JURNAL TESIS
Strategi pembelajaran Bahasa Arab di SMP IT al-Hijrah Lau Dendang
BAB I
PENDAHULUAN
Strategi pembelajaran Bahasa Arab di SMP IT al-Hijrah Lau Dendang
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa adalah alat utama dalam komunikasi yang memiliki daya ekspresi yang besar. Bahasa sangat dibutuhkan oleh manusia karena dengan bahasa, manusia bisa menemukan kebutuhan mereka dengan cara berkomunikasi antara satu dan yang lainnya.[1] Bahasa yang harus dikuasai tidak hanya bahasa nasional tetapi bahasa internasional juga sangat penting untuk dipelajari dan dikuasai, sebab kemajuan zaman sekarang ini menjadikan kita memiki pergaulan luas dan berinteraksi dengan masyarakat yang tidak hanya berasal dari negara sendiri, tetapi berinteraksi dengan masyarakat yang berasal dari negara asing.
Salah satu bahasa asing yang penting untuk dipelajari dan dikuasai adalah Bahasa Arab. Bahasa Arab bukan hanya bahasa agama tetapi digunakan sebagai alat komunikasi di berbagai bidang. Ada beberapa alasan yang menyebabkan pentingnya Bahasa Arab untuk dipelajari dan dikuasai. Dalam bidang ekonomi, Bangsa Arab mengadakan perdagangan ke negara-negara luar Arab termasuk Indonesia, mereka menggunakan Bahasa Arab dalam berkomunikasi ketika berdagang. Masyarakat Timur Tengah yang menggunakan Bahasa Arab dalam bahasa sehari-hari juga merupakan pusat sumber daya energi dan mineral dunia dan sebagai kawasan bisnis baru yang terbuka dan menjanjikan serta memberikan peluang kerja. Banyak negara yang ingin menjalin hubungan ekonomi dengan masyarakat Timur Tengah, karena dianggap sebagai investor yang dapat memberikan banyak keuntungan. Indonesia menyadari pentingnya kawasan Timur Tengah sebagai mitra, dan banyak harapan akan masuknya investasi negara-negara Arab ke negara Indonesia. Saat inilah Bahasa Arab berperan penting sebagai alat komunikasi yang menjadi modal dasar untuk menarik masyarakat Arab agar menjadi mitra kerja Indonesia. Jika masyarakat Indonesia tidak menguasai Bahasa Arab, maka akan sulit untuk menjalin hubungan komunikasi dengan masyarakat Timur Tengah, sebab Bahasa Arab adalah media dalam kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan hubungan ekonomi.
Dalam bidang ilmu pengetahuan, Bahasa Arab banyak digunakan dalam buku-buku ilmu pengetahuan, seperti ilmu kedokteran. Untuk dapat memahami buku-buku ilmu pengetahuan, pengetahuan dasar yang harus dikuasai adalah pengetahuan tentang Bahasa Arab. Bahasa Arab dapat digunakan sebagai media nalar atau alat berpikir dan mempertajam daya pikir, karena susunan kata-katanya yang indah, perpaduan kalimatnya yang serasi seperti dalam bait-bait syair, mengajak orang yang mendengarnya untuk berpikir dan berimajinasi, sehingga orang mampu untuk mengasah kemampuan intelektualnya.
Dalam bidang Agama, Bahasa Arab Adalah Bahasa Kaum Muslimin, karena Bahasa Arab adalah Bahasa al-Qur’an. Semua ketentuan-ketentuan atau hukum-hukum yang berlaku bagi kaum muslimin telah ditulis dan diatur dalam al-Qur’an. Untuk mengetahui lebih dalam lagi tentang Islam dan al-Qur’an, maka pengetahuan yang harus dimiliki adalah pengetahuan tentang Bahasa Arab.
Uraian di atas mengingatkan bahwa begitu pentingnya Bahasa Arab untuk dipelajari dan dikuasai terutama bagi masyarakat Indonesia yang mayoritas beragama Islam. Sebagai pembelajaran awal, Pembelajaran Bahasa Arab dapat dimulai dari jenjang sekolah atau lembaga pendidikan yaitu memuat mata pelajaran Bahasa Arab dalam kurikulum pembelajarannya. Biasanya, lembaga pendidikan yang memuat mata pelajaran Bahasa Arab adalah lembaga pendidikan yang bernama madrasah. Jarang sekali ditemui mata pelajaran Bahasa Arab dipelajari di sekolah-sekolah umum. Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu (SMPIT) al-Hijrah adalah salah satu sekolah umum yang memuat mata pelajaran Bahasa Arab sebagai pembelajaran bahasa asing selain Bahasa Inggris.
Kemahiran yang dipelajari dan yang ingin dicapai dalam pembelajaran Bahasa Arab adalah kemahiran menyimak (istima’), kemahiran berbicara (muhādaṡah), kemahiran membaca (qira’at), dan kemahiran menulis (kitabah).
Kesuksesan dalam mempelajari Bahasa Arab tidak terlepas dari peran guru untuk merencanakan pembelajaran, mengatur tahapan-tahapan kegiatan pembelajaran, dan diperlukan juga keterampilan guru dalam menggunkan metode saat pembelajaran Bahasa Arab berlangsung. Untuk itu guru Bahasa Arab hendaknya memiliki strategi yang tepat dalam penyampaian materi pelajaran Bahasa Arab kepada peserta didik, karena suatu pelajaran akan menarik dan dapat dikuasai dengan cepat apabila penyampaiannya menggunakan strategi yang baik. Strategi dapat diartikan sebagai taktik atau teknik ataupun cara pengaturan kegiatan pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan.
Untuk mencapai keempat kemahiran tersebut, seorang guru harus menggunakan strategi yang tepat dan menarik dalam penyampaian materi pelajaran.
Berdasarkan penelitian awal, peneliti mendapatkan informasi bahwa sekolah SMP IT al-Hijrah adalah sekolah umum yang bernuansa Islami dan dalam pembelajarannya memuat mata pelajaran Bahasa Arab. Alasan Bahasa Arab dipelajari di sekolah ini adalah memandang bahwa Bahasa Arab merupakan bahasa agama Islam, bahasa al-Qur’an, bahasa ilmu pengetahuan, dan sebagai alat komunikasi. Dengan mempelajari Bahasa Arab, ada beberapa maanfaat yang diharapan yaitu diharapkan peserta didik akan lebih mudah mempelajari agama Islam, untuk membiasakan/ melatih pengucapan Bahasa Arab dengan benar dan fasih, terutama ketika mengucapkan lafaz al-Qur’an. Peserta didik yang tidak terlatih dalam pengucapan Bahasa Arab yang fasih, akan berdampak negatif ketika suatu saat ia berbicara dan dalam pembicaraannya mengutip Bahasa Arab yang merupakan Bahasa al-Qur’an. Banyak kita dengar masyarakat Indonesia atau bahkan pejabat negara yang masih salah dan tidak fasih ketika mengucapkan Bahasa Arab pada saat melafazkan ayat al-Qur’an. Hal ini disebabkan seseorang itu tidak terlatih dari kecil dalam pengucapan Bahasa Arab.
Untuk menghindari kesalahan tersebut, Sekolah al-Hijrah memuat mata pelajaran Bahasa Arab yang bertujuan melatih peserta didik agar mampu berbicara dengan menggunakan Bahasa Arab, melatih peserta didik agar mampu menulis tulisan Arab, juga untuk mengenalkan Bahasa Arab kepada peserta didik sebagai pembelajaran awal sehingga peserta didik tidak merasa asing dengan Bahasa Arab ketika suatu saat mereka menemui Bahasa Arab di sekolah lanjutan.
Mata pelajaran Bahasa Arab dipelajari oleh peserta didik al-Hijrah sebanyak 3 (tiga) kali pertemuan dalam satu minggu. Dua (dua) kali pertemuan untuk pembelajaran teori, dan 1 (satu) kali pertemuan untuk latihan berbahasa Arab dengan temannya atau disebut juga club bahasa. Untuk tahap awal atau kelas satu, guru lebih menekankan pada pemberian kosa kata Bahasa Arab, sedangkan mulai dari kelas dua dilatih untuk berbicara dengan menggunakan Bahasa Arab atau disebut dengan istilah muhādaṡah. Pelajaran Bahasa Arab sewaktu-waktu disampaikan guru dengan menggunakan media. Guru Bahasa Arab juga selalu membiasakan berbicara dengan menggunakan Bahasa Arab di kelas atau menganjurkan peserta didik untuk berbicara dengan menggunakan Bahasa Arab ketika pembelajaran Bahasa Arab berlangsung walaupun hanya menggunakan sedikit kosa-kata Bahasa Arab.
Walaupun demikian, peserta didik masih menganggap Bahasa Arab itu sulit disebabkan dialek Bahasa Arab yang berbeda dengan dialek Bahasa Indonesia dan mereka juga menganggap Bahasa Arab kurang begitu penting disebabkan mata pelajaran Bahasa Arab tidak termasuk dalam Ujian Nasional yang menjadi standar kelulusan siswa.
Guru juga mengalami kesulitan dalam mengajarkan Bahasa Arab kepada peserta didik, karena latar belakang peserta didik yang berbeda yaitu ada yang berasal dari sekolah umum yang tidak pernah mempelajari Bahasa Arab sebelumnya dan ada yang berasal dari sekolah agama. Ketertarikan peserta didik terhadap mata pelajaran dan anggapan peserta didik yang menyatakan pelajaran Bahasa Arab itu sulit, dapat diatasi dengan strategi mengajar guru yang harus lebih baik lagi.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian di sekolah al-Hijrah dengan judul “Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Di Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu (SMP IT) al-Hijrah Lau Dendang”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah pokok dalam penelitian ini adalah :
Bagaimana Strategi pembelajaran Bahasa Arab di SMP IT al-Hijrah Lau Dendang?
Perincian
Adapun tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui Strategi pembelajaran Bahasa Arab di SMP IT al-Hijrah Lau Dendang.
Perincian :
Untuk menghindari pembahasan yang terlalu luas dan kesalahpahaman dalam penelitian ini, perlu adanya batasan istilah. Batasan istilah dalam tesis ini adalah:
1. Strategi adalah taktik atau cara yang digunakan untuk rangka mencapai tujuan. Strategi pembelajaran dapat juga dikatakan sebagai operasionalisasi metode.
2. Pembelajaran Bahasa Arab. Pembelajaran adalah pengaturan dan penciptaan kondisi-kondisi ekstern sedemikian rupa sehingga menunjang proses belajar siswa dan tidak menghambatnya. Gagne mendefenisikan pembelajaran sebagai pengaturan peristiwa secara seksama dengan maksud agar terjadi belajar dan membuatnya berhasil guna. Pembelajaran dimaksudkan untuk menghasilkan belajar, situasi eksternal harus dirancang sedemikian rupa untuk mengaktifkan, mendukung dan mempertahankan proses internal yang terdapat dalam setiap peristiwa belajar. Miarso juga berpendapat bahwa pembelajaran adalah usaha pendidikan yang dilaksanakan secara sengaja dengan tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan serta pelaksanaannya terkendali.[2] Menurut Sistem Pendidikan Nasional, pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.[3] Bahasa Arab adalah salah satu mata pelajaran bahasa asing yang diajarkan di sekolah. Dalam penelitian ini, pembelajaran bahasa arab berarti interaksi peserta didik dengan pendidik yang dilakukan secara sengaja dalam tindakan mengajar dan belajar bahasa arab dengan tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses belajar mengajar berlangsung. Pembelajaran Bahasa Arab dalam penelitian ini, fokus kepada pelajaran empat kemahiran berbahasa Arab yaitu istima’ (menyimak), muhādaṡah (berbicara), qirā’ah (membaca), dan kitābah ( menulis).
3. Strategi pembelajaran Bahasa Arab adalah taktik atau cara yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran Bahasa Arab agar peserta didik dapat dengan cepat mencapai tujuannya yaitu mampu membaca, menulis, dan berbicara dengan menggunakan bahasa Arab.
4. Sekolah Islam Terpadu (IT) adalah adalah sekolah memadukan pengembangan aspek spritualitas dan moralitas dengan pengembangan keilmuan dan teknologi (IPTEK). Mata pelajaran umum dan pelajaran agama Islam dapat dikuasai anak-anak secara seimbang. Suasana dan kegiatan-kegiatan pembelajaran di SDIT tidak terlepas dari nuansa religius.[4]
5. Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu Al Hijrah berada di jalan Perhubungan Desa Lau Dendang Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. Sekolah al-Hijrah berdiri pada tahun 2009 dengan izin operasional tahun 2010. Sekolah al-Hijrah berstatus swasta yang memiliki luas tanah 3180 M2 dan luas bangunan 500 M2 .
E. Manfaat Penelitian
1. Memberikan wawasan bagi guru tentang Pembelajaran Bahasa Arab, sehingga dapat lebih meningkatkan lagi kualitas Pembelajaran Bahasa Arab.
2. Memberikan wawasan dan pengetahuan bagi orang tua, sehingga mereka dapat memberikan dukungan terhadap kelancaran dan ketepatan pembelajaran Bahasa Arab di SMP IT al-Hijrah Lau Dendang.
3. Melengkapi hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan oleh para peneliti sebelumnya khususnya tentang Pembelajaran Bahasa Arab di SMP IT.
A. Bahasa Arab
1. Pengertian dan Fungsi Bahasa Arab
a. Pengertian Bahasa Arab
Bahasa Arab dapat diartikan sebagai bahasa yang tumbuh, dan berkembang di negara-negara kawasan Timur-Tengah. Dalam satu segi, Bahasa Arab merupakan bahasa agama, bahasa persatuan bagi umat Islam. Akan tetapi perkembangan selanjutnya menunjukkan bahwa pengaruh Bahasa arab tampak semakin luas dalam pergaulan dunia Internasional, sehingga sejak tahun 1973 bahasa ini diakui secara resmi sebagai bahasa yang sah untuk dipergunakan di lingkungan Perserikatan Bangsa Bangsa. Berarti di samping sebagai bahasa agama Islam, sesungguhnya Bahasa Arab juga merupakan alat komunikasi sebagaimana bahasa yang lain pada umumnya.[5]
Usaha yang dilakukan agar dapat menguasai Bahasa Arab adalah dengan cara mempelajarainya. Bahasa Arab tidak dapat dipelajari secara keseluruhan dalam satu waktu, tetapi memerlukan tahapan-tahapan pelajaran seperti yang diajarkan di lembaga pendidikan. Bahasa Arab telah menjadi mata pelajaran di lembaga-lembaga pendidikan terutama lembaga pendidikan Agama. Akan tetapi lembaga pendidikan umum juga ada yang memuat mata pelajaran Bahasa Arab dalam pembelajaran.
