Makalah Prinsip-Prinsip Pendidikan Islam
Oleh: Ibrahim Lubis
BAB I
PENDAHULUAN
Sebagaimana kita ketahui bahwa sumber utama pendidikan Islam adalah kitab suci Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah SAW. Serta pendapat para sahabat dan ulama atau ilmuan muslim sebagai tambahan. Pendidikan Islam sebagai sebauah disiplim ilmu harus membuka mata bahwa keadaan pendidikan yang terjadi saat ini jauh dari apa yang kita harapkan. Kita mengaharapkan bahwa pendidikan Islam memberikan kontribusi terhadap pendidikan yang terdapat di Indonesia, namun hal tersebut belum terealisaikan dengan maksimal. Salah satu faktor yang menjadi penyebab hal tersebut adalah tidak diterpakanny sebuah prinsip sebagai dasar dalam pendidikan.
Seringkali sebuah prinsip hanya dijadikan sebagai sebuah formalitas saja. Prinsip tidak dijadikan sebagai dasar atau pondasi bagai pencapaian sebuah tujuan. Padahal dalam pencapaian tujuan yang digarapkan dalam pendidikan Islam, keberadaan prinsip-prinsip sangatlah penting dan urgent. Oleh karena itu, dalam makalah ini kami akan mencoba sedikit memaparkan tentanng bagaimana sebuah prisnip-prinsip pendidikan islam sebagai displin ilmu dan bagaiman kontribusinya.
Dalam prespektif pendidikan Islam, tujuan hidup seorang muslim pada hakekatnya adalah mengabdi kepada Allah. Pengabdian kepada Allah sebagai realisasi dari keimanan yang diwujudkan dalam amal, tidak lain untuk mencapai derajat yang bertaqwa disisinya. Beriman dan beramal soleh merupakan dua aspek kepribadian yang dicita-citakan dalam pendidikan Islam. Sedangkan tujuan pendidikan Islam adalah terbentuknya insan yang memiliki dimensi religious dan berkemampuan ilmiah. [1]
Untuk mengaktualisasikan tujuan tersebut seorang pendidik bertanggungjawab mengantarkan peserta didik kearah tujuan tersebut, yaitu dengan menjadikan sifat-sifat Allah menjadi sebagian karakteristik kepribadiannya. Untuk itu, keberadaan pendidik dalam dunia pendidikan sangat krusial.
Hal ini disebabkan kewajibannya tidak hanya mentransfer pengetahuan belaka, akan tetapi juga untuk merealisasikan nilai-nilai pada peserta didik. Bentuk nilai yang ditransfer dan disosialisasikan paling tidak meliputi nilai etis, nilai pragmatis dan nilai religious. Secara factual, pelaksanaan pengajaran dan pemberian pengetahuan dibidang agama Islam dan untuk merealisasikan nilai pada peserta didik merupakan tugas yang cukup berat ditengah kehidupan masyarakat yang kompleks, apalagi pada masa sekarang yaitu pada masa perkembangan era globalisasi dan informasi. [2]
Secara lebih filosofis Muhammad Natsir dalam tulisan” ideology pendidikan Islam” menyatakan ; “Yang dinamakan pendidikan, ialah suatu pimpinan jasmani dan rohani menuju kesempurnaan dan kelengkapan atau kemanusiaan dengan arti sesungguhnya”. [3]
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Prinsip dan Pendidikan Islam
1. Pengertian Prinsip
Prinsip berasal dari kata principle yang bermakna asal, dasar, prinsip sebagai dasar pandangan dan keyakinan, pendirian seperti berpendirian, mempunyai dasar atau prinsip yang kuat. Adapun dasar dapat diartikan asas, pokok atau pangkal (sesuatu pendapat aturan dan sebagainya). Dengan demikian prinsip dasar pendidikan Islam bermakna pandangan yang mendasar terhadap sesuatu yang menjadi sumber pokok sehingga menjadi konsep, nilai dan asas bangunan pendidikan Islam.
Achmadi, menyatakan bahwa maksud dasar pendidikan ialah pandangan yang mendasari seluruh aktivitas pendidikan baik dalam rangka penyusunan teori, perencanaan maupun pelaksanaannya pendidikan. Karena kita berbicara pendidikan Islam, maka pandangan hidup yang mendasari seluruh kegiatan pendidikan ialah pandangan hidup Islami atau pandangan hidup muslim yang pada hakekatnya merupakan nilai-nilai luhur yang bersifat transenden, universal, dan eternal. Dengan nilai-nilai itulah kedudukan pendidikan Islam baik secara normatif maupun konsepsional berbeda dengan ilmu pendidikan lainnya.
