainya membuat Al-Attas menjadi tokoh yang pantas untuk dikaji dan diteliti dari setiap tulisan dan pemikirannya.
B. Rumusan Masalah
Seperti telah dikemukakan terdahulu bahwa permasalahan utama yang menjadi fokus penelitian ialah mengenai Islamisasi Kepulauan Melayu dalam pandangan Syed Muhammad Naquib Al-Attas. Maka sub permasalahan di atas dapat dirincikan kepada:
Bagaimanakah proses Islamisasi Kepulauan Melayu dalam pemikiran Syed Muhammad Naquib Al-Attas?
Bagaimanakah pengaruh kedatangan Islam terhadap masyarakat Melayu di Kepulauan Nusantara?
Permasalahan-permasalahan pokok di atas merupakan hal penting yang ingin dijawab dalam penelitian ini. Perlu diketahui bahwa Syed Muhammad Naquib al-Attas merupakan seorang tokoh yang serius dalam memberikan perhatian terhadap sejarah pemikiran Islam Asia Tenggara khususnya tentang Sejarah peradaban dan kebudayaan Melayu. Oleh sebab itu, kedua permasalahan inilah yang ingin dicari jawabannya dalam penelitian ini.
C. Batasan Istilah
Untuk memelihara konsistensi dalam penggunaan istilah yang digunakandalam penelitian ini, beberapa istilah kunci yang terdapat di dalamnya akan diberikan batas pengertian sehingga terhindar dari kemungkinan terjadinya multi interpretasi dan kesimpangsiuran atas istilah-istilah yang digunakan. Adapun judul penelitian ini ialah “Pandangan Syed Muhammad Naquib Al-Attas mengenai Islamisasi Kepulauan Melayu.” Judul penelitian ini mencakup beberapa istilah kunci yaitu Pandangan, Islamisasi, dan Kepulauan Melayu.
Islamisasi dalam kajian ini menunjukkan sebuah proses pengislaman. Yaitu suatu kegiatan yang berlangsung dalam suatu waktu dan tempat, yang mengakibatkan suatu perubahan dalam tataran konsep, pola pikir, budaya, dan aturan-aturan hidup pada suatu masyarakat. Islamisasi jika merujuk kepada yang dikemukakan Syed Muhammad Naquib Al-Attas ialah “Pembebasan manusia dari berbagai tradisi lama yang mengikatnya seperti tradisi magis, mitologis, animistis, nasional-kultural sehingga pada akhirnya menjadi manusia Islam yang nalar dan bahasanya tidak lagi dikendalikan oleh ilmu gaib, mitologi, animisme, takhyul, tradisi-tradisi nasional dan kulturalnya serta dari paham sekular”.[7]
Sementara mengenai istilah ‘Kepulauan Melayu’ yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah sejumlah pulau-pulau yang didiami oleh masyarakat Melayu. Kepulauan Melayu pada dasarnya merupakan gugusan pulau-pulau yang tersebar merata dimulai dari pulau Madagaskar hingga ke pulau-pulau yang berada di samudera Fasifik, seperti pulau Solomon dan Hawai.[8] Ada istilah lain dari Kepulauan Melayu yang sering disebutkan, yaitu Kepulauan Nusantara. Istilah Nusantara menunjukkan sebuah wilayah yang dimulai dari Pulau Sumatera di bagian Barat sampai ke pulau rempah-rempah di Timur, dan dari Pulau Jawa di bagian Selatan menuju ke dataran Kamboja, semenanjung Indo-Cina di bagian Utara. Daerah ini dikenali dengan nama Dunia Melayu, atau terkadang disebut sebagai Nusantara atau dunia pulau-pulau.[9]
Namun, dalam penelitian ini, sebagaimana pengkhususan yang dibuat Al-Attas bahwa ketika ia membicarakan Kepulauan Melayu, ia hanya mengambil contoh pada pulau Sumatera, Jawa, dan Semenanjung Melayu (Malaysia sekarang). Hal ini wajar mengingat sejarah telah menunjukkan bahwa awal kedatangan Islam dan penyebaran Islam di Kepulauan Melayu itu diawali dari ketiga pulau tersebut.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan jawaban terhadap pertanyaan yang telah dibatasi pada rumusan masalah yang mengacu pada inventarisasi,[10] yakni mengumpulkan semua karya Syed Muhammad Naquib al-Attas yang berhubungan dengan masalah yang dibahas, kemudian berupaya untuk merumuskannya dengan metodologi yang jelas agar menjadi gagasan yang lebih utuh dan sistematis. Secara lebih khusus penelitian ingin mengetahui tentang:
- Teori Islamisasi Kepulauan Melayu dalam pandangan Syed Muhammad Naquib Al-Attas.
