Moral dan karakter anak terbentuk dari berbagai macam pola. Diantaranya adalah lingkungan disekitarnya. Berikut beberapa hal yang memperngaruhi pola, karakter dan perilaku moral anak dari tiga lingkungan utama; lingkungan rumah, lingkungan sekolah, dan lingkungan teman sebaya.
Lingkungan rumah
Perkembangan moral anak akan sangat dipengaruhi oleh bagaimana lingkungan keluarganya. Karenaya, keharmonisan keluarga menjadi sesuatu hal mutlak untuk diwujudkan, misalnya suasana ramah. Ketika keikhlasan, kejujuran dan kerjasama kerap diperlihatkan oleh masing-masing anggota keluarga dalam hidup mereka setiap hari, maka hampir bisa dipastikan hal yang sama juga akan dilakukan anak bersangkutan.
Sebaliknya, anak akan sangat sulit menumbuhkan dan membiasakan berbuat dan bertingkah laku laku baik manakala di dalam lingkungan keluarga (sebagai ruang sosialasi terdekat, baik fisik maupun psikis) selalu diliputi dengan pertikaian, pertengkaran, ketidakjujuran, kekerasan, baik dalam hubungan sesama anggota keluarga ataupun dengan lingkungan sekitar rumah.
Demikian pula status sosio—ekonomi. Status sosio-ekonomi, dalam banyak kasus menjadi sangat dominan pengaruhnya. Ini sekaligus menjadi latar mengapa anak-anak tersebut memutuskan terjun ke jalanan. Namun selain faktor tersebut (ekonomi), masih ada penyebab lain yang juga akan sangat berpengaruh mengapa anak memutuskan tindakannya itu, yakni peranan lingkungan rumah, khususnya peranan keluarga terhadap perkembangan nilai-nilai moral anak, dapat disingkat sebagai berikut:
- Tingkah laku orang di dalam (orangtua, saudara-saudara atau orang lain yang tinggal serumah) berlaku sebagai suatu model kelakuan bagi anak melalui peniruan-peniruan yang dapat diamatinya.
- Melalui pelarangan-pelarangan terhadap perbuatan-perbuatan tidak baik, anjuran-anjuran untuk dilakukan terus terhadap perbuatan-perbuatan yang baik misalnya melalui pujian dan hukuman.
- Melalui hukuman-hukuman yang diberikan dengan tepat terhadap perbuatan-perbuatan yang kurang baik atau kurang wajar diperlihatkan, si anak menyadari akan kerugian-kerugian atau penderitaan-penderitaan akibat perbuatan-perbuatannya.
Lingkungan sekolah
Intensifikasi dan modifikasi dasar-dasar kepribadian dan pola-pola sikap untuk yang telah diperoleh melalui pertumbuhan dan perkembangan akan dialami secara meluas apabila si anak memasuki sekolah. Corak hubungan antara murid dengan guru atau murid dengan murid, banyak mempengaruhi aspek-aspek kepribadian, termasuk nilai-nilai moral yang tinggi bilamana kelompok itu sendiri sudah mempunyai norma-norma yang baik pula.
Lingkungan teman-teman sebaya
Makin bertambah umur, si anak makin memperoleh kesempatan lebih luas untuk mengadakan hubungan-hubungan dengan teman-teman bermain sebaya. Sekalipun dalam kenyataannya perbedaan-perbedaan umur relatif besar tidak menjadi sebab tidak adanya kemungkinan melakukan hubungan-hubungan dalam suasana bermain.
Makin kecil kelompoknya, dimana hubungan-hubungan erat terjadi, makin besar pengaruh kelompok itu terhadap anak, bila dibandingkan dengan kelompok itu terhadap anak, bila dibandingkan dengan kelompok yang besar anggota-anggota kelompoknya tidak tetap.[1]
Terkait dengan tingkat perkembangan anak yang banyak ditentukan dan dipengaruhi lingkungan sekitarnya, Abu Ahmadi, dalam bukunya “Psikologi Perkembangan” menjelaskannya dengan teori interaksionisme. Teori ini mengatakan bahwa perkembangan jiwa atau perilaku banyak ditentukan oleh adanya proses dialektik dengan lingkungannya.[2] Adapun yang dimaksud dengan adanya dialektik dengan lingkungan adalah bahwa perkembangan kognitif anak bukan merupakan sesuatu yang lahir dengan sendirinya, tapi ini dipengaruhi oleh faktor lingkungannya.
Analisa lain terkait dengan perkembangan moral juga sempat disinggung oleh Syamsu Yusuf LN, dalam bukunya “Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja”, sebagai berikut:
a. Konsistensi dalam mendidik anak
b. Sikap orangtua dalam keluarga
c. Penghayatan dan pengamalan agama yang dianut
d. Sikap konsisten orangtua dalam menerapkan norma[3]
________________
[1] Singgih D Gunarsa, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Gunung Mulia, 2003), 40 – 43.
[2] Abu Ahmadi, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), 23.
[3] Syamsu Yusuf LN, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2002), 133.
http://kafeilmu.com/2010/11/beberapa-linkungan-pembentuk-moral-anak.html/2