Makalah Pengertian Belajar dan Jenis-Jenis Belajar
Oleh: Ibrahim Lubis, MA
PEMBAHASAN
A. Pengertian Belajar
Belajar merupakan Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan – perubahan tersebut akan nyata pada seluruh aspek tingkah laku.
Pengertian belajar dapat didefinisikan sebagai berikut “ Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengelamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.
Perubahan yang terjadi pada seseorang banyak sekali baik sifat maupun jenisnya karena itu sudah tentu tidak setiap perubahan dalam diri seseorang merupakan perubahan dalam arti belajar (Daryanto. 2010).
Belajar secara umum diartikan sebagai perubahan pada individu yang terjadi melalui pengalaman, dan bukan karena pertumbuhan atau perkembangan tubuhnya atau karakteristik seseorang sejak lahir. Manusia banyak belajar sejak lahir dan bahkan ada yang berpendapat sebelum lahir. Bahwa antara belajar dan perkembangan sangat erat kaitannya (Trianto.2012).
Belajar adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang agar memiliki kompetensi berupa keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan. Belajar juga dapat dipandang sebagai sebuah proses elaborasi dalam upaya pencarian makna yang dilakukan oleh individu. Proses belajar pada dasarnya dilakukan untuk meningkatkan kemampuan personal ( Benny.2009 ).
B. Jenis – Jenis Belajar
1. Belajar Bagian (Part learning, fractioned learning)
Umumnya belajar bagian dilakukan oleh seseorang bila ia dihadapkan pada materi belajar yang bersifat luas atau ekstensif, misalnya mempelajari sajak ataupun gerakan – gerakan motoris seperti bermain silat. Dalam hal ini individu memecah seluruh metri pelajaran menjadi bagian – bagian yang satu sama lain berdiri sendiri. Sebagai lawan dari cara belajar bagian adalah cara belajar keseluruhan atau belajar global.
2. Belajar dengan wawasan (Learning by insight)
Konsep ini diperkenalkan oleh W. Kohler, salah seorang tokoh psikologi Gestalt pada permulaan tahun 1971.Sebagai suatu konsep, wawasan (insight) ini merupakan pokok utama dalam pembicaraan psikologi belajar dan proses berfikir. dan meskipun W. Kohler sendiri dalam menerangkan wawasan berorientasi pada data yang bersifat tingkah laku ( perkembangan yanglembut dalam menyelesaikan suatu persoalan dan kemudian secara tiba – tiba menjadi reorganisasi tingkah laku) namun tidak urung wawasan ini merupakan konsep yang secara prinsipil ditentang oleh penganut aliran neo – behaviorisme.
3. Belajar Diskriminatif (Discriminatif learning)
Belajar diskriminatif diartikan sebagai suatu usaha untuk memilih beberapa sifat situasi / stimulus dan kemudian menjadikannya sebagai pedoman dalam tingkah laku. Dengan pengertian ini maka dalam eksperimen, subyek diminta untuk berespon secara berbeda- beda terhadap stimulus yang berlainan.
4. Belajar global / keseluruhan (global whole learning)
Disini bahan pelajaran dipelajari secara keseluruhan berulang sampai pelajar menguasainya, lawan dari belajar bagian. Metode belajar ini sering disebut metode Gestalt.
5. Belajar Insidental (incidental learning)
Konsep ini bertentangan dengan anggapan bahwa belajar itu selalu berarah tujuan (intensional). Sebab dalam belajar insidental pada individu tidak ada sama sekali kehendak untuk belajar. Belajar insidental ini merupakan hal yang sangat penting.
6. Belajar istrumental (instrumental learning)
Pada belajar instrumental, reaksi-reaksi seseorang siswa yang diperlihatkan diikuti oleh tanda-tanda yang mengarah pada apakah siswa tersebut akan mendapat hadiah, hukuman, berhasil atau gagal. Oleh karena itu cepat atau lambatnya seseorang belajar dapat diatur dengan jalan memeberikan penguat (reinforcememnt) atas dasar tingkat-tinkat kebutuhan.
7. Belajar intensional (intentional learning)
Belajar dalam arah tujuan, merupkan lawan dari belajar insidental.
8. Belajar laten (latent learning)
Dalam belajar laten, perubahan – perubahan tingkah laku yang terlihat tidak terjadi secara segera.
9. Belajar mental (mental learning)
Ada tidaknya belajar mental ini sangat jelas terliahat pada tugas-tugas yang sifatnya motoris. Sehingga perumusan operasional juga menjadi sangat berbeda. Ada yang mengartikan belajar mental sebagai belajar dengan cara melakukan observasi dari tingkah laku orang lain, membayangkan gerakan-gerakan orang lain dan lain-lain.
10. Belajar produktif (productive learning)
R. Berguis (1964) memberikan arti belajar produktif sebagai belajar dengan transfer yang maksimum. Belajar adalah mengatur kemungkian untuk melakukan transfer tingkah laku dari satu situasi ke situasi lain. Belajar disebut produktif bila individu mampu mentransfer prinsip menyelesaikan satu persoalan dalam satu situasi ke situasi lain.
11. Belajar verbal (verbal learning)
Belajar verbal adalah belajar mengenai materi verbal dengan melalui latihan dan ingatan. Dasar dari belajar verbal diperlihatkan dalam eksperimen klasik dari ebbinghaus. Sifat eksperimen ini meluas dari belajar asosiatif mengenai hubungan dua kata yang tidak bermakna sampai pada belajar dengan wawasan mengenai penyelesaian persoalan yang kompleks yang harus diungkapkan secara verbal (Slameto.2010).
DAFTAR PUSTAKA
- Daryanto. 2010. Belajar dan Mengajar. Jakarta : Yrama Widya.
- Dimyati,dkk, 2010. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
- Hamalik, O. 2011. Proses Belajar mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
- Slameto. 2010. Belajar dan Faktor –Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta
- Uno. H. 2010. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
- Djamarah. S.B, dkk. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
- Nurhidayah.2011).