Bahasa Arab yang dimaksud dalam tesis ini adalah Bahasa Arab sebagai mata pelajaran yaitu mata pelajaran yang mengembangkan keterampilan berkomunikasi lisan dan tulisan untuk memahami dan mengungkapkan informasi, pikiran, perasaan serta mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya.
Area pelajaran utama dari pembelajaran Bahasa Arab meliputi empat aspek yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat aspek tersebut saling berhubungan. Misalnya, keterampilan mendengarkan memberikan konstribusi terhadap perkembangan kemampuan berbicara, dan sebaliknya yang pada gilirannya kedua kemampuan tersebut akan diperkuat oleh kemampuan membaca peserta didik atau sebalikya. Keterampilan menulis memberikan konstribusi pada keterampilan membaca dalam bentuk teks atau dokumentasi dan kemampuan mendengar, berbicara dan membaca sangat berpengaruh pada keterampilan menulis.[6]
b. Fungsi Bahasa Arab
Pelajaran Bahasa Arab adalah pelajaran yang penting untuk dipelajari juga termasuk kategori bahasa asing. Pentingnya pembelajaran Bahasa Arab itu dapat terlihat dari banyaknya fungsi yang dimiliki oleh Bahasa Arab dalam berbagai bidang yang akan dijelaskan sebagai berikut:
1) Fungsi Bahasa Arab dalam Agama
Rakyat Indonesia yang tersebar di pelbagai kepulauan Nusantara sebagian besar memeluk agama Islam. Sebagai umat Islam, semua aturan-aturan dan perilaku manusia harus berdasarkan al-Qur’an dan hadis. al-Qur’an dan hadis hanya menggunakan Bahasa Arab, tidak menggunakan bahasa selain Bahasa Arab. Oleh karena itu, mempelajari Bahasa Arab sebagai bahasa kitab suci al-Qur’an bagi kaum muslimin di dunia ini merupakan kebutuhan yang sangat utama.
Dalam Islam, tidak sedikit masalah keagamaan atau masalah hukum yang dihadapi, dan semua permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari, harus merujuk kepada al-Qur’an dan hadis. al-Qur’an dan hadis tidaklah mudah dipahami oleh orang awam, sehingga membutuhkan bantuan para mujahidin atau ahli tafsir juga para ulama untuk menjelaskan kandungan al-Qur’an. Penjelasan mengenai hukum dan kandungan al-Qur’an banyak ditulis dalam kitab-kitab yang berbahasa Arab. Oleh karena itu, mempelajari Bahasa Arab berarti juga mengasah kemampuan untuk memahami pemikiran-pemikiran para ulama terdahulu dalam rangka mengembangkan pemikiran-pemikiran ulama pada masa sekarang, sehingga mampu menjawab masalah-masalah keagamaan.
2) Fungsi Bahasa Arab dalam Ilmu Pengetahuan
Pada zaman Khilafa Abbasiyah (132-656 H atau 750-1258 M) dilakukan penerjemahan buku-buku ilmu pengetahuan dan filsafat Yunani ke dalam Bahasa Arab, karena pada saat itu, cendikiawan muslim belum dapat melahirkan ilmu pengetahuan yang originil berdasarkan al-Qur’an.
Masa Abbasiyah yang pertama (132-232 H atau 750- 847 M) dikenal dengan masa penaburan benih untuk menumbuhkan ilmu pengetahuan yang ditandai dengan penerjemahan buku-buku ke dalam Bahasa Arab. Masa kedua (232-334 H atau 844-946) dikenal dengan masa tumbuh, berkembang, dan memetik hasilnya atau dikenal juga dengan masa mengarang dan mencipta ditandai dengan lahirnya filosof Islam pertama, yaitu Abu Yusuf Ja’kub bin Ishaq al-Kindi dan yang lainnya seperti Abu Nasr Muhammad al-Farabi, Ibnu Sina, Ibnu Rusyd.
3) Fungsi Bahasa Arab dalam Hubungan Internasional
Dunia Arab terdiri dari beberapa negara, namun mereka merasa ada dalam satu ikatan yang antara lain disebabkan oleh adanya ikatan kesatuan bahasa, yaitu Bahasa Arab. Di samping itu, gerakan nasionalisme Arab juga memberikan pengaruh yang kuat terhadap kesadaran sebagai satu bangsa.
Sebagai salah satu dari gerakan nasionalisme ini tampak dalam bidang penggunaan Bahasa Arab sebagai bahasa pemersatu yang digunakan di seluruh pelosok dunia Arab, sehingga orang-orang al-Jazair yang sudah banyak menggunakan Bahasa Perancis, sejak lepas dari penjajahan Perancis secara drastis mewajibkan penggunaan bahasa Arab sebagai bahasa resmi.
Pemakaian bahasa Arab sebagai salah satu bahasa resmi dalam PBB menempatkan Bahasa Arab untuk berperanan sebagai salah satu alat komunikasi dalam hubungan diplomasi Internasional.
4) Fungsi Bahasa Arab dalam Kebudayaan Nasional
Beberapa ungkapan dalam bahasa Arab yang diambil dari ajaran agama Islam sering dipergunakan baik dalam forum resmi maupun tidak resmi seperti ucapan “Assalāmu’alaikum”, “Bismillāḥirrahmānirrahim”, dan Insyā Allah.
Bagi seorang yang mempelajari kesusasteraan Indonesia, huruf Arab adalah huruf yang harus dipelajari, sebab banyak buku-buku ibadah, tasawuf, hikayat, sejarah Nabi-nabi dan Rasul-rasul serta buku-buku roman sejarah yang ditulis dengan menggunakan tulisan Arab-Melayu yang juga sering disebut huruf Arab Jawi.
Bahasa Indonesia juga banyak yang diambil dari Bahasa Arab. Maka mempelajari Bahasa Arab juga merupakan kunci yang menunjang kegiatan usaha untuk memperdalam pengetahuan kesusasteraan Indonesia dan pengembangan kosa kata yang diperlukan dalam perkembangan bahasa Indonesia pada masa sekarang. [7]
5) Fungsi Bahasa Arab dalam Hubungan Ekonomi
Pada masa dahulu, memang terasa aneh untuk mempelajari Bahasa Arab dengan tujuan mencari nafkah, karena ketika itu bangsa-bangsa yang berbahasa Arab sendiri masih dalam keadaan lesu dan miskin, sehingga tidak memungkinkan untuk mendapatkan keuntungan dari mereka. Akan tetapi zaman sekarang telah berubah. Bangsa-bangsa Timur Tengah kini menjadi kaya berkat ditemukannya minyak bumi, mereka menjadi pusat perhatian dan memiliki pengaruh yang besar dalam ikut menentukan penjalanan ekonomi dunia.
Begitu pentingnya bahan bakar minyak, akhirnya telah mendorong masyarakat industri untuk berduyun-duyun mengambil bagian dalam rangka menikmati anugerah Tuhan berupa kekayaan yang melimpah-ruah tersebut. Belakangan ini para pedagang dan kontraktor Indonesia menyusul ikut mengadu nasib di sana, sehingga terdengar berita bahwa di kalangan dunia perekonomian kita banyak di antara mereka yang mulai tertarik mempelajari Bahasa Arab. Jika semuanya ini benar menjadi kenyataan, maka akan beruntunglah orang yang menguasai Bahasa Arab. Bahkan lebih dari itu, Bahasa Arab akan semakin digemari orang dan dipelajari di mana-mana.
6) Fungsi Bahasa Arab dalam Hubungan Sosial
Perlunya mempelajari Bahasa Arab, dapat pula dihubungkan dengan tujuan yang bernilai sosial. Misalnya untuk menjalin hubungan persahabatan antar bangsa, guna melancarkan amal bakti kemanusiaan, dipergunakan dalam dunia pariwisata dan yang lebih penting lagi ialah kedudukan Bahasa Arab sebagai bahasa persatuan umat Islam di seluruh penjuru dunia. Siapapun orangnya tentu ingin dapat memahami pembicaraan pihak lain, seperti dalam arena rapat umum, dalam konferensi, pertemuan puncak, muktamar, apalagi dengan dibentuknya berbagai organisasi Islam tingkat Internasional peranan Bahasa Arab tentu saja menjadi semakin penting. Keterlibatan bangsa Indonesia dalam mejelis seperti itu adalah hal yang wajar, mengingat begitu eratnya hubungan kita dengan bangsa-bangsa di Timur- Tengah sejak masa lalu sampai sekarang. Selain memang secara resmi Indonesia merupakan anggota dari berbagai konferensi Islam tersebut. Dalam dunia pemberitaan khususnya surat kabar siaran radio, banyak dunia-dunia dan bukan kelompok Arab telah menyelenggarakan edisi beritanya dalam Bahasa Arab. Antara lain ialah Jerman Barat, Republik Rakyat Cina, Uni Soviet, Korea Selatan, dan Malaysia. Bagi orang yang menguasai Bahasa Arab, berarti telah memiliki satu di antara bahasa asing lainnya untuk menangkap berita melalui media komunikasi tersebut. Begitulah akhirnya, dengan menguasai Bahasa Arab kita dapat memperoleh sejumlah keuntungan yang berkaitan dengan aspek kehidupan sosial umat manusia.
7) Fungsi Bahasa Arab dalam Hubungan Politik
Kairo merupakan kawasan penting pertama dari kegiatan intelektual Bangsa Arab. Pada masa Ibn Khaldun di abad keempat belas dan kelima belas, telah tampak tanda-tanda kemunduran secara umum di dunia Islam. Ibn Khaldun menunjuk pada kemunduran situasi politik dan intelektual pada masanya. Tetapi berkat bantuan beberapa tokoh penting, Kairo tetap menjadi pusat intelektual dan terus memimpin dalam bidang ilmu pengetahuan dan penulisan. Orang-orang Mamluk yang berkuasa di Mesir dari abad ketiga belas sampai pada awal abad keenam belas yang kekuasaannya meluas sampai ke Syiria dan Palestina tidak mempunyai perhatian terhadap kajian-kajian Bahasa Arab sehingga menyebabkan Bahasa Arab semakin mundur. Kemunduran ini semakin parah dengan kedatangan orang-orang Turki pada bagian awal abad keenam belas.
Kenyataan bahwa dunia Arab terpecah menjadi beberapa unit politik merupakan suatu hambatan utama untuk mewujudkan suatu pembaharuan dan kesatuan kebahasaan, khususnya dari masyarakat terkebelakang menuju masyarakat modern. Selain itu, ketiadaan Lembaga Bahasa tertinggi antar bangsa Arab yang melakukan koordinasi usaha-usaha. Kesadaran ini sangat terasa di hampir setiap negeri Arab dan dunia Arab pada umumnya. Suatu kesadaran bahwa Bahasa Arab tidak hanya harus dibangkitkan kembali dan menjadi alat komunikasi yang mengatasi kesetiaan politik atau batas-batas perbatasan suatu bangsa, tetapi Bahasa Arab harus menjadi bahasa nomor satu dan menjadi dan menjadi bahasa baku jika bahasa itu hendak dijadikan bahasa budaya dan agama.
Pentingnya suatu penyatuan bahasa nampaknya memperlihatkan kemungkinan yang lebih baik ketika Liga Negara-Negara Arab dibentuk pada bulan Maret 1945. Liga Arab betujuan mewujudkan cita-cita Bangsa Arab untuk menciptakan suatu persatuan yang lebih besar antara Bangsa Arab. Badan-badan ini akan berusaha menjadikan Bahasa Arab mampu mengungkapkan semua pemikiran, sains modern dan agar Bahasa Arab menjadi bahasa pengantar dalam semua bidang ilmu, dan dalam semua tingkat pendidikan di seluruh negeri Arab.[8]
2. Tujuan Pembelajaran Bahasa Arab
Dalam semua kegiatan haruslah menentukan tujuan terlebih dahulu, agar kegiatan yang dilakukan lebih terarah. Begitu juga dengan pembelajaran Bahasa Arab, penentuan tujuan sangatlah penting, karena akan berkaitan dengan materi, metode, dan strategi yang akan dirancang dan dilakukan pada saat pembelajaran Bahasa Arab. Pada tujuan umum Bahasa Arab ditujukan pada pencapaian tujuan:
a. Agar siswa dapat memahami al-Qur’an dan al-Hadis sebagai sumber hukum Islam.
b. Dapat memahami dan mengerti buku-buku agama dan kebudayaan Islam yang ditulis dalam Bahasa Arab.
c. Supaya dapat berbicara dan mengarang dalam Bahasa Arab.
d. Untuk digunakan sebagai alat pembantu keahlian lain, (suplementary).
e. Untuk membina ahli Bahasa Arab, yakni benar-benar profesional.[9]
Menurut silabus untuk sekolah tingkat menengah, progam pembelajaran Bahasa Arab secara umum memiliki tujuan agar para peserta didik berkembang dalam hal:
a. Kemampuan mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis secara baik.
b. Berbicara secara sederhana tapi efektif dalam berbagai konteks untuk menyampaikan informasi, pikiran, dan perasaan, serta menjalin hubungan sosial dalam bentuk kegiatan yang beragam, interaktif dan menyenangkan.
c. Menafsirkan isi berbagai bentuk teks tulis pendek sederhana dan merespon dalam bentuk kegiatan yang beragam, interaktif dan menyenangkan.
d. Menulis kreatif meskipun pendek sederhana berbagai bentuk teks untuk menyampaikan informasi, mengungkapkan pikiran dan perasaan.
e. Menghayati dan menghargai karya sastra.
f. Kemampuan untuk berdiskusi dan menganalisis teks secara kritis.[10]
Tujuan khusus pembelajaran Bahasa Arab adalah agar dapat berbicara (muhādaṡah), membaca (qirā’ah), mengarang (insya’), dan qawā’id (naḥwu ṣaraf) dengan menggunakan Bahasa Arab.[11]
Pertama sekali guru mengajarkan Bahasa Arab kepada pelajar yang belum pernah mengenal bahasa itu hendaknya memulai dengan tahap-tahap pengenalan bunyi-bunyi bahasa. Dalam pelajaran menyimak, hendaknya guru memulai dengan dengan huruf-huruf Arab yang ada persamaannya dengan dengan bunyi huruf pada bahasa Indonesia seperti huruf بsama dengan b dalam kata batu dan seterusnya. Untuk membina dan mengembangkan kemahiran menyimak ini hendaknya latihan dilakukan berulang-ulang.[12]
3. Standar Kompetensi Lulusan
a. Mendengarkan/Istima’
Memahami berbagai nuansa makna ragam teks lisan dengan ragam variasi tujuan komunikasi dan konteks.
b. Berbicara/Kalam
Mengungkapkan berbagai gagasan dan tujuan ragam nuansa makna secara lisan dalam berbagai teks lisan dengan ragam variasi tujuan komunikasi dan konteks.