- Pengaruh kedatangan Islam terhadap masyarakat Melayu di kepulauan Nusantara.
Adapun kegunaan penelitian yang diharapkan dari penelitian ini ialah untuk memperkaya khazanah ilmu pengetahuan khususnya yang berkaitan dengan teori Islamisasi di Kepulauan Melayu. Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi siapa saja yang menaruh minat dan perhatian terhadap sejarah pemikiran Islam di Asia Tenggara khususnya yang berkembang di Kepulauan Melayu.
Selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan penulis dalam melakukan penelitian ilmiah dan berfikir secara kritis dan sistematis. Hasil penelitian yang dibuat ini, semoga dapat dijadikan sebagai wawasan tambahan bagi siapa saja yang menaruh minat dan perhatian terhadap pemikiran tokoh Syed Muhammad Naquib Al-Attas yang sampai saat ini masih belum banyak disentuh oleh peneliti-peneliti sejarah pemikiran Islam di Indonesia.
Kajian Terdahulu
Sebagai pemikir muslim terkenal,[11] kemungkinan besar sudah banyak penelitian yang telah dilakukan berkaitan dengan Syed Muhammad Naquib Al-Attas yang tersebar di dunia Muslim khususnya di Asia Tenggara, baik penelitian itu dilakukan oleh penulis-penulis muslim bahkan oleh peneliti asing. Namun dalam hal ini penelitian-penelitian tentang Syed Muhammad Naquib Al-Attas tersebut tidak dapat terdeteksi seluruhnya oleh penulis dikarenakan kesempatan dan waktu penulisan proposal yang singkat. Berdasarkan penelusuran penulis ke berbagai perpustakaan dan toko buku, maka penulis menemukan tiga penelitian yang dilakukan terhadap al-Attas, yaitu:
- Wan Mohd Nor Wan Daud, yang telah diterbitkan dalam bahasa Indonesia berjudul Filsafat dan Praktik Pendidikan Islam: Syed Muhammad Naquib al-Attas, (Bandung: Mizan, 2003). Penelitian ini membahas pemikiran al-Attas tentang pendidikan Islam yang ide utamanya berkaitan dengan Islamisasi ilmu pengetahuan sekaligus aplikasinya dalam pendidikan Islam.
- S. Harahap, penelitian ini merupakan Skripsi yang dibuat untuk menyelesaikan pendidikan Strata-1 di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Padang Sidempuan. Adapun judul penelitian tersebut ialah “Hakikat Pendidikan Islam Menurut Syed Muhammad Naquib Al-Attas”. Sesuai judulnya, penelitian ini memusatkan perhatian terhadap hakikat hidup manusia dalam kedudukannya sebagai makhluk pendidikan dalam tinjauan filsafat, khususnya filsafat pendidikan Islam.
- Rosnita, penelitian ini berupa tesis yang mulai diteliti pada tahun 2005 berjudul Pemikiran Syed Muhammad Naquib al-Attas Tentang Kurikulum Pendidikan Islam. Penelitian ini masih terkait dengan masalah pendidikan karena yang menjadi pokok utama penelitian adalah tentang kurikulum pendidikan Islam. Penelitian ini lebih dikhususkan pada isi dan muatan pengetahuan yang terdapat dalam kurikulum berikut pola-pola pengorganisasian Kurikulum.
