Makalah Sakit Kepala
(Pengertian, Klasifikasi, Penyebab, Pencegahan dan Jenis-Jenis)
Oleh: Ibrahim Lubis, M.Pd.I
A. Pengertian Sakit Kepala
Sakit kepala yang secara medis dikenal sebagai cephalalgia atau dilafalkan cephalgia adalah suatu kondisi terdapatnya rasa sakit di dalam kepala: kadang sakit di belakang leher atau punggung bagian atas, disebut juga sebagai sakit kepala. Jenis penyakit ini termasuk dalam keluhan-keluhan penyakit yang sering diutarakan.
Sakit kepala adalah masalah universal, dengan prevalensi hampir 99%, dan merupakan alasan paling umum untuk rujukan neurologis. Sakit kepala bis memiliki makna klinis sedikit akan tetapi juga mungkin menjadi pertanda adanya penyakit yang mengancam jiwa.
(mayo) Rasa sakit pada kepala disebabkan oleh traksi/penarikan, perpindahan, peradangan, spasme dari pembuluh darah, atau distensi dari struktur di kepala atau leher yang sensitif terhadap rasa nyeri.
B. Klasifikasi Sakit Kepala
Salah satu jenis sakit kepala yang juga banyak dikeluhkan adalah sakit kepala sebelah atau migrain. Serangan sakit kepala migrain terasa lebih menyiksa dan terkadang datang tiba-tiba. Penderita migrain akan merasakan nyeri dan berdenyut seperti dipukuli dan ditarik-tarik dan biasanya disertai dengan gangguan saluran cerna seperti mual dan muntah. Penderitanya pun cenderung menjadi lebih sensitif terhadap cahaya, suara dan bau-bauan. Hal itu tentu amat mengganggu dan bisa menghambat segala aktifitas si penderita.
Kata migrain berasal dari bahasa Yunani yaitu hemicrania (hemi = setengah, cranium = tengkorak kepala). Serangan sakit kepala migrain dapat terjadi beberapa kali setahun sampai beberapa kali seminggu, dengan lama serangan biasanya 1-2 jam. Migrain atau sakit kepala sebelah sebenarnya belum diketahui secara pasti penyebabnya. Namun, diperkirakan jenis sakit kepala ini disebabkan karena adanya hiperaktifitas impuls listrik otak yang meningkatkan aliran darah di otak sehingga terjadi pelebaran pembuluh darah otak serta proses inflamasi (luka radang). Ada juga Sakit kepala tipe ketegangan (tension type headache, atau TTH) cirinya adalah kedua sisi kepala seperti diremas dengan kencang, tapi tidak disertai gejala lain (tidak mual, muntah, sensitif cahaya, dan lain-lain).
Sakit kepala sebagian besar bersifat primer yaiatu tanpa ada penyakit yang mendasarinya seperti migrain, cluster, dan tension type headache. Meskipun demikian ada juga sakit kepala yang disebabkan oleh sebuah proses yang mendasari penyakit atau kondisi atau biasa disebut sakit kepala sekunder, dimana kondisi ini harus menjadi fokus awal dalam evaluasi diagnostik sakit kepala. Manifestasi dari penyakit sistemik yang mendasari dapat membantu dalam diagnosis etiologi sakit kepala dan harus selalu dicari. Karena jika sampai terlambat bisa berakibat fatal.
Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan dari sakit kepala yang menjadi pertanda sakit kepala sekunder.
- Profil temporal/waktu.sakit kepala yang akut/mendadak menunjukkan penyebab vaskular. Dalam hal ini, yang paling dipertimbangkan sebagai diagnostik serius adalah perdarahan ''subarachnoid'', perdarahan dari malformasi arteriovenosa, hipofisis pitam, dan perdarahan ke dalam lesi massa. Jika ditemukan keluhan ini pemeriksaan CT-scan merupakan pemeriksaan tambahan yang disarankan.