c. Membaca/Qira’ah
Membaca dan memahami berbagai nuansa makna yang dijumpai dalam berbagai teks tertulis dengan variasi tujuan komunikasi struktur kalimat dan ciri-ciri bahasanya.
d. Menulis/Kitabah
Mengungkapkan makna kata, frase dan kalimat secara tertulis sesuai dengan tujuan komunikasinya dengan struktur kalimat yang lazim digunakan.[13]
4. Asas-Asas dan Prinsip-Prinsip Pembelajaran Bahasa Arab
Dalam pembelajaran Bahasa Arab, asas yang dianjurkan untuk digunakan adalah asas kebermaknaan. Konsep penting yang mendasari asas ini adalah:
a. Unsur-unsur bahasa, yaitu kosa kata (mufradat), tata bahasa (qawa’id al-lugah), ejaan, dan pelafalan (aṣhwat), hendaknya disajikan dalam lingkup kebahasaan maupun lingkup situasi, sehingga lebih bermakna. Lingkup situasi harus mencakup lingkup budaya Arab dan budaya siswa.
b. Pembelajaran unsur-unsur bahasa ditujukan untuk mendukung penguasaan dan pengembangan empat keterampilan berbahasa, dan bukan untuk kepentingan penguasaan unsur-unsur bahasa itu sendiri.
c. Dalam kegiatan pembelajaran, unsur-unsur bahasa yang dipandang sulit bagi siswa dapat disajikan tersendiri, secara sistematis sesuai dengan tema yang dibahas.
d. Dalam kegiatan pembelajaran, keempat keterampilan berbahasa pada hakikatnya tidak dapat dipisahkan. Oleh karena itu, keterampilan berbahasa harus dikembangkan secara terpadu.
e. Siswa harus dilibatkan dalam semua kegiatan belajar yang bermakna, yaitu kegiatan yang dapat membantu untuk mengembangkan diri siswa dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, juga mengembangkan keterampilan menjalin hubungan dengan pihak lain.[14]
5. Metode – Metode dalam Pembelajaran Bahasa Arab
Metode adalah rencana menyeluruh yang berhubungan dengan penyajian materi pelajaran secara teratur dan didasarkan atas suatu approach. Jika approach bersifat axiomatis, metode bersifat prosedural.[15]
a. Metode Langsung (Mubasyarah / Direct Method)
Metode ini disebut metode langsung karena selama pelajaran, pengajar langsung menggunakan bahasa asing yang dijarkan. Ciri-ciri metode ini adalah:
1) Materi pelajaran terdiri dari kata-kata dan struktur kalimat yang banyak digunakan sehari-hari.
2) Gramatika diajarkan dengan melalui situasi dan dilakukan secara lisan bukan dengan cara menghafalkan kaidah-kaidah tata bahasa.
3) Aktivitas banyak dilakukan di dalam kelas.
4) Banyak latihan-latihan mendengarkan dan menirukan dengan tujuan agar dapat dicapai penguasaan bahasa secara otomatis.
5) Bacaan mula-mula diberikan secara lisan.
6) Sejak permulaan peserta didik dilatih untuk bepikir dalam bahasa asing.
Salah satu kelemahan metode ini ialah penguasaan tata bahasa lebih sulit disebabkan peserta didik harus memahaminya melalui bahasa asing yang mungkin masih belum dikuasainya.[16]
b. Metode Nahwu wa Tarjamah (Grammar and Translation Method)
Metode ini banyak menekankan pada penggunaan nahwu (tata bahasa) dan peraktek penerjemahan dari bahasa dan ke dalam bahasa sasaran.
c. Tariqah Sam’iyah Syafawiyah (Audio- Lingual Method)
Ciri-ciri metode ini adalah:
1) Metode ini berangkat dari gambaran bahwa bahasa adalah seperangkat simbol-simbol suara yang dikenal oleh anggota masyarakat untuk mengadakan komunikasi di antara mereka. Maka tujuan pokok pembelajaran Bahasa Arab adalah memberi bekal kemampuan bagi selain penutur Arab agar mampu berkomunikasi aktif dengan penutur Arab dengan berbagai keterampilan dan dalam berbagai situasi.
2) Guru dalam mengajarkan keterampilan bahasa mengikuti urutan asli pemerolehan bahasa pertama yaitu dari keterampilan mendengar kemudian menirukan bicara orang-orang sekitar dan mengucapkan kata-kata, membaca dan terakhir menulis. Menurut metode ini keempat ketrampilan bahasa dimulai dari istimā’, kalam, qirā’ah, dan kitabah.
3) Menurut metode ini, sesungguhnya suatu yang sangat mungkin mengungkapkan bentuk-bentuk budaya di tengah-tengah percakapan yang disajikan dalam setiap pelajaran, maka secara alami percakapan akan berlangsung seputar kebiasaan hidup yang melingkupi manusia seperti tentang makan, menyampaikan ucapan selamat, dan berbagai bentuk-bentuk kebudayaan.[17]
d. Tariqah Qira’ah (Reading Method)
Ciri-ciri metode ini adalah:
1) Metode ini memulai dengan memberi latihan sebentar kepada siswa tentang keterampilan bertutur kemudian mendengarkan beberapa kalimat sederhana dan mengucapkan kata-kata serta kalimat hingga siswa mampu mneyusun kalimat.
2) Setelah siswa berlatih mengucapkan beberapa kalimat kemudian mereka membacanya dalam teks.
3) Setelah membaca teks dengan keras yang diikuti dengan beberapa pertanyaan seputar teks untuk menguatkan pemahaman.
4) Membaca terbagi pada dua macam yaitu membaca intensif dan membaca lepas masing-masing mempunyai tujuan yang berbeda.
5) Qira’ah lepas bisa dilaksanakan di luar kelas. Dibenarkan memberikan tugas kepada siswa untuk membaca dan membatasi apa yang harus dibaca serta mendiskusikannya.
6) Membaca lepas memberikan manfaat dalam pencapaian siswa pada khazanah Arab, membaca kitab-kitab dan semi Arab.
e. Tariqah Ma’rifah (Cognitive Code-Learning Theory)
Ciri-ciri metode ini adalah:
1) Metode ini berusaha untuk mengenalkan siswa tentang sistem bunyi, tata bahasa, morfologi sebagai bahasa kedua, maka prinsip dasarnya adalah agar siswa mampu berlatih bahasa.
2) Pelajaran dimulai dengan melepaskan kaidah dan diikuti dengan membuat contoh-contoh. Tujuan membuat contoh di sini adalah untuk melatih siswa dalam menerapkan kaidah dengan bentuk yang lain.
3) Latihan-latihan bisa dengan berbagai kegiatan kebahasaan dalam kerangka pengembangan kompetensi komunikasi.
4) Menggunakan bahasa pembantu pada awal pembelajaran. Diawali dengan menjelaskan kaidah aturan-aturan bunyi Bahasa Arab dengan ungkapan baru kepada siswa.
5) Percakapan. Metode ini tidak memasukkan percakapan menjadi bagian dari pelajaran, tetapi terkadang terkadang percakapan dijadikan pembukaan kegiatan pembelajaran bahasa yang kemudian disusul dengan latihan-latihan.[18]
f. Metode Mim-mem (Mim-mem Method)
Mim-mem method adalah singkatan dari mimicry atau meniru dan memorization atau menghafal. Metode ini seringkali dikenal sebagai informant-drill method. Menurut metode ini, kegiatan belajar berupa demonstrasi dan drill gramatika dan struktur kalimat atau structure drill, latihan ucapan atau pronounciation drill, dan latihan menggunakan kosa kata dengan mengikuti atau menirukan guru dan native informant. Di dalam drill, native informant bertindak sebagai drill master. Ia mengucapkan beberapa kalimat dan para murid kemudian menirukan beberapa kalimat sampai akhir hafal. Gramatika diajarkan secara tidak langsung melalui kalimat-kalimat model. Pada tingkat yang lebih maju, pelajaran berupa diskusi dan dramatisasi. Variasi dari metode ini mengggunakan rekaman-rekaman dialog dan drill disebut audio-lingual metod atau seringkali dinamakan Aural-oral Approach.[19]
g. Metode al- Intiqo’iyyah (Metode Elektik)
Metode elektik adalah suatu upaya para pakar Bara untuk menyempurnakan metode audio lingual yang sangat populer.[20]
Metode elektik merupakan pemilihan dan penggabungan. Di dalam Bahasa Arab, mtode ini disebut dengan beberapa nama, antara lain : Thariqah al-Intiqoiyyah, Mukhtarah, Taufiqiyyah, Mazdujah. Penggabungan metode-metode yang dimaksudkan dalam metode elektik hanya bisa dilakukan antara metode yang sehaluan. Dua metode yang tujuannya bertolak belakang, tentu tidak tepat untuk digabungkan.[21]
Metode eklektik ini bisa menjadi metode yang ideal apabila didukung oleh penguasaan guru secara memadai terhadap berbagai macam metode sehingga dapat mengambil segi-segi kekuatan dari setiap metode secara tepat dan menyesuaikannya dengan kebutuhan program pengajaran yang ditanganinya, kemudian menerapkannya secara proporsional.
Metode ini didasarkan atas asumsi bahwa :
1. Tidak ada metode yang ideal karena masing-masing mempunyai segi-segi kekuatan dan kelemahan.
2. Setiap metode mempunyai kekuatan yang bisa dimanfaatkan untuk mengefektifkan pengajaran.
3. Lahirnya metode baru harus bukan sebagai penolakan terhadap metode lama, melainkan sebagai penyempurnaan.
4. Tidak ada satu metode yang cocok untuk semua tujuan, guru, semua siswa, dan semua program pengajaran.
5. Dalam pembelajaran, yang terpenting adalah memenuhi kebutuhan pelajar, bukan memenuhi kebutuhan suatu meetode.
6. Setiap guru memiliki kewenangan dan kebebasan untuk memilih metodee yang sesuai dengan kebutuhan pelajar.[22]
A. Strategi Pembelajaran Bahasa Arab
1. Pengertian Strategi Pembelajaran Bahasa Arab
Dalam penelitian ini, khusus untuk pembelajaran Bahasa Arab, strategi pembelajaran Bahasa Arab adalah teknik atau cara yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi pelajaran Bahasa Arab ketika proses pembelajaran berlangsung dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran Bahasa Arab yaitu istima’ (menyima’), muhadaṡah/ kalam (berbicara), qira’at (membaca), dan imla’ (menulis). Dalam penyusunan rangkaian kegiatan Bahasa Arab, harus sesuai dengan pendekatan dan metode pembelajaran Bahasa Arab. Di sini dijelaskan bahwa sebelum menetapkan strategi pembelajaran Bahasa Arab, maka yang harus diketahui terlebih dahulu adalah pendekatan pembelajaran Bahasa Arab dan mengetahui metode pembelajaran Bahasa Arab yang sesuai dengan materi Bahasa Arab yang akan disampaikan oleh guru kepada peserta didik.
2. Pendekatan Pembelajaran Bahasa Arab yang Menjadi Acuan dalam Penentuan Strategi Pembelajaran Bahasa Arab
pendekatan dalam Bahasa Arab yaitu naẓhariyath al-wihdah dan naẓariyah al-furu’.
a. Naẓariyah al-Wihdah
Naẓariyah al-wihdah dalam Bahasa Arab adalah pendekatan belajar yang memandang bahwa Bahasa Arab itu merupakan satu kesatuan yang saling berkaitan erat, tidak dapat dipisahkan. Menurut pendekatan ini dalam pembelajaran Bahasa Arab, ketika mempelajari satu judul atau satu materi pelajaran, maka dapat mencakup keseluruhan pembelajaran Bahasa Arab yaitu menyimak (istimā’), berbicara (muhadaṡah), membaca (qirā’ah), dan menulis (imla’).
Pendekatan ini membantu peserta didik yang belajar Bahasa Arab di tingkat pemula artinya strategi ini baik digunakan bagi peserta didik yang masih baru belajar Bahasa Arab. Pendekatan nazariyah al-wihdah tidak mengenal pengkhususan pelajaran Bahasa Arab kepada bagian-bagian.[23]
Dari uraian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa dalam pendekatan nazariyah al-wihdah, bagian-bagian Bahasa Arab yaitu mutala’ah, tarjamah, muhadaṡah qawā’id ṣarfiyah, imla’, insya’dipelajari dalam satu kesatuan dalam satu judul atau satu materi pelajaran untuk pencapai tujuan pembelajaran Bahasa Arab yaitu al-istimā’, al-kalam, al-qira’ah, dan al-kitabah.
b. Nazariyah al-Furu’
Menurut pendekatan nazariyah al-furu’, pembagian-pembagian kemahiran Bahasa Arab ini berdasarkan metode resmi dalam pembagian yang ditetapkan dalam jadwal pembelajaran.
Kelebihan pendekatan nazariyah al-furu’ adalah pertama, nazariyah al- furu’ menjadikan pelajaran lebih berkesan atau lebih membekas bagi siswa karena dipelajari siswa dengan lebih fokus kepada bagian-bagiannya dalam waktu yang khusus. Kedua, guru mampu mefokuskan pelajaran pada bagian yang ingin atau disukai oleh peserta didik.
Kekurangan nazariyah al-furu’ adalah memisahkan bahasa menjadi bagian-bagian. Oleh karena pembagian-pembagian itu, peserta didik tidak mampu untuk memahami Bahasa Arab dari semua arah (tidak memahami bahasa secara utuh), peserta didik hanya mampu dalam pengucapan Bahasa Arab dengan benar pada saat belajar qawa’id saja, dan peserta didik tidak hanya mampu melukiskan kata-kata dengan benar hanya pada saat belajar imla’ dan belajar kaigrafi saja.[24]
1. Jenis dan Pendekatan
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.[25]
a. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari sumber data utama dan sumber data tambahan. Sumber data utama adalah kata-kata dan tindakan yang diperoleh dari guru bidang studi Bahasa Arab, dan peserta didik yang belajar di SMP al-Hijrah kelas II/ VIII.
Data tambahan dalam penelitian kualitatif seperti sumber data tertulis yaitu buku, dokumen resmi atau dokumen pribadi yang dimiliki oleh sekolah yang berkaitan dengan kebutuhan penenelitian yang dilakukan oleh peneliti.
Foto dapat digunakan sebagai sumber data karena foto dapat menggambarkan suatu peristiwa yang dapat dimanfaatkan dalam penelitian kualitatif. Foto dapat berasal dari pihak sekolah dan dapat juga diambil langsung oleh peneliti ketika melihat suatu peristiwa yang berkaitan dengan penelitiannya. dan data statistik yang berkaitan dengan penelitian ini.
Data statistik juga dapat digunakan sebagai sumber penelitian untuk melihat perkembangan atau untuk melihat kemajuan anak dalam pembelajaran Bahasa Arab.