Adapun sumber nilai dalam Islam adalah al-Quran dan sunnah Rasul. Karena banyaknya nilai yang terdapat dalam sumber tersebut, maka dipilih dan diangkat beberapa di antaranya yang dipandang fundamental dan dapat merangkum berbagai nilai yang lain, yaitu tauhid, kemanusiaan, kesatuan umat manusia, keseimbangan, rahmatan lil’alamin.
Dengan demikian, pendidikan Islam sangat ideal terutama dikarenakan memperhatikan kebersamaan, pengembangan diri, masyarakat, menggalakkan ilmu, dilakukan secara manusiawi, menyeluruh dan selalu berupaya meningkatkannya.
Prinsip-prinsip dasar pendidikan Islam adalah aspek-aspek fundamental yang menggambarkan dasar dan tujuan pendidikan Islam sehingga ia membedakannya dengan pendidikan non-Islam. Prinsip¬prinsip dasar pendidikan Islam itu meliputi:
• Pendidikan Islam adalah bagian dari proses rububiyah Tuhan
• Pendidikan Islam berusaha membentuk manusia seutuhnya
• Pendidikan Islam selalu berkaitan dengan agama
• Pendidikan Islam merupakan pendidikan terbuka.
2. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Dalam rangka yang lebih terperinci, M Yusuf al-Qardawhi memberikan pengertian, bahwa ; “ Pendidikan Islam adalah pendidikan manusiawi seutuhnya, akal dan hatinya, rohani dan jasmaninya, akhlak dan keterampilannya. Karena itu, pendidikan Islam menyiapkan manusia hidup dalam keadaan damai maupun perang, dan menyiapkannya untuk menghadapi masyarakat dengan segala kebaikan dan kejahatannya, manis dan pahitnya”.
Sementara itu, Hasan Langgulung merumuskan “pendidikan Islam sebagai suatu proses penyiapan generasi muda untuk mengisi peranan memindahkan pengetahuan dan nilai-nilai Islam yang diselaraskan dengan fungsi manusia untuk beramal didunia dan memetik hasilnya diakhirat”. [4]
Prinsip pendidikan Islam juga ditegakan di atas dasar yang sama dan berpangkal dari pandangan Islam secara filosofis terhadap jagad raya, manusia, masyarakat, ilmu pengetahuan dan akhlak. Pandangan Islam terhadap masalah-masalah tersebut, melahirkan berbagai prinsip dalam pendidikan Islam.
B. Prinsip-prinsip Pendidikan Agama Islam
Pandangan Islam yang bersifat filosofi terhadap alam jagat, manusia, masyarakat, pengetahuan, dan akhlak, secra jelas tercermin dalam prinsip-prinsip pendidikan Islam. Dalam pembelajaran, pendidik merupakan fasilitator. Ia harus mampu memberdayagunakan beraneka ragam sumber belajar. Dalam memimpin proses pembelajaran, pendidik perlu perlu memperhatikan prinsip-prinsip dalam pendidikan Islam dan senantiasa mempedomaninya, bahkan sejauh mungkin merealisasikannya bersama-sama dengan peserta didik. Adapun yang menjadi prinsip-prinsip pendidikan Islam adalah sebagai berikut:
1. Prinsip Integral dan Seimbang
a. Prinsip Integral
Pendidikan Islam tidak mengenal adanya pemisahan antara sains dan agama. Keduanya harus terintegrasi secara harmonis. Dalam ajaran Islam, Allah adalah pencipta alam semesta termasuk manusia. Allah pula yang menurunkan hukum-hukum untuk mengelola dan melestarikannya. Hukum-hukum mengenai alam fisik disebut sunatullah, sedangkan pedoman hidup dan hukum-hukum untuk kehidupan manusia telah ditentukan pula dalam ajaran agama yang disebut dinullah yang mencakup akidah dan syariah.