- Profil lain yang mengkhawatirkan adalah percepatan pola sakit kepala. Paling umum, pola ini
terjadi pada pasien yang telah menggunakan obat analgesik secara berlebihan, tetapi juga ada kemungkinan penyebabnya akibat lesi massa yang membesar seperti tumor atau hematoma subdural.
- Sebuah sakit kepala yang baru saja dialamai oleh pasien dengan keganasan atau orang yang yang immunocompromised harus selalu diselidiki. Karena pertimbangan diagnostik metastasis, carcinomatous atau infeksi meningitis, dan abses otak
- Pasien dengan sakit kepala yang juga disertai demam, leher kaku, ruam, atau tanda-tanda lain dari penyakit sistemik juga perlu dicurigai terkena penyakit infeksi seperti: Meningitis, Ensefalitis,
penyakit Lyme, dan infeksi sistemik yang berhubungan dengan sakit kepala.
- Penurunan berat badan terakhir mungkin menyertai keganasan, arteritis sel raksasa, atau depresi.
- Demam atau kedinginan mungkin menunjukkan infeksi sistemik atau meningitis.
- Dispnea atau gejala lain dari penyakit jantung meningkatkan kemungkinan endokarditis infektif subakut dan abses otak yang dihasilkan.
- Gangguan visual menunjukkan kelainan mata (misalnya, glaukoma), migrain, atau proses intrakranial yang melibatkan saraf optik atau saluran atau jalur penglihatan sentral.
- Mual dan muntah yang umum di migrain dan sakit kepala biasanya merupakan tanda sindrom pasca trauma atau dapat dilihat sebagai perkembangan dari lesi massa. Beberapa pasien dengan migrain
juga melaporkan bahwa diare bisa turut menyertai serangan.
- Fotofobia mungkin menonjol di migrain dan meningitisakut atau perdarahan subarachnoid.
- Mialgia sering menyertai tension type headache, namun bisa juga akibat dari infeksi virus ataupun arteritis sel raksasa. Ipsilateral: satu sisi rinore dan lakrimasi selama sakit kepala menandakan serangan cluster.
- Kehilangan kesadaran sementara mungkin diakibatkan karena migrain atau neuralgia glosofaringeal.
C. Epidemiologi
Meskipun banyak orang di masyarakat umumnya mengalami tension type headache (TTH) dibanding migrain, akan tetapi sebagian besar orang yang menderita sakit kepala mencari pengobatan ketika menderita migrain. Lebih dari 90% dari 1203 pasien konsultasi dokter umum datang dengan keluhan sakit kepala didiagnosis dengan migrain sebagai penyebab keluhan mereka. Meskipun prevalensi pasien dokter umum yang didiagnosis migrain cukup banyak diantara pasien sakit kepala, akan tetapi pasien sendiri seringkali yakin bahwa sakit kepala yang mereka alami diakibatkan oleh penyakit sinus.
D. Penyebab Sakit Kepala
Karenanya, mengetahui dengan pasti penyebab dan jenisnya merupakan langkah awal untuk penyembuhannya. Berikut ini beberapa jenis gangguan nyeri kepala yang sering di derita:
1. Sakit kepala karena tegang
Gejalanya diawali dengan ketegangan di otot leher, bahu, dan tengkorak akibat tekanan emosional. Sakitnya selalu berawal dari kepala belakang, merambat ke depan, lalu ke kedua sisi kepala.
Gejalanya diawali dengan ketegangan di otot leher, bahu, dan tengkorak akibat tekanan emosional. Sakitnya selalu berawal dari kepala belakang, merambat ke depan, lalu ke kedua sisi kepala.
2. Sakit kepala migren
Umumnya sakit kepala yang dirasakan lebih berat ketimbang sakit kepala akibat ketegangan. Migren selalu dirasakan pada satu sisi kepala saja dan sering juga di belakang salah satu mata. Maka muncullah istilah “sakit kepala sebelah”. Penderita migren pada wanita kira-kira tiga kali lebih banyak dibandingkan dengan pria. Penyebabnya terutama karena perubahan hormonal.