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah pengamatan, wawancara, dan studi dokumen.
a. Pengamatan (observasi)
Alasan menggunakan teknik pengamatan (observasi) adalah pengamatan didasarkan atas pengalaman secara langsung yang merupakan alat ampuh untuk mengetes suatu kebenaran, teknik pengamatan memungkinkan melihat dan mengamati sendiri sebagaimana yang terjadi pada keadaan sebenarnya. Dalam kasus-kasus tertentu di mana teknik komunikasi lainnya tidak dimungkinkan, pengamatan dapat menjadi alat yang sangat bermanfaat. Dalam penelitian ini, peneliti dapat mengamati langsung proses pembelajaran, metode dan strategi yang digunakan dalam pembelajaran Bahasa Arab dan mengamati sarana dan prasarana yang digunakan dalam proses pembelajaran di SMPIT al-Hijrah.
b. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu dengan maksud memperluas informasi yang diperoleh dari orang lain.
Dalam penelitian ini, wawancara akan dilakukan antara peneliti dengan kepala sekolah, guru bidang studi Bahasa Arab, dan peserta didik yang belajar di sekolah Islam terpadu al-Hijrah.
c. Studi Dokumen
Dokumen adalah setiap bahan tertulis ataupun film, yang tidak dipersiapkan karena adanya permintaan seorang penyidik. Dokumen sudah lama digunakan dalam penelitian karena dalam banyak hal dokumen dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan. Dokumen biasanya dibagi atas dokumen pribadi dan dokumen resmi. Dokumen pribadi adalah catatan atau karangan seseorang secara tertulis tentang tindakan, pengalaman. Dokumen resmi terdiri dari dokumen internal dan dokumen eksternal. Dokumen internal berupa memo, pengumuman, instruksi, aturan suatu lembaga masyarakat tertentu yang digunakan dalam kalangan sendiri. Dokumen eksternal berupa bahan-bahan informasi yang dihasilkan oleh suatu lembaga sosial misalnya majalah, buletin, pernyataan, dan berita yang disiarkan ke media massa.
3. Teknik Analisis Data
Analisis data kualitatif menurut Bogdan dan Biklen yang dikutip oleh Moleong adalah upaya yang dilakukan dengan dengan jalan bekerja dengan data mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensitesiskannya, mencari dan menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.
Dalam penelitian ini, data yang didapat kemudian dianalisis dengan menggunakan model analisis data perbandingan tetap (constant dan comparative) yang dikemukakan oleh Glasser dan Strauss yang dikutip oleh Moleong.
Secara umum, proses analisis datanya mencakup reduksi data, sintesisasi, dan diakhiri dengan menyusun hipotesis kerja.
a) Reduksi data adalah identifikasi satuan (unit). Pada mulanya diidentifikasikan adanya satuan yaitu bagian terkecil yang ditemukan dalam data yang memiliki makna bila dikaitkan dengan fokus dan masalah penelitian.
b) Kategorisasi adalah upaya memilah-milah setiap satuan ke dalam bagian yang memiliki kesamaan.
c) Sintesisasi mencari kaitan antara satu kategori dengan kategori lainnya.
4. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan. Pelaksanaan didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu. Ada empat kriteria yang digunakan, yaitu derajat kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability), kebergantungan (depenability), dan kepastian (confirmability).
A. Temuan Umum Penelitian
1. Profil Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu (SMP IT) al-Hijrah Lau Dendang
Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu Al Hijrah berada di jalan Perhubungan Desa Lau Dendang Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. Sekolah al-Hijrah berdiri pada tahun 2009 dengan izin operasional tahun 2010. Sekolah al-Hijrah berstatus swasta yang memiliki luas tanah 3180 M2 dan luas bangunan 500 M2 .
Sekolah al-Hijrah adalah sekolah umum yang bernuansa Islami. Terbukti dari keadaan peserta didik. Peserta memakai seragam kemeja panjang, celana panjang dan memakai peci bagi peserta didik laki-laki. Peserta didik perempuan memakai seragam baju kurung panjang, rok panjang dan memakai jilbab.
a. Guru Bidang Studi Bahasa Arab di SMP IT al-Hijrah Lau Dendang
Kesusksesan peserta didik dalam memahami pelajaran yang dipelajarainya tidak terlepas dari seorang guru bidang studi yang mengajar mereka. Guru bidang studi Bahasa Arab di SMP IT al-Hijrah memiliki latar belakang pendidikan Bahasa Arab dari Institut Agama Islam Negeri yaitu Fakultas Tarbiyah jurusan PBA (Pendidikan Bahasa Arab).
Guru bidang studi Bahasa Arab adalah guru yang kreatif. Ketika pembelajaran Bahasa Arab berlangsung, guru tidak semata-mata mewajibkan peserta didik untuk diam selamanya di kelas. Terkadang guru mengajarkan mufradāt dengan cara berjalan bersama-sama peserta didik di sekitar sekolah atau ke luar sekolah, kemudian guru mengenalkan benda-benda yang mereka lihat dengan menggunakan Bahasa Arab.
c. Peserta didik di SMP IT al-Hijrah Lau Dendang
Pada saat pembelajaran Bahasa Arab berlangsung, berbagai macam respon peserta didik dalam menerima pelajaran. Sebagian peserta didik bersemangat mengikuti pelajaran, sebagian berdiskusi dengan temannya walaupun tidak diperintahkan oleh guru, dan sebagian menulis.
d. Media Pembelajaran Bahasa Arab di SMP IT al-Hijrah Lau Dendang
Ketika pembelajaran Bahasa Arab berlangsung, ada berbagai media pembelajaran yang dipergunakan oleh guru bidang studi Bahasa Arab agar pelajaran lebih menarik dan lebih cepat dipahami oleh peserta didik. Terkadang guru menggunakan infokus dalam pembelajaran. Media yang digunakan dalam pembelajaran selain infokus adalah media karton.
e. Buku Pelajaran Bahasa Arab di SMP IT al-Hijrah Lau Dendang
Pembelajaran Bahasa Arab di sekolah umum masih jarang ditemukan. Buku-buku yang dirancang untuk peserta didik yang belajar Bahasa Arab di sekolah umum juga belum ditemukan. Oleh karena itu, guru berinisiatif untuk menggunakan buku yang digunakan oleh peserta didik yang belajar di sekolah agama untuk tingkat Menengah yaitu Madrasah Tsanawiyah.
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, dapat dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Pembelajaran Bahasa Arab di SMP IT al-Hijrah Lau Dendang
a. Mata pelajaran Bahasa Arab di SMP IT al-Hijrah Lau Dendang
Di sekolah al-Hijrah, peserta didik mempelajari mata pelajaran Bahasa Arab. Sekolah al-Hijrah memuat mata pelajaran Bahasa Arab dalam pembelajaran mereka dengan alasan pertama, pembelajaran Bahasa Arab dapat memudahkan peserta didik dalam memahami dan menghafal al-Qur’an juga membiasakan pengucapan ayat al-Qur’an yang berbahasa Arab dengan fasih. Kedua, pembelajaran Bahasa Arab di SMP IT al-Hijrah dapat menarik minat peserta didik agar lebih mencintai al-Qur’an dan kemudian tertarik juga untuk mempelajarinya. Jika peserta didik memahami atau mengerti dengan ayat-ayat al-Qur’an yang berbahasa Arab, maka peserta didik akan semakin tertarik untuk mempelajari dan menghafalnya. Ketiga, Bahasa Arab dapat digunakan sebagai alat komunikasi. Meskipun selama ini peserta didik hanya bergaul dengan sesama masyarakat Indonesia, tetapi suatu saat dapat terjadi pergaulan peserta didik yang semakin luas sehingga keterampilan berbahasa Arab sangat dibutuhkan.
Mata pelajaran Bahasa Arab dipelajari oleh peserta didik sebanyak tiga kali dalam satu minggu yaitu pada hari Selasa, Rabu, dan Sabtu. Pada hari Selasa dan Rabu, Bahasa Arab dipelajari sebagai mata pelajaran wajib bagi peserta didik. Pada hari Sabtu khusus untuk pelajaran muhadaSah (berbicara/ berkomunikasi) yang biasa disebut Arabic Club (kelompok belajar Bahasa Arab).
b. Guru Bidang Studi Bahasa Arab di SMP IT al-Hijrah Lau Dendang
Guru bidang studi Bahasa Arab di SMP IT al-Hijrah memiliki latar belakang pendidikan Bahasa Arab dari Institut Agama Islam Negeri yaitu Fakultas Tarbiyah jurusan PBA (Pendidikan Bahasa Arab). Data ini menunjukkan bahwa guru bidang studi Bahasa Arab di SMP IT al-Hijrah Lau Dendang memiliki pengetahuan tentang Bahasa Arab, dan menguasai ilmu dibidangnya. Guru bidang studi Bahasa Arab tidak memaksakan peserta didik untuk wajib memahami pelajaran Bahasa Arab yang diajarkannya, tetapi guru berusaha memahami keadaan peserta didik dan berusaha memikirkan teknik yang digunakan agar peserta didik lebih menyukai pelajaran Bahasa Arab dan mampu memahami materi-materi yang diajarkan dalam pembelajaran Bahasa Arab dengan cepat dan tanpa merasa terpaksa.
Guru tidak memberikan tugas rumah (PR) kepada peserta didik, karena sekolah al-Hijrah adalah sekolah yang membelajarkan peserta didik satu hari penuh (full day), ditambah dengan kewajiban peserta didik yang harus menghafal al-Qur’an sebanyak satu juz setiap tahun sehingga kegiatan peserta didik sangat padat kemudian adanya peraturan bahwa guru tidak boleh memberikan pekerjaan rumah (PR) kepada peserta didik.
c. Peserta Didik di SMP IT al-Hijrah Lau Dendang
Peserta didik menyukai mata pelajaran Bahasa Arab, karena guru bidang studi yang mengajar Bahasa Arab adalah guru yang lembut, tidak menggunakan kekerasan dalam kegiatan pembelajaran, guru yang menggunakan teknik pembelajaran yang menyenangkan. Adanya penggunaan media juga dapat menarik perhatian peserta didik seperti penggunaan infokus. Tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa peserta didik tetap menganggap Bahasa Arab adalah Bahasa yang sulit dipelajari.
d. Media Pembelajaran Bahasa Arab di SMP IT al-Hijrah Lau Dendang
Ketika pembelajaran Bahasa Arab berlangsung, ada berbagai media pembelajaran yang dipergunakan oleh guru bidang studi Bahasa Arab agar pelajaran lebih menarik dan lebih cepat dipahami oleh peserta didik. Terkadang guru menggunakan infokus dalam pembelajaran. Media yang digunakan dalam pembelajaran selain infokus adalah karton. Materi pelajaran ditulis oleh guru di atas karton, kemudian karton yang telah ditulis ditempelkan di atas papan tulis.
e. Buku Pelajaran Bahasa Arab di SMP IT al-Hijrah Lau Dendang
Pembelajaran Bahasa Arab di sekolah umum masih jarang ditemukan. Buku-buku yang dirancang untuk peserta didik yang belajar Bahasa Arab di sekolah umum juga belum ditemukan. Oleh karena itu, guru berinisiatif untuk menggunakan buku yang digunakan oleh peserta didik yang belajar di sekolah agama untuk tingkat Menengah yaitu Madrasah Tsanawiyah. Guru bidang studi Bahasa Arab menggunakan buku Bahasa Arab yang juga digunakan di Madrasah Tsanawiyah kurikulum 2008. Penyusunan buku Bahasa Arab yang dijadikan sebagai sumber pelajaran Bahasa Arab di al-Hijrah telah mengacu pada silabus pelajaran Bahasa Arab dalam Permenag No. 2 Th. 2008 untuk tingkat lanjutan pertama.
f. Silabus Bahasa Arab di SMP IT al-Hijrah Lau Dendang
Di dalam silabus dituliskan standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pelajaran, langkah-langkah pembelajaran, alokasi waktu, sumber belajar, dan evaluasi pembelajaran. Standar kompetensi dan kompetensi dasar ditetapkan berdasarkan empat keterampilan Bahasa yaitu, istima’, kalam (muhādaṡah), qira’ah, dan kitabah. Kemudian keempat keterampilan tersebut dikembangkan ke dalam materi , كيف نصلي ، نتعلم الحساب , مكتبة المدرسة , كرة القدم dan المهنة dengan menggunakan struktur kalimat dasar yang meliputi: فعل مضارع dalam جملة فعلية , عدد, أن + فعل مضارع , لن dan لام التعليل serta جمع التكسير. walaupun ada beberapa ketetapan dalam silabus tentang pembelajaran Bahasa Arab, bukan berarti semua ketetapan itu menjadi satu-staunya ketetapan yang harus diikuti tanpa satupun pengembangan dari guru bidang studi tetapi silabus dijadikan hanya sebagai pedoman atau model pembelajaran Bahasa Arab dan guru bidang studi boleh mengadakan pengembangan-pengembangan dalam pembelajaran Bahasa Arab dengan kretivitasnya dalam mengajar yang disesuaikan dengan kondisi peserta didik pada saat menerima pelajaran Bahasa Arab. Seperti penerapan langkah-langkah pembelajaran, guru dapat merancang kegiatan pembelajaran agar kegiatan belajar mengajar menjadi menarik sehingga mudah dipahami dan tetap melekat dalam ingatan peserta didik.
e. Strategi Pembelajaran Bahasa Arab di SMP IT al-Hijrah Lau Dendang
Strategi atau teknik pembelajaran dapat dilihat dari langkah-langkah pembelajaran Bahasa Arab yang dilakukan oleh guru bidang studi Bahasa Arab. Sebelum menetapkan strategi atau Langkah-langkah pembelajaran Bahasa Arab, maka guru bidang studi terlebih dahulu harus mengetahui dan menetapkan pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran Bahasa Arab. Strategi pembelajaran Bahasa Arab di al-Hijrah disesuaikan dengan pendekatan nazariyah al-wihdah yaitu tidak ada pemisahan pembelajaran ilmu-ilmu Bahasa Arab. Penyampaian materi pelajaran antara istima’, kalam/ muhadaṡah, qira’ah dan kitabah secara bersamaan dan tidak terpisah-pisah.
Pendekatan nazariyah al-wihdah dalam penentuan strategi pembelajaran Bahasa Arab menurut penulis sangat baik sekali, karena dengan waktu pembelajaran yang begitu singkat dan mata pelajaran yang banyak diterima oleh peserta didik, peserta didik masih dapat menerima dan memahami pelajaran Bahasa Arab dengan berbagai ilmu-ilmu dalam Bahasa Arab. Dengan pendekatan nazariyah al-wihdah, peserta didik dapat mengetahui qawa’id, qira’ah, kitabah, muhadaṡah dalam setiap kali pembelajaran Bahasa Arab.