Dalam ayat Al-Qur’an yang pertama kali diturunkan, Allah memerintahkan agar mansuia untuk membaca yaitu dalam QS Al-‘Alaq ayat-1-5. Dan ditempat lain ditemukan ayat yang menafsirkan perintah membaca tersebut, seperti dalam Firman Allah QS Al-Ankabut:
Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al kitab (Al Quran) (QS. Al-Ankabut : 45)
Di sini, Allah memberikan penjelasan bahwa Al-Qur’an yang harus dibaca. Ia merupakan ayat yang diturunkan Allah (ayat tanziliyah, qur’aniyah) Selain itu, Allah memerintahkan agar manusia membaca ayat Allah yang berwujud fenomena-fenomena alam (ayat kauniyah, sunatullah), anatara lain, “Katakanlah, perhatikanlah apa yang ada dilangit dan dibumi”(QS. Yunus : 101)
Dari ayat-ayat di atas dapat dipahami bahwa Allah memerintahkan agar manusia membaca Al-Qur’an (ayat-ayat quraniyah) dan fenomena alam (ayat kauniyah) tanpa memberikan tekanan terhadap slah satu jenis ayat yang dimaksud. Hal itu berarti bahwa pendidikan Islam harus dilaksanakan secara terpadu (integral)
b. Prinsip Seimbang
Pendidikan Islam selalu memperhatikan keseimbangan di antara berbagai aspek yang meliputi keseimbangan antara dunia dan akhirat, antara ilmu dan amal, urusan hubungan dengan Allah dan sesama manusia, hak dan kewajiban.
Keseimbangan antara urusan dunia dan akhirat dalam ajaran Islam harus menjadi perhatian. Rasul diutus Allah untuk mengajar dan mendidik manusia agar mereka dapat meraih kebahagiaan kedua alam itu. implikasinya pendidikan harus senantiasa diarahkan untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. hal ini senada dengan FirmanAllah SWT:
“dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi” (Al-Qashas : 77)
Dalam dunia pendidikan, khususunya dalam pembelajaran, pendidik harus memperhatikan keseimbangan dengan menggunakan pendekatan yang relevan. selain mentrasfer ilmu pengetahuan, pendidik perlu mengkondisikan secara bijak dan profesional agar peserta didik dapat mengaplikasikan ilmu yang telah didapat di dalam maupun di luar kelas.
2. Prinsip Bagian dari Proses Rububiyah
Al-Qur’an menggambarkan bahwa Allah adalah Al-Khaliq, dan Rabb Al-Amin (pemelihara semesta alam). Dalam proses penciptaan alam semesta termasuk manusia. Allah menampakan proses yang memperlihatkan konsistensi dan keteraturan. Hal demikian kemudian dikenal sebagai aturan-aturan yang diterpakan Allah atau disebut Sunnatullah.
Sebagaiman Al-Kailani yang dikutip oleh Bukhari Umar dalam bukunya menjelaskan, bahwa peranan manusia dalam pendidikan secara teologis dimungkinkan karena posisinya sebagai makhluk, ciptaan Allah, yang paling sempurna dan dijadikan sebagai khalifatullah fi al-ardh.
Sebagai khalifah, manusia juga mengemban fungsi rubbubiyah Allah terhadap alam semesta termasuk diri manusia sendiri. Dengan perimbangan tersebut dapat dikatakan bahwa karakter hakiki pendidikan Isam pada intinya terletak pada fungsi rubbubiyah Allah secara praktis dikuasakan atau diwakilkan kepada manusia. Dengakn kata lain, pendidikan Islam tidak lain adalah keseluruhan proses dan fungsi rubbubiyah Allah terhadap manusia, sejak dari proses penciptaan samspai dewasa dan sempurna.
3. Prinsip Membentuk Manusia yang Seutuhnya
Manusia yang menjadi objek pendidikan Islam ialah manusia yang telah tergambar dan terangkum dalam Al-Qur’an dan hadist. Potret manusia dalam pendidikan sekuler diserhakan pada orang-orang tertentu dalam msyarakat atau pada seorang individu karena kekuasaanya, yang berarti diserahkan kepada angan-angan seseorang atau sekelompok orang semata.
Pendidikan Islam dalam hal ini merupakan usaha untuk mengubah kesempurnaan potensi yang dimiliki oleh peserta didik menjadi kesempurnaan aktual, melalui setiap tahapan hidupnya. Dengan demikian fungsi pendidikan Islam adalah menjaga keutuhan unsur-unsur individual peserta didik dan mengoptimalkan potensinya dalam garis keridhaan Allah.
Prinsip ini harus direalisasikan oleh pendidik dalam proses pembelajaran. Pendidik harus mengembangkan baik kecerdasan intelektual, emosional maupun spiritual secara simultan.