Umumnya sakit kepala yang dirasakan lebih berat ketimbang sakit kepala akibat ketegangan. Migren selalu dirasakan pada satu sisi kepala saja dan sering juga di belakang salah satu mata. Maka muncullah istilah “sakit kepala sebelah”. Penderita migren pada wanita kira-kira tiga kali lebih banyak dibandingkan dengan pria. Penyebabnya terutama karena perubahan hormonal.
3. Sakit kepala dengan beragam gejala
Gangguan ini terutama menyerang kaum pria. Gejalanya berupa nyeri luar biasa dan umumnya terfokus di sekitar rongga mata dengan mata berair dan hidung meler.
Gangguan ini terutama menyerang kaum pria. Gejalanya berupa nyeri luar biasa dan umumnya terfokus di sekitar rongga mata dengan mata berair dan hidung meler.
4. Sakit kepala pasca-trauma
Ini sering muncul sebagai dampak dari suatu kecelakaan, meski hanya terjadi sedikit cedera di kepala. Rasa sakitnya kadang-kadang muncul setelah berminggu-minggu atau berbulan-bulan setelah cedera dan dapat berlangsung sampai setahun setelah trauma.
Ini sering muncul sebagai dampak dari suatu kecelakaan, meski hanya terjadi sedikit cedera di kepala. Rasa sakitnya kadang-kadang muncul setelah berminggu-minggu atau berbulan-bulan setelah cedera dan dapat berlangsung sampai setahun setelah trauma.
5. Sakit kepala alergi
Gangguan ini sering ditemani dengan gejala hidung meler, mata berair, dan kerongkongan sakit. Kemunculannya dapat ditimbulkan oleh makanan tertentu atau segala sesuatu yang bisa menimbulkan alergi.
Gangguan ini sering ditemani dengan gejala hidung meler, mata berair, dan kerongkongan sakit. Kemunculannya dapat ditimbulkan oleh makanan tertentu atau segala sesuatu yang bisa menimbulkan alergi.
6. Sakit kepala sinus
Gangguan ini mudah diketahui dari gejalanya. Lubang hidung tertutup satu atau keduanya dan nyeri meluas ke atas pipi dan dahi. Bagian-bagian tersebut terasa sangat peka sehingga disentuh saja akan kontan terasa nyeri.
Gangguan ini mudah diketahui dari gejalanya. Lubang hidung tertutup satu atau keduanya dan nyeri meluas ke atas pipi dan dahi. Bagian-bagian tersebut terasa sangat peka sehingga disentuh saja akan kontan terasa nyeri.
7. Di samping sakit kepala yang penyebabnya spesifik itu, ada pula sakit kepala yang timbul semata-mata sebagai gejala sekunder dari kondisi tubuh yang tidak beres dan memerlukan penanganan medis.
E. Mengenal Gejala Sakit Kepala
1. Jika sakit kepala dirasakan lebih parah di pagi hari ketimbang siang hari, pertanda adanya tekanan darah tinggi.
2. Bila sakit kepala dibarengi oleh rasa nyeri di mata, telinga atau gigi, menunjukkan terjadinya infeksi.
3. Seandainya sakit kepala selalu terjadi setelah melakukan tugas yang mengandalkan indera penglihatan seperti membaca atau menjahit, pertanda ada ketidakberesan pada mata.
4. Tumor, stroke, atau mungkin sulit tidur dapat menjadi penyebab sakit kepala mendadak yang amat nyeri. Akibatnya, tubuh terasa lemah dan dibarengi dengan penglihatan yang kabur. Sakit kepala ini berawal sebagai nyeri kecil dan semakin parah di pagi hari. Diperlukan pemeriksaan sesegera mungkin untuk mengetahui penyebabnya.
5. Jika sakit kepala dibarengi dengan demam dan leher pegal, kemungkinan Anda terserang meningitis. Penanganan medis sangat diperlukan.
6. Bila sakit kepala muncul tiba-tiba dan sangat nyeri, pertanda adanya pembuluh darah arteri di otak yang pecah. Hal ini dapat mengancam jiwa. Penanganan medis harus segera dilakukan.