Footnote
----------------------
[1]Rohmani Nurindah dan Abdurrahman, Psikolinguistik: Konsep dan Isu Umum, cet.1, (Malang: UIN-Malang Press, 2008), h. 46.
[2]Eveline Siregar dan Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), h. 12.
[3]Afnil Guza, UU RI Nomor 20 Tahun 2003 (Jakarta: Asa Mandiri, 2009), h. 71.
[4]Nanang Fatchurohman, Madrasah: Sekolah Islam Terpadu, Plus dan Unggulan (Depok: Lendean Hati Pustaka, 2011), h. 9.
[5]Imam Bawawi, Pengantar Bahasa Arab (Surabaya: al-Ikhlas,1981), h. 9.
[6]Permenag, Silabus Kurikulum Permenag RI No.2 Th. 2008.
[7]Latief Muchtar, H.A et.al. Pedoman Pengajaran Bahasa Arab Pada Perguruan Tinggi Agama Islam (Jakarta: Proyek Pengembangan Sistem Pendidikan Agama Depag RI, 1971), h. 63-73.
[8]Mahjudin, Bahasa Arab, h. 143.
[9]Tayar Yusuf dan Syaiful Anwar, Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab, cet.1, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1995), h. 189.
[10]Permenag, Silabus Pelajaran Bahasa Arab dalam Permenag RI No.2 Th. 2008.
[11]Anwar, Metodologi, h. 189.
[12]Muchtar, Pedoman Pengajaran, h. 127.
[13]Permenag, Silabus Pelajaran Bahasa Arab.
[14]Abdul Hamid. et.al., Pembelajaran Bahasa Arab: Pendekatan, Metode, Strategi, Materi, Media, cet.1, (Malang: UNI- Malang Press, 2008), h. 165.
[15]Muljanto Sumardi, Pengajaran Bahasa Asing: Sebuah Tinjauan dari segi Metodologi (Jakarta: Bulan Bintang, 1974), h. 12
[16]Muchtar, Pedoman Pengajaran, h. 95.
[17]Ibid, h. 23
[18]Ibid., h. 33
[19]Sumardi, Pengajaran Bahasa Asing, h. 39.
[20] Henry Guntur Tarigan, Strategi Pengajaran Dan Pembelajaran Bahasa (Bandung, Angkasa, 1993), h. 116
[21] Ahmad Fuad Effendi, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab ( Malang, Misykat,,2005), h. 71-72
[22] Araby Shalah Abdul Majid, Ta’allum al-Lughat al-Hayyah wa Ta’limuha (Beirut, Maktabat Al-Lubnan, 1981).
[23]Abdul Alim Ibrahim, Fi Turuqi al- Tadris al-Muwajjah al-Fani li Mudarris al-Lughah al-Arabiyah, (ttp, Dar al-Ma’arif, th), h. 50.
[24]Ibid, h. 52.
[25]Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), h. 6.
Salah satu bahasa asing yang penting untuk dipelajari dan dikuasai adalah Bahasa Arab. Bahasa Arab bukan hanya bahasa agama tetapi digunakan sebagai alat komunikasi di berbagai bidang. Ada beberapa alasan yang menyebabkan pentingnya Bahasa Arab untuk dipelajari dan dikuasai. Dalam bidang ekonomi, Bangsa Arab mengadakan perdagangan ke negara-negara luar Arab termasuk Indonesia, mereka menggunakan Bahasa Arab dalam berkomunikasi ketika berdagang. Masyarakat Timur Tengah yang menggunakan Bahasa Arab dalam bahasa sehari-hari juga merupakan pusat sumber daya energi dan mineral dunia dan sebagai kawasan bisnis baru yang terbuka dan menjanjikan serta memberikan peluang kerja. Banyak negara yang ingin menjalin hubungan ekonomi dengan masyarakat Timur Tengah, karena dianggap sebagai investor yang dapat memberikan banyak keuntungan. Indonesia menyadari pentingnya kawasan Timur Tengah sebagai mitra, dan banyak harapan akan masuknya investasi negara-negara Arab ke negara Indonesia. Saat inilah Bahasa Arab berperan penting sebagai alat komunikasi yang menjadi modal dasar untuk menarik masyarakat Arab agar menjadi mitra kerja Indonesia. Jika masyarakat Indonesia tidak menguasai Bahasa Arab, maka akan sulit untuk menjalin hubungan komunikasi dengan masyarakat Timur Tengah, sebab Bahasa Arab adalah media dalam kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan hubungan ekonomi.
Dalam bidang ilmu pengetahuan, Bahasa Arab banyak digunakan dalam buku-buku ilmu pengetahuan, seperti ilmu kedokteran. Untuk dapat memahami buku-buku ilmu pengetahuan, pengetahuan dasar yang harus dikuasai adalah pengetahuan tentang Bahasa Arab. Bahasa Arab dapat digunakan sebagai media nalar atau alat berpikir dan mempertajam daya pikir, karena susunan kata-katanya yang indah, perpaduan kalimatnya yang serasi seperti dalam bait-bait syair, mengajak orang yang mendengarnya untuk berpikir dan berimajinasi, sehingga orang mampu untuk mengasah kemampuan intelektualnya.
Dalam bidang Agama, Bahasa Arab Adalah Bahasa Kaum Muslimin, karena Bahasa Arab adalah Bahasa al-Qur’an. Semua ketentuan-ketentuan atau hukum-hukum yang berlaku bagi kaum muslimin telah ditulis dan diatur dalam al-Qur’an. Untuk mengetahui lebih dalam lagi tentang Islam dan al-Qur’an, maka pengetahuan yang harus dimiliki adalah pengetahuan tentang Bahasa Arab.
Uraian di atas mengingatkan bahwa begitu pentingnya Bahasa Arab untuk dipelajari dan dikuasai terutama bagi masyarakat Indonesia yang mayoritas beragama Islam. Sebagai pembelajaran awal, Pembelajaran Bahasa Arab dapat dimulai dari jenjang sekolah atau lembaga pendidikan yaitu memuat mata pelajaran Bahasa Arab dalam kurikulum pembelajarannya. Biasanya, lembaga pendidikan yang memuat mata pelajaran Bahasa Arab adalah lembaga pendidikan yang bernama madrasah. Jarang sekali ditemui mata pelajaran Bahasa Arab dipelajari di sekolah-sekolah umum. Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu (SMPIT) al-Hijrah adalah salah satu sekolah umum yang memuat mata pelajaran Bahasa Arab sebagai pembelajaran bahasa asing selain Bahasa Inggris.
Kemahiran yang dipelajari dan yang ingin dicapai dalam pembelajaran Bahasa Arab adalah kemahiran menyimak (istima’), kemahiran berbicara (muhādaṡah), kemahiran membaca (qira’at), dan kemahiran menulis (kitabah).
Kesuksesan dalam mempelajari Bahasa Arab tidak terlepas dari peran guru untuk merencanakan pembelajaran, mengatur tahapan-tahapan kegiatan pembelajaran, dan diperlukan juga keterampilan guru dalam menggunkan metode saat pembelajaran Bahasa Arab berlangsung. Untuk itu guru Bahasa Arab hendaknya memiliki strategi yang tepat dalam penyampaian materi pelajaran Bahasa Arab kepada peserta didik, karena suatu pelajaran akan menarik dan dapat dikuasai dengan cepat apabila penyampaiannya menggunakan strategi yang baik. Strategi dapat diartikan sebagai taktik atau teknik ataupun cara pengaturan kegiatan pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan.
Untuk mencapai keempat kemahiran tersebut, seorang guru harus menggunakan strategi yang tepat dan menarik dalam penyampaian materi pelajaran.
Berdasarkan penelitian awal, peneliti mendapatkan informasi bahwa sekolah SMP IT al-Hijrah adalah sekolah umum yang bernuansa Islami dan dalam pembelajarannya memuat mata pelajaran Bahasa Arab. Alasan Bahasa Arab dipelajari di sekolah ini adalah memandang bahwa Bahasa Arab merupakan bahasa agama Islam, bahasa al-Qur’an, bahasa ilmu pengetahuan, dan sebagai alat komunikasi. Dengan mempelajari Bahasa Arab, ada beberapa maanfaat yang diharapan yaitu diharapkan peserta didik akan lebih mudah mempelajari agama Islam, untuk membiasakan/ melatih pengucapan Bahasa Arab dengan benar dan fasih, terutama ketika mengucapkan lafaz al-Qur’an. Peserta didik yang tidak terlatih dalam pengucapan Bahasa Arab yang fasih, akan berdampak negatif ketika suatu saat ia berbicara dan dalam pembicaraannya mengutip Bahasa Arab yang merupakan Bahasa al-Qur’an. Banyak kita dengar masyarakat Indonesia atau bahkan pejabat negara yang masih salah dan tidak fasih ketika mengucapkan Bahasa Arab pada saat melafazkan ayat al-Qur’an. Hal ini disebabkan seseorang itu tidak terlatih dari kecil dalam pengucapan Bahasa Arab.
Untuk menghindari kesalahan tersebut, Sekolah al-Hijrah memuat mata pelajaran Bahasa Arab yang bertujuan melatih peserta didik agar mampu berbicara dengan menggunakan Bahasa Arab, melatih peserta didik agar mampu menulis tulisan Arab, juga untuk mengenalkan Bahasa Arab kepada peserta didik sebagai pembelajaran awal sehingga peserta didik tidak merasa asing dengan Bahasa Arab ketika suatu saat mereka menemui Bahasa Arab di sekolah lanjutan.
Mata pelajaran Bahasa Arab dipelajari oleh peserta didik al-Hijrah sebanyak 3 (tiga) kali pertemuan dalam satu minggu. Dua (dua) kali pertemuan untuk pembelajaran teori, dan 1 (satu) kali pertemuan untuk latihan berbahasa Arab dengan temannya atau disebut juga club bahasa. Untuk tahap awal atau kelas satu, guru lebih menekankan pada pemberian kosa kata Bahasa Arab, sedangkan mulai dari kelas dua dilatih untuk berbicara dengan menggunakan Bahasa Arab atau disebut dengan istilah muhādaṡah. Pelajaran Bahasa Arab sewaktu-waktu disampaikan guru dengan menggunakan media. Guru Bahasa Arab juga selalu membiasakan berbicara dengan menggunakan Bahasa Arab di kelas atau menganjurkan peserta didik untuk berbicara dengan menggunakan Bahasa Arab ketika pembelajaran Bahasa Arab berlangsung walaupun hanya menggunakan sedikit kosa-kata Bahasa Arab.
Walaupun demikian, peserta didik masih menganggap Bahasa Arab itu sulit disebabkan dialek Bahasa Arab yang berbeda dengan dialek Bahasa Indonesia dan mereka juga menganggap Bahasa Arab kurang begitu penting disebabkan mata pelajaran Bahasa Arab tidak termasuk dalam Ujian Nasional yang menjadi standar kelulusan siswa.
Guru juga mengalami kesulitan dalam mengajarkan Bahasa Arab kepada peserta didik, karena latar belakang peserta didik yang berbeda yaitu ada yang berasal dari sekolah umum yang tidak pernah mempelajari Bahasa Arab sebelumnya dan ada yang berasal dari sekolah agama. Ketertarikan peserta didik terhadap mata pelajaran dan anggapan peserta didik yang menyatakan pelajaran Bahasa Arab itu sulit, dapat diatasi dengan strategi mengajar guru yang harus lebih baik lagi.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian di sekolah al-Hijrah dengan judul “Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Di Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu (SMP IT) al-Hijrah Lau Dendang”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah pokok dalam penelitian ini adalah :
Bagaimana Strategi pembelajaran Bahasa Arab di SMP IT al-Hijrah Lau Dendang?
Perincian
- Apa Profil Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu (SMP IT) al-Hijrah Lau Dendang?
- Apa sajakah Visi dan Misi, Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu (SMP IT) al-Hijrah Lau Dendang?
- Bagaimana Program belajar, kondisi peserta didik, serta kondisi guru Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu (SMP IT) al-Hijrah Lau Dendang?
- Bagaimanakah pelajaran Bahasa Arab di Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu (SMP IT) al-Hijrah Lau Dendang khususnya mengenai mata pelajaran Bahasa Arab, guru bidang studi Bahasa Arab, peserta didik, media pembelajaran, buku pelajaran Bahasa Arab, dan silabus pelajaran Bahasa Arab?
- Bagaimanakah langkah-langkah pembelajaran Bahasa Arab di SMP IT al-Hijrah Lau Dendang?
- Apakah kendala serta solusi dalam dalam pembelajaran Bahasa Arab di SMP IT al-Hijrah Lau Dendang?
Adapun tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui Strategi pembelajaran Bahasa Arab di SMP IT al-Hijrah Lau Dendang.
Perincian :
- Untuk mengetahui Profil Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu (SMP IT) al-Hijrah Lau Dendang.
- Untuk mengetahui Visi dan Misi, Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu (SMP IT) al-Hijrah Lau Dendang.
- Untuk mengetahui Program belajar, kondisi peserta didik, serta kondisi guru Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu (SMP IT) al-Hijrah Lau Dendang.
- Untuk mengetahui mata pelajaran Bahasa Arab, guru bidang studi Bahasa Arab, Peserta didik, media pembelajaran, buku pelajaran Bahasa Arab, dan silabus pelajaran Bahasa Arab
- Untuk mengetahui langkah-langkah pembelajaran Bahasa Arab di SMP IT al- Hijrah Lau Dendang.
- Untuk mengetahui kendala serta solusi dalam dalam pembelajaran Bahasa Arab di SMP IT al- Hijrah Lau Dendang.
Untuk menghindari pembahasan yang terlalu luas dan kesalahpahaman dalam penelitian ini, perlu adanya batasan istilah. Batasan istilah dalam tesis ini adalah:
1. Strategi adalah taktik atau cara yang digunakan untuk rangka mencapai tujuan. Strategi pembelajaran dapat juga dikatakan sebagai operasionalisasi metode.
2. Pembelajaran Bahasa Arab. Pembelajaran adalah pengaturan dan penciptaan kondisi-kondisi ekstern sedemikian rupa sehingga menunjang proses belajar siswa dan tidak menghambatnya. Gagne mendefenisikan pembelajaran sebagai pengaturan peristiwa secara seksama dengan maksud agar terjadi belajar dan membuatnya berhasil guna. Pembelajaran dimaksudkan untuk menghasilkan belajar, situasi eksternal harus dirancang sedemikian rupa untuk mengaktifkan, mendukung dan mempertahankan proses internal yang terdapat dalam setiap peristiwa belajar. Miarso juga berpendapat bahwa pembelajaran adalah usaha pendidikan yang dilaksanakan secara sengaja dengan tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan serta pelaksanaannya terkendali.[2] Menurut Sistem Pendidikan Nasional, pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.[3] Bahasa Arab adalah salah satu mata pelajaran bahasa asing yang diajarkan di sekolah. Dalam penelitian ini, pembelajaran bahasa arab berarti interaksi peserta didik dengan pendidik yang dilakukan secara sengaja dalam tindakan mengajar dan belajar bahasa arab dengan tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses belajar mengajar berlangsung. Pembelajaran Bahasa Arab dalam penelitian ini, fokus kepada pelajaran empat kemahiran berbahasa Arab yaitu istima’ (menyimak), muhādaṡah (berbicara), qirā’ah (membaca), dan kitābah ( menulis).
