Makalah Pengertian Paragraf dan Perkembangannya
Pendahuluan
Untuk dapat menulis dengan baik, diperlukan juga penerapan paragraf yang baik, agar tercipta kesatuan gagasan. Paragraf yang baik akan membantu pembaca untuk lebih cepat memahami tulisan dan membantunya untuk lebih mudah dalam memahaminya. Untuk itu, perlu dipahami hal-hal yang berkaitan dengan (1) pengertian paragraf, (2) tujuan pembuatan paragraf, (3) Syarat membuat paragraf, (4) ide pokok.
1 Pengertian Paragraf
Paragraf memiliki pengertian (1) bagian dari wacana yang berisi satu gagasan pokok dan dapat diikuti oleh kalimat-kalimat penjelas, (2) Bagian dari suatu karangan atau tuturan yang terdiri dari sejumlah kalimat yang mengungkapkan satuan informasi dengan ide pokok sebagai pengendalinya. Dalam ragam tulis biasanya ditandai dengan kalimat yang menjorok ke dalam atau spasi yang berbeda.
Macam-macam paragraf:
a. paragraf pembuka
b. paragraf penghubung
c. paragraf penutup
Paragraf pembuka, memiliki fungsi
a. membuka suatu karangan
b. menarik minat dan perhatian pembaca
c. menyiapkan pikiran pembaca.
Paragraf penghubung adalah semua paragraf yang terdapat di antara paragraf pembuka dengan paragraf penutup.
Paragraf penutup, memiliki fungsi
a. mengakhiri karangan/bagian karangan
b. mengandung kesimpulan yang bulat dan betul-betul mengakhiri uraian
c. menimbulkan banyak kesan.
2 Tujuan Pembuatan Paragraf
a. memudahkan pemahaman dengan menceraikan suatu tema dari tema yang lain
b. memisahkan dan menegaskan perhentian secara wajar dan formal.
3 Syarat Membuat Paragraf
a. Kesatuan/Kepaduan:
Semua kalimat secara bersama-sama menyatakan suatu hal dan berhubungan erat.
Informasi yang dinyatakan dalam kalimat yang satu berhubungan erat dengan informasi yang dinyatakan dalam kalimat yang lain, atau dengan kata lain informasi-informasi yang dinyatakan dalam sejumlah kalimat yang membentuk paragraf itu berhubungan erat atau sangat padu. Tanpa adanya kepaduan informasi, kumpulan informasi itu tidak menghasilkan paragraf.
Contoh:
(1) Terjadi sedikit ketidaksepahaman antara kedua kakakku suami istri ketika merundingkan rencana khitanan Andi, anak mereka. (2) Kakakku perempuan berpendapat saudara-saudara dari desa tidak perlu diberitahu kecuali kakak kandung ketiga. (3) Alasannya karena akan sangat repot menyediakan tempat tidur, makan, dan sebagainya. (4) Sebaliknya, kakak iparku berpendapat mereka harus diundang demi mempererat persaudaraan.
b. Koherensi dan Kohesi
Kepaduan informasi atau kepaduan di bidang makna sering disebut koherensi. Di samping itu, terdapat kepaduan lain yang disebut kohesi, yaitu kepaduan di bidang bentuk.
Contoh:
(1) Setiap hari Ahmad bangun pukul 05.00. (2) Sesudah bersembahyang subuh, ia melakukan olah raga ringan, berjalan kaki selama kira-kira 45 menit untuk memanaskan tubuhnya. (3) Pukul 07.00 setelah keringatnya kering, ia mandi dengan air hangat dan setelah makan pagi, pada pukul 08.00 ia berangkat ke kantor hingga pukul 16.00 baru tiba di rumah. (4) Sisa waktunya dipergunakan untuk bermain-main dengan si kecil, anak tunggalnya yang baru berusia dua tahun.
c. Perkembangan paragraf
Yang dimaksud dengan perkembangan paragraf adalah perincian dari gagasan-gagasan yang membina paragraf, meliputi
1) kemampuan memperinci gagasan utama secara maksimal ke dalam gagasan-gagasan bawahan
2) kemampuan mengurutkan gagasan bawahan secara teratur.
Contoh:
(1) Peristiwa yang mungkin terjadi adalah ayam memakan telur. (2) Peristiwa itu sering dijumpai pada pemeliharaan ayam dengan system kandang litter. (3) Pada pemeliharaan system baterai, hal itu jarang terjadi karena telur akan menggelinding ke luar, terpisah dari ayam, sehingga ayam tidak dapat memakannya. (4) namun, bila telur sulit menggelinding karena kemiringan lantainya kurang, peristiwa ayam memakan telur dapat saja terjadi.
6.4 Ide Pokok
a. Ide pokok yang terletak pada bagian awal paragraf
b. Ide pokok yang terletak pada bagian akhir paragraf
c. Ide pokok yang terletak pada bagian awal dan akhir paragraf
Ide pokok yang terletak pada bagian awal paragraf pada umumnya mengandung pernyataan yang bersifat umum, pernyataan yang masih memerlukan pengembangan, rincian, dan penjelasan lebih lanjut Jadi, alur pikiran yang dikemukakan dalam paragraf itu bersifat deduktif
Contoh:
Pada gambar 20a tampak bahwa epidermis mengalami kelainan. (2) Sel-sel membesar dan ada pula yang mengalami degenerasi. (3)Jaringan palisade sudah tidak teratur lagi dan mempunyai kecenderungan untuk membentuk bulat. (4)Pada kloroplas terdapat fitoferitin dan butir-butir pati yang tidak normal (gambar 20b). (5)Dalam sel floem terdapat kristal (gambar 20c), sedangkan sel-sel floem yang sudah menderita lebih lanjut mengalami degenerasi yang berat dan bentuk sel sudah tidak jelas lagi (gambar 20d).