Karya-karya tulisnya mengenai bidang-bidang yang disebutkan di atas telah diakui sebagai karya tulis yang banyak mendapat apresiasi tinggi dari berbagai kalangan yang telah membaca tulisan-tulisannya. Syed Muhammad Naquib Al-Attas merupakan Professor Pemikiran Islam di Universitas Antar Bangsa Malaysia. Oleh sebab itu, cukup disayangkan apabila hanya aspek pendidikan saja dari sejumlah pemikiran yang dimiliki Al-Attas yang banyak dimunculkan kembali oleh para pemikir dan intelektual muda Islam. Dengan demikian, penelitian ini akan mencoba memunculkan pemikiran Syed Muhammad Naquib Al-Attas tentang teori Islamisasi di Kepulauan Nusantara.
Metodologi Penelitian
a. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang hendak dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data tertulis mengenai ide, gagasan atau pemikiran Al-Attas mengenai teori Islamisasi dan Pengaruhnya pada masyarakat Melayu sebagaimana terdapat dalam beberapa buku yang ditulisnya. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi kepada sumber primer dan sekunder. Sumber primer atau sumber pokok dalam penelitian ini, yaitu termuat dalam Islam Dalam Sejarah dan Kebudayaan Melayu, Cet.2, (Bandung: Mizan, 1977), dan Islam And Secularism, (Delhi: New Crescent Publishing Co, 2002). Kedua buku ini berisi pandangan Naquib Al-Attas tentang Islam dan peradaban Melayu.
Sedangkan sumber sekunder adalah sumber pendukung terhadap sumber pokok, yaitu sumber atau referensi baik dalam tulisan al-Attas sendiri, maupun dari tulisan orang lain berkaitan antara Islam dan peradaban Melayu. Adapun sumber-sumber sekunder tersebut antara lain: Karya-karya Syed Muhammad Naquib al-Attas: Dilema Kaum Muslimin, terj. Anwar Wahdi Hasi & Muchtar Zoerni, (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1986); Islam: The Concept of Religion and Foundation of Ethics and Morality, dalam Altaf Gauhar, (ed.), The Challenge of Islam (London: Islamic Council of Europe, 1978); Konsep Pendidikan Dalam Islam, terj. Haidar Bagir (Bandung: Mizan, 1984); Mohd. Koharuddin Mohd. Balwi, Peradaban Melayu, (Johor Darul Ta’zim: Universiti Teknologi Malaysia, 2005) dan lain sebagainya.
b. Metode dan Pendekatan
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tokoh atau penelitian biografis. Penelitian ini digunakan untuk meneliti kehidupan seseorang dan hubungannya dengan masyarakat. Dalam penelitian ini, diteliti sifat-sifat, watak, pengaruh, baik pengaruh lingkungan maupun pengaruh pemikiran dan ide dari tokoh tersebut pada masa hidupnya.[12] Sementara pendekatan yang digunakan ialah pendekatan sejarah (historical approach). Hal ini dapat dilakukan dengan mengetahui latar belakang dari tokoh tersebut. Latar belakang dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu latar belakang internal dan eksternal. Latar belakang internal mencakup kepada; latar belakang kehidupan (masa kecil dan keluarga), latar belakang pendidikan, pengaruh yang diterima tokoh tersebut, segala macam pengalaman yang membentuk pandangannya, serta perkembangan pemikirannya. Selanjutnya dari sudut eksternal, dapat dilihat kepada; keadaan khusus yang dialami seorang tokoh, yaitu keadaan sosio-ekonominya, politik, budaya, sastra dan filsafat. Hal ini penting mengingat seorang tokoh adalah anak zamannya. Tidak ada pemikiran seorang tokoh yang muncul tanpa konteks.[13]
Adapun dalam pencarian data, penelitian ini menggunakan penelitian pustaka (library research) dengan membaca karya-karya al-Attas sebagai sumber pokok dan sumber pendukung. Begitu juga dengan penulis-penulis lain yang berbicara mengenai gagasan al-Attas tersebut atau yang berkaitan dengan isu-isu seputar masalah Islamisasi Kepulauan Melayu.