3. Strategi pembelajaran Bahasa Arab adalah taktik atau cara yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran Bahasa Arab agar peserta didik dapat dengan cepat mencapai tujuannya yaitu mampu membaca, menulis, dan berbicara dengan menggunakan bahasa Arab.
4. Sekolah Islam Terpadu (IT) adalah adalah sekolah memadukan pengembangan aspek spritualitas dan moralitas dengan pengembangan keilmuan dan teknologi (IPTEK). Mata pelajaran umum dan pelajaran agama Islam dapat dikuasai anak-anak secara seimbang. Suasana dan kegiatan-kegiatan pembelajaran di SDIT tidak terlepas dari nuansa religius.[4]
5. Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu Al Hijrah berada di jalan Perhubungan Desa Lau Dendang Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. Sekolah al-Hijrah berdiri pada tahun 2009 dengan izin operasional tahun 2010. Sekolah al-Hijrah berstatus swasta yang memiliki luas tanah 3180 M2 dan luas bangunan 500 M2 .
E. Manfaat Penelitian
1. Memberikan wawasan bagi guru tentang Pembelajaran Bahasa Arab, sehingga dapat lebih meningkatkan lagi kualitas Pembelajaran Bahasa Arab.
2. Memberikan wawasan dan pengetahuan bagi orang tua, sehingga mereka dapat memberikan dukungan terhadap kelancaran dan ketepatan pembelajaran Bahasa Arab di SMP IT al-Hijrah Lau Dendang.
3. Melengkapi hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan oleh para peneliti sebelumnya khususnya tentang Pembelajaran Bahasa Arab di SMP IT.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Bahasa Arab
1. Pengertian dan Fungsi Bahasa Arab
a. Pengertian Bahasa Arab
Bahasa Arab dapat diartikan sebagai bahasa yang tumbuh, dan berkembang di negara-negara kawasan Timur-Tengah. Dalam satu segi, Bahasa Arab merupakan bahasa agama, bahasa persatuan bagi umat Islam. Akan tetapi perkembangan selanjutnya menunjukkan bahwa pengaruh Bahasa arab tampak semakin luas dalam pergaulan dunia Internasional, sehingga sejak tahun 1973 bahasa ini diakui secara resmi sebagai bahasa yang sah untuk dipergunakan di lingkungan Perserikatan Bangsa Bangsa. Berarti di samping sebagai bahasa agama Islam, sesungguhnya Bahasa Arab juga merupakan alat komunikasi sebagaimana bahasa yang lain pada umumnya.[5]
Usaha yang dilakukan agar dapat menguasai Bahasa Arab adalah dengan cara mempelajarainya. Bahasa Arab tidak dapat dipelajari secara keseluruhan dalam satu waktu, tetapi memerlukan tahapan-tahapan pelajaran seperti yang diajarkan di lembaga pendidikan. Bahasa Arab telah menjadi mata pelajaran di lembaga-lembaga pendidikan terutama lembaga pendidikan Agama. Akan tetapi lembaga pendidikan umum juga ada yang memuat mata pelajaran Bahasa Arab dalam pembelajaran.
Bahasa Arab yang dimaksud dalam tesis ini adalah Bahasa Arab sebagai mata pelajaran yaitu mata pelajaran yang mengembangkan keterampilan berkomunikasi lisan dan tulisan untuk memahami dan mengungkapkan informasi, pikiran, perasaan serta mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya.
Area pelajaran utama dari pembelajaran Bahasa Arab meliputi empat aspek yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat aspek tersebut saling berhubungan. Misalnya, keterampilan mendengarkan memberikan konstribusi terhadap perkembangan kemampuan berbicara, dan sebaliknya yang pada gilirannya kedua kemampuan tersebut akan diperkuat oleh kemampuan membaca peserta didik atau sebalikya. Keterampilan menulis memberikan konstribusi pada keterampilan membaca dalam bentuk teks atau dokumentasi dan kemampuan mendengar, berbicara dan membaca sangat berpengaruh pada keterampilan menulis.[6]
b. Fungsi Bahasa Arab
Pelajaran Bahasa Arab adalah pelajaran yang penting untuk dipelajari juga termasuk kategori bahasa asing. Pentingnya pembelajaran Bahasa Arab itu dapat terlihat dari banyaknya fungsi yang dimiliki oleh Bahasa Arab dalam berbagai bidang yang akan dijelaskan sebagai berikut:
1) Fungsi Bahasa Arab dalam Agama
Rakyat Indonesia yang tersebar di pelbagai kepulauan Nusantara sebagian besar memeluk agama Islam. Sebagai umat Islam, semua aturan-aturan dan perilaku manusia harus berdasarkan al-Qur’an dan hadis. al-Qur’an dan hadis hanya menggunakan Bahasa Arab, tidak menggunakan bahasa selain Bahasa Arab. Oleh karena itu, mempelajari Bahasa Arab sebagai bahasa kitab suci al-Qur’an bagi kaum muslimin di dunia ini merupakan kebutuhan yang sangat utama.
Dalam Islam, tidak sedikit masalah keagamaan atau masalah hukum yang dihadapi, dan semua permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari, harus merujuk kepada al-Qur’an dan hadis. al-Qur’an dan hadis tidaklah mudah dipahami oleh orang awam, sehingga membutuhkan bantuan para mujahidin atau ahli tafsir juga para ulama untuk menjelaskan kandungan al-Qur’an. Penjelasan mengenai hukum dan kandungan al-Qur’an banyak ditulis dalam kitab-kitab yang berbahasa Arab. Oleh karena itu, mempelajari Bahasa Arab berarti juga mengasah kemampuan untuk memahami pemikiran-pemikiran para ulama terdahulu dalam rangka mengembangkan pemikiran-pemikiran ulama pada masa sekarang, sehingga mampu menjawab masalah-masalah keagamaan.
2) Fungsi Bahasa Arab dalam Ilmu Pengetahuan
Pada zaman Khilafa Abbasiyah (132-656 H atau 750-1258 M) dilakukan penerjemahan buku-buku ilmu pengetahuan dan filsafat Yunani ke dalam Bahasa Arab, karena pada saat itu, cendikiawan muslim belum dapat melahirkan ilmu pengetahuan yang originil berdasarkan al-Qur’an.
Masa Abbasiyah yang pertama (132-232 H atau 750- 847 M) dikenal dengan masa penaburan benih untuk menumbuhkan ilmu pengetahuan yang ditandai dengan penerjemahan buku-buku ke dalam Bahasa Arab. Masa kedua (232-334 H atau 844-946) dikenal dengan masa tumbuh, berkembang, dan memetik hasilnya atau dikenal juga dengan masa mengarang dan mencipta ditandai dengan lahirnya filosof Islam pertama, yaitu Abu Yusuf Ja’kub bin Ishaq al-Kindi dan yang lainnya seperti Abu Nasr Muhammad al-Farabi, Ibnu Sina, Ibnu Rusyd.
3) Fungsi Bahasa Arab dalam Hubungan Internasional
Dunia Arab terdiri dari beberapa negara, namun mereka merasa ada dalam satu ikatan yang antara lain disebabkan oleh adanya ikatan kesatuan bahasa, yaitu Bahasa Arab. Di samping itu, gerakan nasionalisme Arab juga memberikan pengaruh yang kuat terhadap kesadaran sebagai satu bangsa.
Sebagai salah satu dari gerakan nasionalisme ini tampak dalam bidang penggunaan Bahasa Arab sebagai bahasa pemersatu yang digunakan di seluruh pelosok dunia Arab, sehingga orang-orang al-Jazair yang sudah banyak menggunakan Bahasa Perancis, sejak lepas dari penjajahan Perancis secara drastis mewajibkan penggunaan bahasa Arab sebagai bahasa resmi.
Pemakaian bahasa Arab sebagai salah satu bahasa resmi dalam PBB menempatkan Bahasa Arab untuk berperanan sebagai salah satu alat komunikasi dalam hubungan diplomasi Internasional.
4) Fungsi Bahasa Arab dalam Kebudayaan Nasional
Beberapa ungkapan dalam bahasa Arab yang diambil dari ajaran agama Islam sering dipergunakan baik dalam forum resmi maupun tidak resmi seperti ucapan “Assalāmu’alaikum”, “Bismillāḥirrahmānirrahim”, dan Insyā Allah.
Bagi seorang yang mempelajari kesusasteraan Indonesia, huruf Arab adalah huruf yang harus dipelajari, sebab banyak buku-buku ibadah, tasawuf, hikayat, sejarah Nabi-nabi dan Rasul-rasul serta buku-buku roman sejarah yang ditulis dengan menggunakan tulisan Arab-Melayu yang juga sering disebut huruf Arab Jawi.
Bahasa Indonesia juga banyak yang diambil dari Bahasa Arab. Maka mempelajari Bahasa Arab juga merupakan kunci yang menunjang kegiatan usaha untuk memperdalam pengetahuan kesusasteraan Indonesia dan pengembangan kosa kata yang diperlukan dalam perkembangan bahasa Indonesia pada masa sekarang. [7]
5) Fungsi Bahasa Arab dalam Hubungan Ekonomi
Pada masa dahulu, memang terasa aneh untuk mempelajari Bahasa Arab dengan tujuan mencari nafkah, karena ketika itu bangsa-bangsa yang berbahasa Arab sendiri masih dalam keadaan lesu dan miskin, sehingga tidak memungkinkan untuk mendapatkan keuntungan dari mereka. Akan tetapi zaman sekarang telah berubah. Bangsa-bangsa Timur Tengah kini menjadi kaya berkat ditemukannya minyak bumi, mereka menjadi pusat perhatian dan memiliki pengaruh yang besar dalam ikut menentukan penjalanan ekonomi dunia.
Begitu pentingnya bahan bakar minyak, akhirnya telah mendorong masyarakat industri untuk berduyun-duyun mengambil bagian dalam rangka menikmati anugerah Tuhan berupa kekayaan yang melimpah-ruah tersebut. Belakangan ini para pedagang dan kontraktor Indonesia menyusul ikut mengadu nasib di sana, sehingga terdengar berita bahwa di kalangan dunia perekonomian kita banyak di antara mereka yang mulai tertarik mempelajari Bahasa Arab. Jika semuanya ini benar menjadi kenyataan, maka akan beruntunglah orang yang menguasai Bahasa Arab. Bahkan lebih dari itu, Bahasa Arab akan semakin digemari orang dan dipelajari di mana-mana.
6) Fungsi Bahasa Arab dalam Hubungan Sosial
Perlunya mempelajari Bahasa Arab, dapat pula dihubungkan dengan tujuan yang bernilai sosial. Misalnya untuk menjalin hubungan persahabatan antar bangsa, guna melancarkan amal bakti kemanusiaan, dipergunakan dalam dunia pariwisata dan yang lebih penting lagi ialah kedudukan Bahasa Arab sebagai bahasa persatuan umat Islam di seluruh penjuru dunia. Siapapun orangnya tentu ingin dapat memahami pembicaraan pihak lain, seperti dalam arena rapat umum, dalam konferensi, pertemuan puncak, muktamar, apalagi dengan dibentuknya berbagai organisasi Islam tingkat Internasional peranan Bahasa Arab tentu saja menjadi semakin penting. Keterlibatan bangsa Indonesia dalam mejelis seperti itu adalah hal yang wajar, mengingat begitu eratnya hubungan kita dengan bangsa-bangsa di Timur- Tengah sejak masa lalu sampai sekarang. Selain memang secara resmi Indonesia merupakan anggota dari berbagai konferensi Islam tersebut. Dalam dunia pemberitaan khususnya surat kabar siaran radio, banyak dunia-dunia dan bukan kelompok Arab telah menyelenggarakan edisi beritanya dalam Bahasa Arab. Antara lain ialah Jerman Barat, Republik Rakyat Cina, Uni Soviet, Korea Selatan, dan Malaysia. Bagi orang yang menguasai Bahasa Arab, berarti telah memiliki satu di antara bahasa asing lainnya untuk menangkap berita melalui media komunikasi tersebut. Begitulah akhirnya, dengan menguasai Bahasa Arab kita dapat memperoleh sejumlah keuntungan yang berkaitan dengan aspek kehidupan sosial umat manusia.
7) Fungsi Bahasa Arab dalam Hubungan Politik
Kairo merupakan kawasan penting pertama dari kegiatan intelektual Bangsa Arab. Pada masa Ibn Khaldun di abad keempat belas dan kelima belas, telah tampak tanda-tanda kemunduran secara umum di dunia Islam. Ibn Khaldun menunjuk pada kemunduran situasi politik dan intelektual pada masanya. Tetapi berkat bantuan beberapa tokoh penting, Kairo tetap menjadi pusat intelektual dan terus memimpin dalam bidang ilmu pengetahuan dan penulisan. Orang-orang Mamluk yang berkuasa di Mesir dari abad ketiga belas sampai pada awal abad keenam belas yang kekuasaannya meluas sampai ke Syiria dan Palestina tidak mempunyai perhatian terhadap kajian-kajian Bahasa Arab sehingga menyebabkan Bahasa Arab semakin mundur. Kemunduran ini semakin parah dengan kedatangan orang-orang Turki pada bagian awal abad keenam belas.
Kenyataan bahwa dunia Arab terpecah menjadi beberapa unit politik merupakan suatu hambatan utama untuk mewujudkan suatu pembaharuan dan kesatuan kebahasaan, khususnya dari masyarakat terkebelakang menuju masyarakat modern. Selain itu, ketiadaan Lembaga Bahasa tertinggi antar bangsa Arab yang melakukan koordinasi usaha-usaha. Kesadaran ini sangat terasa di hampir setiap negeri Arab dan dunia Arab pada umumnya. Suatu kesadaran bahwa Bahasa Arab tidak hanya harus dibangkitkan kembali dan menjadi alat komunikasi yang mengatasi kesetiaan politik atau batas-batas perbatasan suatu bangsa, tetapi Bahasa Arab harus menjadi bahasa nomor satu dan menjadi dan menjadi bahasa baku jika bahasa itu hendak dijadikan bahasa budaya dan agama.