F. Jenis-Jenis Sakit Kepala
Sakit kepala digolongkan menjadi dua jenis: sakit kepala primer dan sekunder. Pada sakit kepala primer, rasa sakit itu sendirilah penyakitnya. Sakit kepala sekunder disebabkan oleh masalah medis lain.
1. Sakit kepala primer
Stres, cuaca atau ketidakseimbangan hormon dapat memicu sakit kepala primer, yang berlangsung dari beberapa jam hingga beberapa hari. Ada dua jenis utama sakit kepala primer, yaitu yang disebabkan oleh ketegangan otot (myogenik) dan pelebaran pembuluh darah (vaskular). Sakit kepala myogenik disebabkan oleh ketegangan otot wajah, leher dan kepala. Sakit kepala ini merupakan jenis yang paling umum. Prevalensi tahunan sakit kepala myogenik adalah 74%, jauh lebih tinggi daripada untuk semua jenis sakit kepala lainnya. Perempuan 40% lebih sering terkena sakit kepala ini dibandingkan laki-laki.
Sakit kepala myogenik ditandai dengan tekanan di kedua sisi kepala dengan tingkat ringan sampai sedang dan tidak bertambah sakit bila melakukan aktivitas fisik rutin. Sakit kepala ini juga tidak menyebabkan mual, muntah atau lebih peka terhadap cahaya dan suara.
Sakit kepala vaskular disebabkan oleh pelebaran pembuluh darah (vasodilatasi) otak yang menekan saraf-saraf sehingga menimbulkan nyeri. Jenis sakit kepala ini yang paling umum adalah migren. Migren adalah sakit kepala berulang, yang banyak terjadi pada wanita, terutama menjelang menstruasi. Migren ditandai dengan sakit parah pada satu atau kedua sisi kepala, yang berlangsung selama minimal 12 jam. Jenis sakit kepala ini disertai hilangnya nafsu makan, mual dan muntah. Pada beberapa orang, migren juga ditandai dengan peningkatan kepekaan terhadap cahaya dan suara keras. Oleh karena itu, mereka biasanya ingin beristirahat di kamar yang gelap, tenang dan sejuk.
Jenis sakit kepala vaskular lain adalah sakit kepala klaster (cluster). Sakit kepala klaster terjadi berulang kali setiap hari pada waktu yang sama selama beberapa hari atau minggu dan kemudian mereda. Serangan sakit kepala klaster bisa berulang hingga berkali-kali dalam setahun. Rasa sakit umumnya meningkat perlahan-lahan dan menjadi sangat parah dalam beberapa menit, dan kemudian menghilang dalam satu sampai tiga jam. Lebih dari satu kali serangan sakit kepala dapat terjadi dalam sehari.
Sakit kepala klaster umumya berkembang dari wilayah sekitar mata dan menyebar ke seluruh wajah. Mata yang dipengaruhi oleh sakit kepala ini biasanya menjadi merah dan basah dan lubang hidung di sisi yang sama pada wajah sering menjadi meler dan tersumbat. Salah satu perbedaan utama antara klaster dan migren adalah penderita sakit kepala klaster biasanya merasa lebih baik jika bergerak.
2. Sakit kepala Sekunder
Sakit kepala sekunder dapat disebabkan oleh influenza, radang sinus, tekanan darah tinggi, stroke ringan/stroke berat, cedera kepala, tumor otak, gangguan metabolisme (mis. diabetes dan penyakit tiroid), gangguan saraf mata, sakit gigi, dll. Efek samping obat dan masalah psikologis juga dapat mengakibatkan sakit kepala. Dengan terapi yang tepat atas penyakit yang mendasari, biasanya sakit kepala akan menghilang.
DAFTAR PUSTAKA
- David A. Greenberg, Michael J. Aminoff, Roger P. Simon (2002). Clinical Neurology 5th edition. McGraw-Hill/Appleton & Lange.
- Andrea C. Adams, MD (2008). Mayo Clinic Essential Neurology. Mayo Foundation
- Dawn A. Marcus, MD (2007). Headache and Chronic Pain Syndromes. Humana Press Inc