c. Pedoman Teknis Penulisan
Adapun sebagai buku pedoman dalam teknis penulisan laporan penelitian, maka berpedoman kepada buku Pedoman Penulisan Proposal & Tesis yang diterbitkan oleh Program Pascasarjana IAIN Sumatera Utara tahun 2006. Akan tetapi jika pedoman dan teknik yang akan digunakan ternyata tidak ditemukan dalam buku tersebut, maka akan digunakan buku pedoman lainnya, terutama buku pedoman yang mempunyai model dan kemiripan yang sama dengan buku pedoman yang dikeluarkan oleh Program Pascasarjana IAIN Sumatera Utara.
Sistematika Laporan Penelitian
Secara keseluruhan, laporan penelitian ini akan dibagi dalam lima bab pembahasan. Bab satu sebagai bab pendahuluan menjelaskan secara ringkas mengenai latar belakang yang menjadi dasar permasalahan, argumentasi dan pentingnya penelitian ini. Dilanjutkan dengan perumusan masalah, batasan istilah, tujuan dan kegunaan penelitian, kajian terdahulu, penjelasan mengenai metodologi penelitian dan sistematika laporannya.
Selanjutnya dalam bab dua, akan diuraikan mengenai bografi Syed Muhammad Naquib Al-Attas yang meliputi; Kondisi Sosial, Kultural dan Politik sebelum dan sesudah kelahiran Al-Attas, Latar Belakang Kehidupan dan Pendidikan, Kegiatan dan Karir, dan karya-karya atau sumbangannya dalam khazanah keilmuan Islam.
Pada bab ketiga, akan dijelaskan mengenai kondisi sosial dan budaya, sistem kepercayaan dan pemikiran masyarakat Melayu pra Islam. Dilanjutkan dengan teori-teori Islamisasi di kepulauan Nusantara yang dikemukakan oleh para ahli serta penjelasan mengenai pengaruh-pengaruh kedatangan Islam terhadap masyarakat Melayu di kepulauan Nusantara.
Pembahasan pada bab keempat merupakan pembahasan yang berfokus pada pandangan-pandangan Al-Attas berkaitan dengan; sejarah kebudayaan, sistem kepercayaan dan pandangan dunia masyarakat Melayu pra-Islam, teori Islamisasi Kepulauan Melayu-Indonesia, dan pengaruh kedatangan Islam dalam sistem kehidupan masyarakat Melayu.
Adapun bab kelima sebagai bab penutup, akan berisi pada kesimpulan dan komentar penulis dalam melihat teori Islamisasi yang dikemukakan Al-Attas, sekaligus berusaha menyimpulkan pandangan Al-Attas tersebut secara lebih utuh dan sistematis.
Daftar Pustaka dan Footnote
- Albert Hourani, Islam Dalam Pandangan Eropa, Terj. Imam Baihaqi & Ahmad Baidlowi Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1970
- Anton Bakker & Achmad Charris Zubeir, Metodologi Penelitian Filsafat, (Yogyakarta: Kanisius, 1990
- Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, cet.10, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000
- M. Nasir Tamara & Saiful Anwar Hashem, Agama dan Dialog Antar Peradaban, dalam Agama dan Peradaban, dalam: M. Nasir Tamara & Elza Peldi Taher (ed.), Jakarta: Paramadina, 1996
- Mohd. Koharuddin Mohd. Balwi, Peradaban Melayu, Johor Darul Ta’zim: Universiti Teknologi Malaysia, 2005
- Muhammad Naquib Al-Attas, Islam and Secularism, Delhi: New Crescent Publissing Co, 2002
- Omar Farouk, Muslim Asia Tenggara Dari Sejarah Menuju Kebangkitan Islam, dalam: Pembangunan dan Kebangkitan Islam di Asia Tenggara, Saiful Muzani (ed.), Jakarta: Pustaka LP3ES, 1993