Pentingnya suatu penyatuan bahasa nampaknya memperlihatkan kemungkinan yang lebih baik ketika Liga Negara-Negara Arab dibentuk pada bulan Maret 1945. Liga Arab betujuan mewujudkan cita-cita Bangsa Arab untuk menciptakan suatu persatuan yang lebih besar antara Bangsa Arab. Badan-badan ini akan berusaha menjadikan Bahasa Arab mampu mengungkapkan semua pemikiran, sains modern dan agar Bahasa Arab menjadi bahasa pengantar dalam semua bidang ilmu, dan dalam semua tingkat pendidikan di seluruh negeri Arab.[8]
2. Tujuan Pembelajaran Bahasa Arab
Dalam semua kegiatan haruslah menentukan tujuan terlebih dahulu, agar kegiatan yang dilakukan lebih terarah. Begitu juga dengan pembelajaran Bahasa Arab, penentuan tujuan sangatlah penting, karena akan berkaitan dengan materi, metode, dan strategi yang akan dirancang dan dilakukan pada saat pembelajaran Bahasa Arab. Pada tujuan umum Bahasa Arab ditujukan pada pencapaian tujuan:
a. Agar siswa dapat memahami al-Qur’an dan al-Hadis sebagai sumber hukum Islam.
b. Dapat memahami dan mengerti buku-buku agama dan kebudayaan Islam yang ditulis dalam Bahasa Arab.
c. Supaya dapat berbicara dan mengarang dalam Bahasa Arab.
d. Untuk digunakan sebagai alat pembantu keahlian lain, (suplementary).
e. Untuk membina ahli Bahasa Arab, yakni benar-benar profesional.[9]
Menurut silabus untuk sekolah tingkat menengah, progam pembelajaran Bahasa Arab secara umum memiliki tujuan agar para peserta didik berkembang dalam hal:
a. Kemampuan mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis secara baik.
b. Berbicara secara sederhana tapi efektif dalam berbagai konteks untuk menyampaikan informasi, pikiran, dan perasaan, serta menjalin hubungan sosial dalam bentuk kegiatan yang beragam, interaktif dan menyenangkan.
c. Menafsirkan isi berbagai bentuk teks tulis pendek sederhana dan merespon dalam bentuk kegiatan yang beragam, interaktif dan menyenangkan.
d. Menulis kreatif meskipun pendek sederhana berbagai bentuk teks untuk menyampaikan informasi, mengungkapkan pikiran dan perasaan.
e. Menghayati dan menghargai karya sastra.
f. Kemampuan untuk berdiskusi dan menganalisis teks secara kritis.[10]
Tujuan khusus pembelajaran Bahasa Arab adalah agar dapat berbicara (muhādaṡah), membaca (qirā’ah), mengarang (insya’), dan qawā’id (naḥwu ṣaraf) dengan menggunakan Bahasa Arab.[11]
Pertama sekali guru mengajarkan Bahasa Arab kepada pelajar yang belum pernah mengenal bahasa itu hendaknya memulai dengan tahap-tahap pengenalan bunyi-bunyi bahasa. Dalam pelajaran menyimak, hendaknya guru memulai dengan dengan huruf-huruf Arab yang ada persamaannya dengan dengan bunyi huruf pada bahasa Indonesia seperti huruf بsama dengan b dalam kata batu dan seterusnya. Untuk membina dan mengembangkan kemahiran menyimak ini hendaknya latihan dilakukan berulang-ulang.[12]
3. Standar Kompetensi Lulusan
a. Mendengarkan/Istima’
Memahami berbagai nuansa makna ragam teks lisan dengan ragam variasi tujuan komunikasi dan konteks.
b. Berbicara/Kalam
Mengungkapkan berbagai gagasan dan tujuan ragam nuansa makna secara lisan dalam berbagai teks lisan dengan ragam variasi tujuan komunikasi dan konteks.
c. Membaca/Qira’ah
Membaca dan memahami berbagai nuansa makna yang dijumpai dalam berbagai teks tertulis dengan variasi tujuan komunikasi struktur kalimat dan ciri-ciri bahasanya.
d. Menulis/Kitabah
Mengungkapkan makna kata, frase dan kalimat secara tertulis sesuai dengan tujuan komunikasinya dengan struktur kalimat yang lazim digunakan.[13]
4. Asas-Asas dan Prinsip-Prinsip Pembelajaran Bahasa Arab
Dalam pembelajaran Bahasa Arab, asas yang dianjurkan untuk digunakan adalah asas kebermaknaan. Konsep penting yang mendasari asas ini adalah:
a. Unsur-unsur bahasa, yaitu kosa kata (mufradat), tata bahasa (qawa’id al-lugah), ejaan, dan pelafalan (aṣhwat), hendaknya disajikan dalam lingkup kebahasaan maupun lingkup situasi, sehingga lebih bermakna. Lingkup situasi harus mencakup lingkup budaya Arab dan budaya siswa.
b. Pembelajaran unsur-unsur bahasa ditujukan untuk mendukung penguasaan dan pengembangan empat keterampilan berbahasa, dan bukan untuk kepentingan penguasaan unsur-unsur bahasa itu sendiri.
c. Dalam kegiatan pembelajaran, unsur-unsur bahasa yang dipandang sulit bagi siswa dapat disajikan tersendiri, secara sistematis sesuai dengan tema yang dibahas.
d. Dalam kegiatan pembelajaran, keempat keterampilan berbahasa pada hakikatnya tidak dapat dipisahkan. Oleh karena itu, keterampilan berbahasa harus dikembangkan secara terpadu.
e. Siswa harus dilibatkan dalam semua kegiatan belajar yang bermakna, yaitu kegiatan yang dapat membantu untuk mengembangkan diri siswa dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, juga mengembangkan keterampilan menjalin hubungan dengan pihak lain.[14]
5. Metode – Metode dalam Pembelajaran Bahasa Arab
Metode adalah rencana menyeluruh yang berhubungan dengan penyajian materi pelajaran secara teratur dan didasarkan atas suatu approach. Jika approach bersifat axiomatis, metode bersifat prosedural.[15]
a. Metode Langsung (Mubasyarah / Direct Method)
Metode ini disebut metode langsung karena selama pelajaran, pengajar langsung menggunakan bahasa asing yang dijarkan. Ciri-ciri metode ini adalah:
1) Materi pelajaran terdiri dari kata-kata dan struktur kalimat yang banyak digunakan sehari-hari.
2) Gramatika diajarkan dengan melalui situasi dan dilakukan secara lisan bukan dengan cara menghafalkan kaidah-kaidah tata bahasa.
3) Aktivitas banyak dilakukan di dalam kelas.
4) Banyak latihan-latihan mendengarkan dan menirukan dengan tujuan agar dapat dicapai penguasaan bahasa secara otomatis.
5) Bacaan mula-mula diberikan secara lisan.
6) Sejak permulaan peserta didik dilatih untuk bepikir dalam bahasa asing.
Salah satu kelemahan metode ini ialah penguasaan tata bahasa lebih sulit disebabkan peserta didik harus memahaminya melalui bahasa asing yang mungkin masih belum dikuasainya.[16]
b. Metode Nahwu wa Tarjamah (Grammar and Translation Method)
Metode ini banyak menekankan pada penggunaan nahwu (tata bahasa) dan peraktek penerjemahan dari bahasa dan ke dalam bahasa sasaran.
c. Tariqah Sam’iyah Syafawiyah (Audio- Lingual Method)
Ciri-ciri metode ini adalah:
1) Metode ini berangkat dari gambaran bahwa bahasa adalah seperangkat simbol-simbol suara yang dikenal oleh anggota masyarakat untuk mengadakan komunikasi di antara mereka. Maka tujuan pokok pembelajaran Bahasa Arab adalah memberi bekal kemampuan bagi selain penutur Arab agar mampu berkomunikasi aktif dengan penutur Arab dengan berbagai keterampilan dan dalam berbagai situasi.
2) Guru dalam mengajarkan keterampilan bahasa mengikuti urutan asli pemerolehan bahasa pertama yaitu dari keterampilan mendengar kemudian menirukan bicara orang-orang sekitar dan mengucapkan kata-kata, membaca dan terakhir menulis. Menurut metode ini keempat ketrampilan bahasa dimulai dari istimā’, kalam, qirā’ah, dan kitabah.
3) Menurut metode ini, sesungguhnya suatu yang sangat mungkin mengungkapkan bentuk-bentuk budaya di tengah-tengah percakapan yang disajikan dalam setiap pelajaran, maka secara alami percakapan akan berlangsung seputar kebiasaan hidup yang melingkupi manusia seperti tentang makan, menyampaikan ucapan selamat, dan berbagai bentuk-bentuk kebudayaan.[17]
d. Tariqah Qira’ah (Reading Method)
Ciri-ciri metode ini adalah:
1) Metode ini memulai dengan memberi latihan sebentar kepada siswa tentang keterampilan bertutur kemudian mendengarkan beberapa kalimat sederhana dan mengucapkan kata-kata serta kalimat hingga siswa mampu mneyusun kalimat.
2) Setelah siswa berlatih mengucapkan beberapa kalimat kemudian mereka membacanya dalam teks.
3) Setelah membaca teks dengan keras yang diikuti dengan beberapa pertanyaan seputar teks untuk menguatkan pemahaman.
4) Membaca terbagi pada dua macam yaitu membaca intensif dan membaca lepas masing-masing mempunyai tujuan yang berbeda.
5) Qira’ah lepas bisa dilaksanakan di luar kelas. Dibenarkan memberikan tugas kepada siswa untuk membaca dan membatasi apa yang harus dibaca serta mendiskusikannya.
6) Membaca lepas memberikan manfaat dalam pencapaian siswa pada khazanah Arab, membaca kitab-kitab dan semi Arab.
e. Tariqah Ma’rifah (Cognitive Code-Learning Theory)
Ciri-ciri metode ini adalah:
1) Metode ini berusaha untuk mengenalkan siswa tentang sistem bunyi, tata bahasa, morfologi sebagai bahasa kedua, maka prinsip dasarnya adalah agar siswa mampu berlatih bahasa.
2) Pelajaran dimulai dengan melepaskan kaidah dan diikuti dengan membuat contoh-contoh. Tujuan membuat contoh di sini adalah untuk melatih siswa dalam menerapkan kaidah dengan bentuk yang lain.
3) Latihan-latihan bisa dengan berbagai kegiatan kebahasaan dalam kerangka pengembangan kompetensi komunikasi.
4) Menggunakan bahasa pembantu pada awal pembelajaran. Diawali dengan menjelaskan kaidah aturan-aturan bunyi Bahasa Arab dengan ungkapan baru kepada siswa.
5) Percakapan. Metode ini tidak memasukkan percakapan menjadi bagian dari pelajaran, tetapi terkadang terkadang percakapan dijadikan pembukaan kegiatan pembelajaran bahasa yang kemudian disusul dengan latihan-latihan.[18]
f. Metode Mim-mem (Mim-mem Method)
Mim-mem method adalah singkatan dari mimicry atau meniru dan memorization atau menghafal. Metode ini seringkali dikenal sebagai informant-drill method. Menurut metode ini, kegiatan belajar berupa demonstrasi dan drill gramatika dan struktur kalimat atau structure drill, latihan ucapan atau pronounciation drill, dan latihan menggunakan kosa kata dengan mengikuti atau menirukan guru dan native informant. Di dalam drill, native informant bertindak sebagai drill master. Ia mengucapkan beberapa kalimat dan para murid kemudian menirukan beberapa kalimat sampai akhir hafal. Gramatika diajarkan secara tidak langsung melalui kalimat-kalimat model. Pada tingkat yang lebih maju, pelajaran berupa diskusi dan dramatisasi. Variasi dari metode ini mengggunakan rekaman-rekaman dialog dan drill disebut audio-lingual metod atau seringkali dinamakan Aural-oral Approach.[19]
g. Metode al- Intiqo’iyyah (Metode Elektik)
Metode elektik adalah suatu upaya para pakar Bara untuk menyempurnakan metode audio lingual yang sangat populer.[20]
Metode elektik merupakan pemilihan dan penggabungan. Di dalam Bahasa Arab, mtode ini disebut dengan beberapa nama, antara lain : Thariqah al-Intiqoiyyah, Mukhtarah, Taufiqiyyah, Mazdujah. Penggabungan metode-metode yang dimaksudkan dalam metode elektik hanya bisa dilakukan antara metode yang sehaluan. Dua metode yang tujuannya bertolak belakang, tentu tidak tepat untuk digabungkan.[21]
Metode eklektik ini bisa menjadi metode yang ideal apabila didukung oleh penguasaan guru secara memadai terhadap berbagai macam metode sehingga dapat mengambil segi-segi kekuatan dari setiap metode secara tepat dan menyesuaikannya dengan kebutuhan program pengajaran yang ditanganinya, kemudian menerapkannya secara proporsional.
Metode ini didasarkan atas asumsi bahwa :
1. Tidak ada metode yang ideal karena masing-masing mempunyai segi-segi kekuatan dan kelemahan.
2. Setiap metode mempunyai kekuatan yang bisa dimanfaatkan untuk mengefektifkan pengajaran.
3. Lahirnya metode baru harus bukan sebagai penolakan terhadap metode lama, melainkan sebagai penyempurnaan.
4. Tidak ada satu metode yang cocok untuk semua tujuan, guru, semua siswa, dan semua program pengajaran.
5. Dalam pembelajaran, yang terpenting adalah memenuhi kebutuhan pelajar, bukan memenuhi kebutuhan suatu meetode.
6. Setiap guru memiliki kewenangan dan kebebasan untuk memilih metodee yang sesuai dengan kebutuhan pelajar.[22]
A. Strategi Pembelajaran Bahasa Arab
1. Pengertian Strategi Pembelajaran Bahasa Arab
Dalam penelitian ini, khusus untuk pembelajaran Bahasa Arab, strategi pembelajaran Bahasa Arab adalah teknik atau cara yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi pelajaran Bahasa Arab ketika proses pembelajaran berlangsung dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran Bahasa Arab yaitu istima’ (menyima’), muhadaṡah/ kalam (berbicara), qira’at (membaca), dan imla’ (menulis). Dalam penyusunan rangkaian kegiatan Bahasa Arab, harus sesuai dengan pendekatan dan metode pembelajaran Bahasa Arab. Di sini dijelaskan bahwa sebelum menetapkan strategi pembelajaran Bahasa Arab, maka yang harus diketahui terlebih dahulu adalah pendekatan pembelajaran Bahasa Arab dan mengetahui metode pembelajaran Bahasa Arab yang sesuai dengan materi Bahasa Arab yang akan disampaikan oleh guru kepada peserta didik.
