Dalam makalah ini tidak akan dibicarakan lagi mengenai defenisi-defenisi tasawuf, sufisme atau spiritualitas karena sudah diangggap maklum. Yang sedikit perlu dijelaskan nanti bahwa seni arsitektur Islam memiliki hubungan yang kuat dengan dimensi mistik dan nuansa kebatinan yang dipengaruhi paham-paham mistis dalam tradisi Persia kuno (ajaran Zoroaster) dan Hinduisme. Sebagai contoh, penulis akan sedikit memaparkan tentang bangunan arsitektur keraton di Jawa. Pengaruh paham-paham dari luar tersebut berbaur dengan nilai-nilai spiritualitas Islam, namun tetap dalam kerangka spiritualitas Islam. Semoga makalah ini bermanfaat.
Pendahuluan
SENI ARSITEKTUR ISLAM |
Seni adalah produk aktivitas yang dilakukan secara sadar yang bertujuan untuk mendapatkan atau mencapai nilai estetika. Karena itu, seni seringkali berkonotasi estetika atau keindahan. Bicara tentang seni, maka akan meliputi pembahasan yang luas. Seni juga terbagi dalam beberapa jenis seperti seperti seni musik, seni sastra, seni pahat dan ukir, seni tari, seni suara, seni arsitektur dan sebagainya. Dalam konsep Islam, Allah merupakan pusat dari nilai-nilai estetika ini. Allah menyukai keindahan dan menciptakan segala sesuatu dengan indah menurut porsinya. Tujuan kesenian dalam konsep Islam adalah sama dengan tujuan hidup seorang Muslim, yakni pencarian kebahagiaan material dan spiritual di dunia serta akhirat di bawah naungan keridhaan Allah swt. Seni Islam diabadikan pada tujuan hidup manusia Muslim yang senantiasa mencari ridha Allah. Karena itu, konsep-konsep seni Islam lebih bersifat teosentrik, berbeda dengan konsep-konsep seni non-Islam yang bersifat antroposentrik.[3] Arsitektur (architecture) sebagai bagian dari seni, merupakan seni atau ilmu yang berkaitan dengan desain dan pembuatan sebuah bangunan.[4] Arsitektur dalam bahasa Arab biasa disebut `umran, bunyan, yang artinya bangunan atau gedung. Untuk seni arsitektur atau teknik bangunan disebut “handasah al-mi`mar”. Sementara al-muhandis adalah sebutan bagi seorang arsitek, pembuat bangunan atau seseorang yang ahli geometri. [5] Dilihat dari defenisinya, arsitektur Islam ialah arsitektur yang dibuat untuk dan oleh orang Islam untuk beribadah dan mengabdi kepada Allah SWT, juga menunjukkan keterikatan makhluk dengan khaliknya, baik yang mempunyai fungsi keagamaan maupun fungsi sekuler, yang dihasilkan di negeri-negeri Islam.[6] Arsitektur yang memiliki fungsi keagamaan, misalnya masjid, madrasah, makam dan bangunan-bangunan yang dijadikan sebagai tempat ibadah. Sementara yang memiliki fungsi sekuler, seperti istana, rumah, benteng dan sebagainya. Istilah yang analog untuk menyebutkan jenis-jenis tersebut ialah bangunan yang bersifat sakral dan bangunan yang bersifat profan. Nilai-nilai spriritualitas dalam arsitektur Islam biasanya diimbangi dengan nilai-nilai estetika yang dimilikinya. Sebuah kolaborasi yang baik antara keindahan lahiriah dengan nilai-nilai batiniah yang terdapat di dalamnya, menjadikan arsitektur Islam sebagai salah satu yang terbaik dalam jajaran pengembangan arsitektur-arsitektur lainnya di luar Islam. Mengenai hal ini, kidwai menjelaskan: “Bangunan Islam adalah contoh terbaik perpaduan dari berbagai perbedaan ekspresi estetika dalam sebuah pandangan yang luas. Berbagai macam pengembangannya tetap berada di bawah satu payung dari seni bangunan Islam. Tiap-tiap arsitekturnya memiliki keistimewaan tersendiri, namun semuanya menyatu pada level yang terkemuka sebagai sesuatu yang islami, di mana pun saja di dunia ini.”[7] |
DIMENSI SPIRITUALITAS DALAM ARSITEKTUR ISLAM
Ka’bah |
Arsitektur suci Islam yang paling awal adalah Ka’bah, dengan titik poros langit yang menembus bumi. Monumen primordial yang dibangun oleh Nabi Adam dan kemudian dibangun kembali oleh Nabi Ibrahim ini, merupakan refleksi duniawi dari monumen surgawi yang juga terpantul dalam hati manusia.[14] Ka’bah adalah sebuah bangunan batu dengan bentuk menyerupai kubus berukuran 12 m2 dan tinggi 15 m. Ia biasanya ditutupi dengan kiswah hitam. Banyak penyair membandingkan bangunan berselubung hitam ini seorang mempelai wanita yang telah lama dirindukan untuk diraih dan dicium. sebagaimana banyak terdapat dalam puisi Persia.[15] Lanjutannya
Lanjutannya
Sementara jembatan dilambangkan sebagai mediator antara surga dan bumi, sebagai penghubung antara manusia dan kekuatan alam; dan itu menghubungkan dengan fitrah kemanusiaan sebagai wakil Tuhan di bumi, bertanggung jawab untuk memelihara alam, dan sebagai pelayan Tuhan serta melakukan apa yang Tuhan inginkan. Dalam perjalanan spiritual ini, dua konsep harus dapat terjembatani. Jadi, salah satu menjadi penahan keseimbangan dari satu kepemilikan alam, ketika pada saat yang sama, merealisasikan bahwa itu semua adalah kepunyaan Tuhan.[30] Bangunan yang bernilai arsitektur tinggi di dunia Timur adalah Mauseleum. Ia hadir sebagai bangunan yang penting setelah masjid dan istana. Mauseleum seringkali dibangun untuk menunjukkan kepada masyarakat mengenai kekuatan politik atau keistimewaaan dalam suatu bidang bagi seseorang yang telah wafat.[31] Ia memiliki bentuk yang bermacam-macam, terkadang menyerupai sebuah masjid dan terkadang menyerupai sebuah istana. Mauseleum juga hadir sebagai bangunan yang didirikan untuk memperingati wafatnya seseorang yang berpengaruh di suatu masyarakat. |
ARSITEKTUR ISLAM DI JAWA
Daftar Pustaka dan FootNote
Jika Anda Tertarik untuk mengcopy Makalah ini, maka secara ikhlas saya mengijnkannya, tapi saya berharap sobat menaruh link saya ya..saya yakin Sobat orang yang baik. selain Makalah Spirit dan Arsitektur Islam, anda dapat membaca Makalah lainnya di Aneka Ragam Makalah. dan Jika Anda Ingin Berbagi Makalah Anda ke blog saya silahkan anda klik disini.Salam saya Ibrahim Lubis. email :ibrahimstwo0@gmail.com |