4. Prinsip Selalu Berkaitan dengan Agama
Pendidikan Islam sejak awal merupakan salah satu usaha untuk menumbuhkan dan memantapkan kecendrungan tauhid yang telah menjadi fitrah manusia. Agama menjadi petunjuk dan penuntun ke arah itu. Oleh karena itu, pendidikan Islam selalu menyelenggrakan pendidikan agama. Namun, agama di sini lebih kepada fungsinya sebagai sumebr moral nilai.
Sesuai dengan ajaran Islam pula, pendidikan Islam bukan hanya mengajarkan ilmu-ilmu sebagai materi, atau keterampilan sebagai kegiatan jasmani semata, melainkan selalu mengaitkan semuanya itu dengan kerangka praktik (‘amaliyyah) yang bermuatan nilai dan moral. Jadi, pengajaran agama dalam Islam tidak selalu dalam pengertian (ilmu agama) formal, tetapi dalam pengertian esensinya yang bisa saja berada dalam ilmu-ilmu lain yang sering dikategorikan secara tidak proporsional sebagai ilmu sekuler.
5. Prinsip Terbuka
Dalam Islam diakui adanya perbedaam manusia. Akan tetapi, perbedaan hakiki ditentukan oleh amal perbuatan manusia (QS, Al-Mulk : 2), atau ketakwaan (QS, Al-Hujrat : 13). oleh karena itu, pendidikan Islam pada dasarnya bersifat terbuka, demokratis, dan universal. menurut Jalaludin yang dikutip oleh Bukhari Umar menjelaskan bahwa keterbukaan pendidikan Islam ditandai dengan kelenturan untuk mengadopsi unsur-unsur positif dar luar, sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakatnya, dengan tetap menjaga dasar-dasarnya yang original (shalih), yang bersumber pada Al-Qur’an dan Hadist.
6. Menjaga Perbedaan Individual
Perbedaan individual antara seorang manusia dengan orang lain dikemukakan oleh Al-Qur’an dan hadist. Sebagai contoh:
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikan itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui”. (QS. Ar-Rum : 22)
Perbedaan-perbedaan yang dimiliki manusia melahirkan perbedaan tingkah laku karena setiap orang akan berbuat sesuai dengan keadaanya masing-masing. Menurut Asy-Syaibani yang dikutip oleh Prof. Dr. H. Ramayulis menjelaskan bahwa pendidikan Islam sepanjangs sejarahnya telah memlihara perbedaan individual yang dimilki oleh peserta didik.
7. Prinsip Pendidikan Islam adalah Dinamis
Pendidikan Islam menganut prinsip dinamis yang tidak beku dalam tujuan-tujuan, kurikulum dan metode-metodenya, tetapi berupaya untuk selalu memperbaharuhi diri dan berkembang sesuai dengan perkembangan zaman. Pendidikan Islam seyogyanya mampu memberikan respon terhadap kebutuhan-kebutuhan zaman dan tempat dan tuntutan perkembangan dan perubahan social. Hal ini sesuai dengan prinsip-prinsip pendidikan Islam yang memotivasi untuk hidup dinamis. [5]
C. Landasan Prinsip-Prinsip Metodologis Pendidikan Islam
1. Prinsip Memberikan Suasana Kegembiraan
Prinsip ini dapat dijabarkan dari sabda Nabi Muhammad saw. Kepada sahabat beliau,yagn diutus untuk melakukan dakwah kepada gubernur Romawi di Damaskus, yaitu Mu’azd jabal dan Musal Al-Asy’ary, sebagai berikut ;
“Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu”. (Al –Baqarah : 185 )
2. Prinsip Memberikan Layanan Dan Santunan Dengan Lembut
“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu”. ( Ali Imran : 159 )
3. Prinsip Kebermaknaan Bagi Peserta Didik
“Dan di antara mereka ada orang yang mendengarkan perkataanmu sehingga apabila mereka keluar dari sisimu orang-orang berkata kepada orang yang telah diberi ilmu pengetahuan (sahabat-sahabat Nabi): "Apakah yang dikatakannya tadi?" mereka Itulah orang-orang yang dikunci mati hati mereka oleh Allah dan mengikuti hawa nafsu mereka”. ( Al Muhammad : 16 )
4. Prinsip Komunikasi Terbuka
Guru mendorong manusia didik untuk membuk diri terhdap segala hal atau bahan–bahan pelajaran yang disajikan mereka, sehingga mereka dapat menyerpnya menjadi bahan apresepsi dalam pikirannya.