- Syahrin Harahap, Metodologi Studi Tokoh Pemikiran Islam, (Jakarta: Mulya Istiqomah Press, 2006) h. 41. Anton Bakker & Achmad Charris Zubeir, Metodologi Penelitian Filsafat, Yogyakarta: Kanisius, 1990
- Umi Chulsum & Windi Novia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Surabaya: Kashiko, 2006
- Ziauddin Sardar, Masa Depan Peradaban Islam, Alih Bahasa: Mochtar Zoerni & Ach. Hafas Sn, Surabaya: Bina Ilmu, 1985
- Ziauddin Sardar & Merryl Wyn Davies (ed.), Wajah-Wajah Islam, terj. A.E. Priono dan Ade Armando, Bandung: Mizan, 1989
----------------------
[1] Azra, Jaringan.., h. 24
[2] Lihat, A. Hasjmi (peny.) sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam di Indonesia, (Bandung: Al-Ma’arif, 1989) h. 7
[3] Azra, Jaringan.., h. 28
[4] S.M.N. Al-Attas, Preliminary Statement on a General Theory of the Islamization of the Malay-Indonesian Archipelago, (Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, 1969) h. 1
[5] Omar Farouk, Muslim Asia Tenggara Dari Sejarah Menuju Kebangkitan Islam, dalam: Pembangunan dan Kebangkitan Islam di Asia Tenggara, Saiful Muzani (ed.), (Jakarta: Pustaka LP3ES, 1993) h. 23-24
[6] Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, cet.10 (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000) h. 4
[7] Muhammad Naquib Al-Attas, Islam and Secularism, (Delhi: New Crescent Publissing Co, 2002) h. 197-198
[8] Untuk lebih lengkap mengenai konsep Dunia Melayu, dapat dilihat Pada Mohd. Koharuddin Mohd. Balwi, Peradaban Melayu, (Johor Darul Ta’zim: Universiti Teknologi Malaysia, 2005) h. 4-14
[9] Mohd. Taib Osman, Islamic Civilization in the Malay World, (ed.) (Selangor Darul Ihsan: Dewan Bahasa dan Pustaka and The Research Centre For Islamic History, Art and Culture, 1997) h. xxv
[10] Inventarisasi: membaca dan mempelajari secara luas dan mendalam pemikiran seorang tokoh sehingga dapat diuraikan setepat dan sejelas mungkin. Hal ini sangat urgen dilakukan karena untuk mengetahui pemikiran seorang tokoh akan sukar dilakukan oleh orang yang tidak mempunyai pemahaman yang mendalam terhadap objek yang diteliti. Syahrin Harahap, Metodologi Studi Tokoh Pemikiran Islam, (Jakarta: Mulya Istiqomah Press, 2006) h. 41. Anton Bakker & Achmad Charris Zubeir, Metodologi Penelitian Filsafat, (Yogyakarta: Kanisius, 1990) h. 58
[11] Ziauddin Sardar menyebut Naquib Al-Attas sebagai salah satu pemikir paling orisinil pada zaman sekarang ini. Professor Al-Attas adalah pengarang buku Islam, Secularism and the Philosophy of the Future (1984) yang banyak mendapat sambutan, dan studi-studi yang sungguh monumental tentang tasawuf, termasuk The Mysticism of Hamzah Fansuri (1970) dan A Commentary of the Hujjat Al-Shadiq of Nur Al-Din Al-Raniri (1986). Dia telah berhasil memecahkan teka-teki kuno Inskripsi Trengganu dan menemukan manuskrip Melayu Tertua: Sebuah Terjemahan Melayu Abad ke-16 dari ‘Aqa`id Al-Nasafi (1988). Al-Attas adalah pendiri dan direktur Internasional Institute of Islamic Thought and Civilization di Kuala Lumpur, Malaysia. Lihat; Ziauddin Sardar & Merryl Wyn Davies (ed.), Wajah-Wajah Islam, terj. A.E. Priono dan Ade Armando, (Bandung: Mizan, 1989) h. 13
[12] Moh. Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988), h. 62
[13] Harahap, Metodologi..., h. 36