Banyak sisi negatif dan positif dalam mengarungi kehidupan ini. Sisi negatif terlahir dari ketidaktahuan dan ketidakpedulian manusia mengenai hakikat dirinya sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Keberadaan Manusia sebagai makhluk sempurna tidak saja sebagai pemimpin di muka bumi ini, tetapi manusia juga telah diberi amanah untuk menjadi pemelihara kestabilan alam sebagai awal dari akhir penentuan manusia kelak.
Jika manusia mampu menjalankan amanah dan mampu mengenal dirinya sebagai hamba Allah, maka akan lahir sebuah kehidupan yang positif, akan tetapi jika hal tersebut tidak dilakukan dengan baik maka sisi negatiflah yang akan menjulang tinggi yang lambat laun akan menghancurkan kehidupan manusia itu sendiri.[1] Untuk itu, perlulah kita melakukan analisa diri dan selalu mengkaji diri kita, apakah kita termasuk orang yang mampu memaknai kehidupan ini dengan baik atau sebaliknya.
Untuk memaknai kehidupan ini secara sempurna dengan tujuan yang baik perlu dilakukan beberapa kiat. Enam kiat ini diharapkan dapat memotivasi kita untuk menjadi manusia yang sesungguhnya yaitu Manusia yang bertanggung jawab dan membawa manfaat bagi diri sendiri maupun untuk seluruh alam semesta.
Enam kiat memaknai kehidupan yaitu:
1. Mulai Dengan Nama Allah
بسم الله الرحمن الرحيم Dengan Nama allah yang Maha Pengasih dan Penyayang
Hidup adalah milik Allah, maka mulailah hidup ini selalu mengingat Allah. Karena Allah sampai hari ini masih memberikan nikmat dan karunianya kepada kita semua. Bagi mereka yang melupakan ini berarti mereka merupakan makhluk yang lupa bahwa kelak jika sudah waktunya ia akan kembali kepada sang pemilik nyawa Allah Swt.[2]
Muslim memulai segala sesuatu harus dengan mengingat Allah dengan memohon dan berserah diri hanya kepada Allah semata. Memulai apapun dalam bingkai kasih sayang adalah ciri muslim sejati. Maka jika kita ingin disayangi Allah maka tebarkanlah kasih sayang.[3]
2. Bersyukur dan Kerja Maksimal
الحمد لله رب العالمين Segala Puji Bagi Allah Tuhan Semesta alam
Jika ada zat yang layak dipuji, maka Ia adalah Allah. Allah adalah Tuhan yang maha esa yang selalu mencurahkan segala rezeki di alam semesta ini. Manusia yang mampu memaknai kehidupan ini dengan bijak adalah manusia yang selalu bersyukur dan berterima kasih dalam keadaan apapun.[4]
Dalam keadaan susah, senang, kaya, miskin dan apapun bentuknya kita wajib bersyukur dan berterima kasih kepada Allah, karena hingga saat ini kita tidak akan mampu membayar segala apa yang masih kita nikmati walaupun seluruh alam siap bersedia memberikan segala fasilitas untuk menuliskan satu persatu nikmat dari Allah yang masih kita rasakan. Oleh karena itu, orang yang bijak adalah orang yang selalu berterima kasih dan bersyukur kepada Allah
3. Harus menjadi yang terbaik dan tebar kasih
الرحمن الرحيم Yang maha Pengasih dan Penya yang
Di ulangi nama terbaik-Nya Yang Maha Pengasih, Maha penyayang, karena Rahmat dan Kasih-Nya lebih dominan daripada Murka-Nya. Allah menginginkan Muslim untuk menjadi makhluk yang selalu menjadi terbaik dan melakukan hal yang terbaik dalam bingkai kasih sayang sebagai makna dari kehidupan yang sesungguhnya.[5]
Untuk seterusnya bersambung dan masih tahap penulisan................
Footnote
- [1] Ibrahim Lubis, Mahasiswa Pascasarjana IAIN-SU Medan.
- [2] Ibrahim Lubis, Mahasiswa Pascasarjana IAIN-SU Medan.
- [3] Zainal Arifin Zakaria, Tafsir Inspirasi (Medan: Duta Azhar, 2012), h. 1
- [4] Zainal Arifin Zakaria, Ibid
- [5] Zainal Arifin Zakaria, Ibid