Dalam kitab suci al- quran terdapat bayak firman Allah yang mendorong manusia untuk membuika hati dan pikiranya, perasannya, pendengaran, dan pengelihatannya untuk menyerap pesan-pesan yang difirmankan Allah keoada mereka, sehingga apa yang mereka serap sebagai pesan-pesan itu akan diminta pertanggungjawabanya dihadapannya.
5. Prinsip Pemberian Pengetahuan Yang Baru
Minat da perhatian anak didik harus diarahkan kepada bahan-bahan pengetahuan yang baru bagi mereka. Dalam ajaran Islam terhadap prinsip pembaharuan dalam belajar, baik tentang fenomena-fenomena alamiah maupun fenomena yang terdapat dalam diri mereka sendiri. Seperti studi tentang alam sekitar yang mengandung ilmu-ilmu baru.
Firman Allah yang mendorong manusia untuk menciptakan ilmu-ilmu alam dan biologi sera psikologi tersebut dalam Al-Qur’an sebagai berikut :
“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa Sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?” ( Fusahilat : 53 )
6. Prinsip Memberikan Model Prilaku Yang Baik
Anak didik dapat memperoleh contoh bagi prilakunya melalui pengamatan dan peniruan yang tepat guna dalam pross belajar mengajar, misalnya seperti firman Allah :
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah”. ( al-ahzab : 21 )
D. Analisis Prinsip-Prinsip Pendidikan Islam
Mengenai prinsip-prinsip dalam pendidikan Islam dapat ditinjau dari beberapa aspek dalam perumusan prinsip tersebut yaitu :
1) Pendidikan Islam tidak mengenal antara pemisahan pendidikan sains dengan agama.
2) Pandangan Islam yang menyeluruh terthadap semua aspek kehidupan mewujudkan adanya keseimbangan
3) Pendidikan Islam menganut prinsip dinamis yang tidak beku dalam tujuan-tujuan, kurikulum dan metode-metodenya, tetapi berupaya untuk selalu memperbaharuhi diri dan berkembang sesuai dengan perkembangan zaman.
4) Pendidikan Islam hendaklah meliputi seluruh aspek keperibadian manusia dan melihat manusia dengan pandangan yang menyeluruh dari dan aspek jiwa, badan dan akal, sehingga nantinya pendidikan Islam mampu diarahkan pada pendidikan jasmani, pendidikan jiwa dan pendidikan akal.
E. Prinsip Pendidikan Islam Sebagai Disiplin Ilmu
Sebagai disiplin ilmu, pendidikan islam bertugas pokok mengilmiahkan wawasan atau pandangan tentang kependidikan yang terdapat di dalam sumber-sumber pokoknya dengan bantuan dari pendapat para sahabat dan ulama/ilmuwan muslim.
Dunia ilmu pengetahuan yang akademik telah menetapkan norma-norma, syarat-syarat dan kriteria-kriteria yang harus dipenuhi oleh suatu ilmu yang ilmiah. Persyaratan keilmuwan yang ditetapkan itu nampak terlihat sekuler, dalam arti bahwa mengilmiahkan suatu pandangan/konsep dalam banyak seginya, yang melibatkan nilai-nilai ke-Tuhanan dipandang tidak rasional, tapi metafisik dan tidak dapat dijadikan dasar pemikiran sistematis dan logis. Nilai-nilai ke-Tuhanan berada di atas nilai keilmiahan dari ilmu pengetahuan. Agama adalah bukan ilmu pengetahuan.
Sebagai suatu disiplin ilmu, pendidikan islam merupakan sekumpulan ide-ide dan konsep-konsep intelektual yang tersusun dan diperkuat melalui pengalaman dan pengetahuan. Jadi mengalami dan mengetahui merupakan pengokoh awal dari konseptualisasi itu. Untuk itu Adam diajar nama-nama benda terlebih dahulu sebagai dasar konseptual bagi pembentukan ilmu pengetahuan.