Ide pokok yang terletak pada bagian akhir paragraf
Ide pokok yang terletak pada bagian akhir paragraf pada umumnya merupakan kesimpulan atau rangkuman dari apa yang dikemukakan pada kalimat-kalimat di awal tulisan. Penulis lebih dahulu mengemukakan beberapa kejadian, peristiwa, atau keadaan, kemudian pada akhir paragraf dikemukakan kesimpulan atau rangkuman. Jadi, alur pikiran yang dinyatakan pada paragraf itu bersifat induktif.
Contoh:
(1) Sejak suaminya meninggal dunia dua tahun yang lalu, Ny. Ahmad sering sakit. (2) Setiap bulan ia pergi ke dokter memeriksakan sakitnya. (3) Harta peninggalan suaminya semakin menipis untuk membeli obat dan biaya pemeriksaan serta untuk biaya hidup sehari-hari bersama tiga orang anaknya yang masih belajar. (4) Anaknya yang tertua dan kedua masih kuliah di sebuah perguruan tinggi swasta, sedangkan yang nomor tiga masih duduk di bangku SMA. (5) Sungguh berat beban hidupnya.
Ide pokok yang terletak pada bagian awal paragraf bersifat umum yang sudah tentu masih memerlukan penjelasan lebih lanjut, sedangkan ide pokok yang terletak pada bagian akhir paragraf sebenarnya merupakan ulangan dari ide pokok yang terletak pada awal paragraf, tetapi bentuk kalimat atau kata-katanya tidak sama tepat. Maksud penulis mengulang ide pokok itu ialah untuk menguatkan pernyataan yang dinyatakannya pada ide pokok. Jadi, alur pikirannya bersifat deduktif-induktif.
Contoh:
(1)Jalan itu sangat ramai. (2) Pagi hari pukul 06.00 sudah banyak kendaraan yang lewat membawa sayuran dan hasil pertanian yang lain ke pasar. (3)Tidak lama kemudian, anak-anak sekolah memadati jalan itu. (4)Ada yang naik sepeda, ada yang naik sepeda motor, dan ada juga yang naik mobil jemputan. (5) Sesudah itu, datang para pegawai, baik negeri maupun swasta, berangkat ke pekerjaan masing-masing. (6) Demikianlah, hingga malam jalan itu tidak pernah sepi.
Kesimpulan
Paragraf adalah (1) bagian dari wacana yang berisi satu gagasan pokok dan dapat diikuti oleh kalimat-kalimat penjelas, atau (2) bagian dari suatu karangan atau tuturan yang terdiri dari sejumlah kalimat yang mengungkapkan satuan informasi dengan ide pokok sebagai pengendalinya. Dalam ragam tulis biasanya ditandai dengan kalimat yang menjorok ke dalam atau spasi yang berbeda.
Paragraf dibuat dengan tujuan memudahkan pemahaman dengan menceraikan suatu tema dari tema yang lain dan untuk memisahkan dan menegaskan perhentian secara wajar dan formal.
Paragraf yang baik harus memenuhi syarat kepaduan, koherensi dan kohesi, serta pengembangan yang baik. Yang dimaksud dengan kesatuan atau kepaduan adalah semua kalimat secara bersama-sama menyatakan suatu hal dan berhubungan erat. Kepaduan informasi atau kepaduan di bidang makna sering disebut koherensi. Di samping itu, terdapat kepaduan lain yang disebut kohesi, yaitu kepaduan di bidang bentuk. Adapun yang dimaksud dengan pengembangan paragraf adalah perincian dari gagasan-gagasan yang membina paragraf, meliputi (1) kemampuan memperinci gagasan utama secara maksimal ke dalam gagasan-gagasan bawahan dan (2) kemampuan mengurutkan gagasan bawahan secara teratur.
Berdasarkan penempatan ide pokok, paragraf dapat dikembangkan dengan cara (1) deduktif, yaitu ide pokok yang diletakkan pada bagian awal paragraf, (2) induktif, yaitu ide pokok yang diletakkan pada bagian akhir paragraf, dan (3) deduktif-induktif, yaitu ide pokok yang diletakkan pada bagian awal dan akhir paragraf.
Daftar Pustaka
- Badudu, J.S. 1994. Inilah Bahasa Indonesia yang Benar. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
- Dyas, Puspandari. 2007. Bahasa Indonesia. Handout kuliah Bahasa Indonesia di lingkungan STT Telkom.
- Keraf, Gorys. 1989. Komposisi. Flores : Nusa Indah.
- Ramlan, M. 1993. Paragraf : Alur Pikiran dan Kepaduannya dalam Bahasa Indonesia. Yogyakarta : Andi Offset.
- Suparno dan Mohammad Yunus. 2004. Keterampilan Dasar Menulis. Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.