Dengan demikian maka ilmu pendidikan islam dapat dibedakan antara ilmu pendidikan teoritis dan ilmu pendidikan praktis. Ada tiga komponen dasar yang harus dibahas dalam teori pendidikan islam yang pada gilirannya dapat dibuktikan validitasnya dalam operasionalisasi. Tiga komponen dasar itu ialah:
1. Tujuan pendidikan islam harus dirumuskan dan ditetapkan secara jelas dan sama bagi seluruh umat islam sehingga bersifat universal. Tujuan pendidikan islam adalah azasi karena ia sebegitu jauh menentukan corak metode dan materi pendidikan islam. Tujuan pendidikan islam yang universal itu telah dirumuskan dalam Seminar pendidikan Islam se-Dunia di Islamabad pada tahun 1980 yang disepakati oleh seluruh ulama ahli pendidikan islam dari Negara-negara islam.
2. Metode pendidikan islam yang kita ciptakan harus berfungsi secara efektif dalam proses pencapaian tujuan pendidikan islam itu.
3. Irama gerak yang harmonis antara metode dan tujuan pendidikan dalam proses akan mengalami vakum bila tanpa kehadiran nilai atau idea.
Konsepsi Al-Quran tentang ilmu pengetahuan, tidak membeda-bedakan antara ilmu pengetahuan agama dan umum. Kedua jenis ilmu pengetahuan itu merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan, karena semua itu adalah merupakan manifestasi dari ilmu pengetahuan yang satu yaitu ilmu pengetahuan Allah. Oleh karena itu dalam islam tidak dikenal adanya ilmu pengetahuan yang religious dan non-religius (sekuler).
Pendidikan islam sebagai disiplin ilmu telah mempunyai modal dasar yang potensial untuk dikembangkan sehingga mampu berperan dijantung masyarakat dinamis masa kini dan mendatang. Pendidikan islam saat ini masih berada pada garis marjinal masyarakat, belum memegang peran sentral dalam proses pembudayaan umat manusia dalam arti sepenuhnya. Untuk itu ilmu pendidikan islam yang menjadi pedoman opersionalisasi pendidikan islam perlu dikembangkan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam dunia akademik yaitu:
- Memiliki objek pembahasan yang jelas dan khas pendidikan islami meskipun memerlukan ilmu penunjang dari yang non-Islami.
- Mempunyai wawasan, pandangan, asumsi, hipotesa, serta teori dalam lingkup kependidikan islami yang bersumberkan ajaran islam.
- Memiliki metode analisis yang relevan dengan kebutuhan perkembangan ilmu pendidikan yang berdasarkan islam, beserta sistem pendekatan yang seirama dengan cocok keislaman sebagai kultur dan revilasi.
- Memiliki struktur keilmuan yang sistematis mengandung totalitas yang tersusun dari komponen-komponen yang saling mengembangkan satu sama lain yang menunjukkan kemandiriannya sebagai ilmu yang bulat.
DAFTAR PUSTAKA
- Azyumardi Azra, Pendidikan Islam; Tradisidan Moderenisasi Menuju Milinium Baru, Jakarta : Kalimah, 2001
- Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : PT Bumi Aksara, 2008
- Ramayulis dan Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta : Kalam Mulia, 2009
- Arifin, H.M, Kapita Selekta Pendidikan (Islam &Umum), Jakarta: Bumi Aksara, 2000
- Ramayulis & Syamsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam (Telaah sistem pendidikan dan pemikiran para tokohnya), Jakarta: Kalam Mulia, 2010
- Bukhari Umar, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : AMZAH, 2010
- Abdullah, Boedi, Filsafat Ilmu (Kontempalsi Filosofis tentang Seluk-Beluk Sumber dan Tujuan Ilmu Pengetahuan), Bandung: CV Pustaka, 2009
- Poerwadinta, W.J.S, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1976
- M. Chabib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam, Yogyakarya: Pustaka Pelajar, 1996
- John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, Jakarta: Gramedia, 1992
- Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1997
- Achmadi, Islam Sebagai Paradigma Ilmu Pendidikan, Yogyakarta: Aditya Media, 1992
- M. Athiyah al-Abrasyi, Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam, Alih Bahasa Bustami A. Gani dan Djohar Bahry, Jakarta: Bulan Bintang, 1970
_______________
[1] Ramayulis dan Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta : Kalam Mulia, 2009. hlm : 137
[2] Ibid. ,hlm : 137-138
[3] Azyumardi Azra, Pendidikan Islam; Tradisidan Moderenisasi Menuju Milinium Baru, Jakarta : Kalimah, 2001. hlm : 4
[4] Ibid. , hlm : 5
[5] Ramayulis dan Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta : Kalam Mulia, 2009. hlm : 100-104
[6] Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Bumi Aksara, 2008. hlm : 145-148