2. Pendekatan Pembelajaran Bahasa Arab yang Menjadi Acuan dalam Penentuan Strategi Pembelajaran Bahasa Arab
pendekatan dalam Bahasa Arab yaitu naẓhariyath al-wihdah dan naẓariyah al-furu’.
a. Naẓariyah al-Wihdah
Naẓariyah al-wihdah dalam Bahasa Arab adalah pendekatan belajar yang memandang bahwa Bahasa Arab itu merupakan satu kesatuan yang saling berkaitan erat, tidak dapat dipisahkan. Menurut pendekatan ini dalam pembelajaran Bahasa Arab, ketika mempelajari satu judul atau satu materi pelajaran, maka dapat mencakup keseluruhan pembelajaran Bahasa Arab yaitu menyimak (istimā’), berbicara (muhadaṡah), membaca (qirā’ah), dan menulis (imla’).
Pendekatan ini membantu peserta didik yang belajar Bahasa Arab di tingkat pemula artinya strategi ini baik digunakan bagi peserta didik yang masih baru belajar Bahasa Arab. Pendekatan nazariyah al-wihdah tidak mengenal pengkhususan pelajaran Bahasa Arab kepada bagian-bagian.[23]
Dari uraian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa dalam pendekatan nazariyah al-wihdah, bagian-bagian Bahasa Arab yaitu mutala’ah, tarjamah, muhadaṡah qawā’id ṣarfiyah, imla’, insya’dipelajari dalam satu kesatuan dalam satu judul atau satu materi pelajaran untuk pencapai tujuan pembelajaran Bahasa Arab yaitu al-istimā’, al-kalam, al-qira’ah, dan al-kitabah.
b. Nazariyah al-Furu’
Menurut pendekatan nazariyah al-furu’, pembagian-pembagian kemahiran Bahasa Arab ini berdasarkan metode resmi dalam pembagian yang ditetapkan dalam jadwal pembelajaran.
Kelebihan pendekatan nazariyah al-furu’ adalah pertama, nazariyah al- furu’ menjadikan pelajaran lebih berkesan atau lebih membekas bagi siswa karena dipelajari siswa dengan lebih fokus kepada bagian-bagiannya dalam waktu yang khusus. Kedua, guru mampu mefokuskan pelajaran pada bagian yang ingin atau disukai oleh peserta didik.
Kekurangan nazariyah al-furu’ adalah memisahkan bahasa menjadi bagian-bagian. Oleh karena pembagian-pembagian itu, peserta didik tidak mampu untuk memahami Bahasa Arab dari semua arah (tidak memahami bahasa secara utuh), peserta didik hanya mampu dalam pengucapan Bahasa Arab dengan benar pada saat belajar qawa’id saja, dan peserta didik tidak hanya mampu melukiskan kata-kata dengan benar hanya pada saat belajar imla’ dan belajar kaigrafi saja.[24]
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. Jenis dan Pendekatan
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.[25]
a. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari sumber data utama dan sumber data tambahan. Sumber data utama adalah kata-kata dan tindakan yang diperoleh dari guru bidang studi Bahasa Arab, dan peserta didik yang belajar di SMP al-Hijrah kelas II/ VIII.
Data tambahan dalam penelitian kualitatif seperti sumber data tertulis yaitu buku, dokumen resmi atau dokumen pribadi yang dimiliki oleh sekolah yang berkaitan dengan kebutuhan penenelitian yang dilakukan oleh peneliti.
Foto dapat digunakan sebagai sumber data karena foto dapat menggambarkan suatu peristiwa yang dapat dimanfaatkan dalam penelitian kualitatif. Foto dapat berasal dari pihak sekolah dan dapat juga diambil langsung oleh peneliti ketika melihat suatu peristiwa yang berkaitan dengan penelitiannya. dan data statistik yang berkaitan dengan penelitian ini.
Data statistik juga dapat digunakan sebagai sumber penelitian untuk melihat perkembangan atau untuk melihat kemajuan anak dalam pembelajaran Bahasa Arab.
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah pengamatan, wawancara, dan studi dokumen.
a. Pengamatan (observasi)
Alasan menggunakan teknik pengamatan (observasi) adalah pengamatan didasarkan atas pengalaman secara langsung yang merupakan alat ampuh untuk mengetes suatu kebenaran, teknik pengamatan memungkinkan melihat dan mengamati sendiri sebagaimana yang terjadi pada keadaan sebenarnya. Dalam kasus-kasus tertentu di mana teknik komunikasi lainnya tidak dimungkinkan, pengamatan dapat menjadi alat yang sangat bermanfaat. Dalam penelitian ini, peneliti dapat mengamati langsung proses pembelajaran, metode dan strategi yang digunakan dalam pembelajaran Bahasa Arab dan mengamati sarana dan prasarana yang digunakan dalam proses pembelajaran di SMPIT al-Hijrah.
b. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu dengan maksud memperluas informasi yang diperoleh dari orang lain.
Dalam penelitian ini, wawancara akan dilakukan antara peneliti dengan kepala sekolah, guru bidang studi Bahasa Arab, dan peserta didik yang belajar di sekolah Islam terpadu al-Hijrah.
c. Studi Dokumen
Dokumen adalah setiap bahan tertulis ataupun film, yang tidak dipersiapkan karena adanya permintaan seorang penyidik. Dokumen sudah lama digunakan dalam penelitian karena dalam banyak hal dokumen dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramalkan. Dokumen biasanya dibagi atas dokumen pribadi dan dokumen resmi. Dokumen pribadi adalah catatan atau karangan seseorang secara tertulis tentang tindakan, pengalaman. Dokumen resmi terdiri dari dokumen internal dan dokumen eksternal. Dokumen internal berupa memo, pengumuman, instruksi, aturan suatu lembaga masyarakat tertentu yang digunakan dalam kalangan sendiri. Dokumen eksternal berupa bahan-bahan informasi yang dihasilkan oleh suatu lembaga sosial misalnya majalah, buletin, pernyataan, dan berita yang disiarkan ke media massa.
3. Teknik Analisis Data
Analisis data kualitatif menurut Bogdan dan Biklen yang dikutip oleh Moleong adalah upaya yang dilakukan dengan dengan jalan bekerja dengan data mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensitesiskannya, mencari dan menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.
Dalam penelitian ini, data yang didapat kemudian dianalisis dengan menggunakan model analisis data perbandingan tetap (constant dan comparative) yang dikemukakan oleh Glasser dan Strauss yang dikutip oleh Moleong.
Secara umum, proses analisis datanya mencakup reduksi data, sintesisasi, dan diakhiri dengan menyusun hipotesis kerja.
a) Reduksi data adalah identifikasi satuan (unit). Pada mulanya diidentifikasikan adanya satuan yaitu bagian terkecil yang ditemukan dalam data yang memiliki makna bila dikaitkan dengan fokus dan masalah penelitian.
b) Kategorisasi adalah upaya memilah-milah setiap satuan ke dalam bagian yang memiliki kesamaan.
c) Sintesisasi mencari kaitan antara satu kategori dengan kategori lainnya.
4. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan. Pelaksanaan didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu. Ada empat kriteria yang digunakan, yaitu derajat kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability), kebergantungan (depenability), dan kepastian (confirmability).
BAB IV
HASIL PENELITIAN
1. Profil Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu (SMP IT) al-Hijrah Lau Dendang
Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu Al Hijrah berada di jalan Perhubungan Desa Lau Dendang Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang. Sekolah al-Hijrah berdiri pada tahun 2009 dengan izin operasional tahun 2010. Sekolah al-Hijrah berstatus swasta yang memiliki luas tanah 3180 M2 dan luas bangunan 500 M2 .
Sekolah al-Hijrah adalah sekolah umum yang bernuansa Islami. Terbukti dari keadaan peserta didik. Peserta memakai seragam kemeja panjang, celana panjang dan memakai peci bagi peserta didik laki-laki. Peserta didik perempuan memakai seragam baju kurung panjang, rok panjang dan memakai jilbab.
a. Guru Bidang Studi Bahasa Arab di SMP IT al-Hijrah Lau Dendang
Kesusksesan peserta didik dalam memahami pelajaran yang dipelajarainya tidak terlepas dari seorang guru bidang studi yang mengajar mereka. Guru bidang studi Bahasa Arab di SMP IT al-Hijrah memiliki latar belakang pendidikan Bahasa Arab dari Institut Agama Islam Negeri yaitu Fakultas Tarbiyah jurusan PBA (Pendidikan Bahasa Arab).
Guru bidang studi Bahasa Arab adalah guru yang kreatif. Ketika pembelajaran Bahasa Arab berlangsung, guru tidak semata-mata mewajibkan peserta didik untuk diam selamanya di kelas. Terkadang guru mengajarkan mufradāt dengan cara berjalan bersama-sama peserta didik di sekitar sekolah atau ke luar sekolah, kemudian guru mengenalkan benda-benda yang mereka lihat dengan menggunakan Bahasa Arab.
c. Peserta didik di SMP IT al-Hijrah Lau Dendang
Pada saat pembelajaran Bahasa Arab berlangsung, berbagai macam respon peserta didik dalam menerima pelajaran. Sebagian peserta didik bersemangat mengikuti pelajaran, sebagian berdiskusi dengan temannya walaupun tidak diperintahkan oleh guru, dan sebagian menulis.
d. Media Pembelajaran Bahasa Arab di SMP IT al-Hijrah Lau Dendang
Ketika pembelajaran Bahasa Arab berlangsung, ada berbagai media pembelajaran yang dipergunakan oleh guru bidang studi Bahasa Arab agar pelajaran lebih menarik dan lebih cepat dipahami oleh peserta didik. Terkadang guru menggunakan infokus dalam pembelajaran. Media yang digunakan dalam pembelajaran selain infokus adalah media karton.
e. Buku Pelajaran Bahasa Arab di SMP IT al-Hijrah Lau Dendang
Pembelajaran Bahasa Arab di sekolah umum masih jarang ditemukan. Buku-buku yang dirancang untuk peserta didik yang belajar Bahasa Arab di sekolah umum juga belum ditemukan. Oleh karena itu, guru berinisiatif untuk menggunakan buku yang digunakan oleh peserta didik yang belajar di sekolah agama untuk tingkat Menengah yaitu Madrasah Tsanawiyah.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, dapat dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Pembelajaran Bahasa Arab di SMP IT al-Hijrah Lau Dendang
a. Mata pelajaran Bahasa Arab di SMP IT al-Hijrah Lau Dendang
Di sekolah al-Hijrah, peserta didik mempelajari mata pelajaran Bahasa Arab. Sekolah al-Hijrah memuat mata pelajaran Bahasa Arab dalam pembelajaran mereka dengan alasan pertama, pembelajaran Bahasa Arab dapat memudahkan peserta didik dalam memahami dan menghafal al-Qur’an juga membiasakan pengucapan ayat al-Qur’an yang berbahasa Arab dengan fasih. Kedua, pembelajaran Bahasa Arab di SMP IT al-Hijrah dapat menarik minat peserta didik agar lebih mencintai al-Qur’an dan kemudian tertarik juga untuk mempelajarinya. Jika peserta didik memahami atau mengerti dengan ayat-ayat al-Qur’an yang berbahasa Arab, maka peserta didik akan semakin tertarik untuk mempelajari dan menghafalnya. Ketiga, Bahasa Arab dapat digunakan sebagai alat komunikasi. Meskipun selama ini peserta didik hanya bergaul dengan sesama masyarakat Indonesia, tetapi suatu saat dapat terjadi pergaulan peserta didik yang semakin luas sehingga keterampilan berbahasa Arab sangat dibutuhkan.
Mata pelajaran Bahasa Arab dipelajari oleh peserta didik sebanyak tiga kali dalam satu minggu yaitu pada hari Selasa, Rabu, dan Sabtu. Pada hari Selasa dan Rabu, Bahasa Arab dipelajari sebagai mata pelajaran wajib bagi peserta didik. Pada hari Sabtu khusus untuk pelajaran muhadaSah (berbicara/ berkomunikasi) yang biasa disebut Arabic Club (kelompok belajar Bahasa Arab).
b. Guru Bidang Studi Bahasa Arab di SMP IT al-Hijrah Lau Dendang
Guru bidang studi Bahasa Arab di SMP IT al-Hijrah memiliki latar belakang pendidikan Bahasa Arab dari Institut Agama Islam Negeri yaitu Fakultas Tarbiyah jurusan PBA (Pendidikan Bahasa Arab). Data ini menunjukkan bahwa guru bidang studi Bahasa Arab di SMP IT al-Hijrah Lau Dendang memiliki pengetahuan tentang Bahasa Arab, dan menguasai ilmu dibidangnya. Guru bidang studi Bahasa Arab tidak memaksakan peserta didik untuk wajib memahami pelajaran Bahasa Arab yang diajarkannya, tetapi guru berusaha memahami keadaan peserta didik dan berusaha memikirkan teknik yang digunakan agar peserta didik lebih menyukai pelajaran Bahasa Arab dan mampu memahami materi-materi yang diajarkan dalam pembelajaran Bahasa Arab dengan cepat dan tanpa merasa terpaksa.
Guru tidak memberikan tugas rumah (PR) kepada peserta didik, karena sekolah al-Hijrah adalah sekolah yang membelajarkan peserta didik satu hari penuh (full day), ditambah dengan kewajiban peserta didik yang harus menghafal al-Qur’an sebanyak satu juz setiap tahun sehingga kegiatan peserta didik sangat padat kemudian adanya peraturan bahwa guru tidak boleh memberikan pekerjaan rumah (PR) kepada peserta didik.
c. Peserta Didik di SMP IT al-Hijrah Lau Dendang
Peserta didik menyukai mata pelajaran Bahasa Arab, karena guru bidang studi yang mengajar Bahasa Arab adalah guru yang lembut, tidak menggunakan kekerasan dalam kegiatan pembelajaran, guru yang menggunakan teknik pembelajaran yang menyenangkan. Adanya penggunaan media juga dapat menarik perhatian peserta didik seperti penggunaan infokus. Tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa peserta didik tetap menganggap Bahasa Arab adalah Bahasa yang sulit dipelajari.
d. Media Pembelajaran Bahasa Arab di SMP IT al-Hijrah Lau Dendang
Ketika pembelajaran Bahasa Arab berlangsung, ada berbagai media pembelajaran yang dipergunakan oleh guru bidang studi Bahasa Arab agar pelajaran lebih menarik dan lebih cepat dipahami oleh peserta didik. Terkadang guru menggunakan infokus dalam pembelajaran. Media yang digunakan dalam pembelajaran selain infokus adalah karton. Materi pelajaran ditulis oleh guru di atas karton, kemudian karton yang telah ditulis ditempelkan di atas papan tulis.
e. Buku Pelajaran Bahasa Arab di SMP IT al-Hijrah Lau Dendang
Pembelajaran Bahasa Arab di sekolah umum masih jarang ditemukan. Buku-buku yang dirancang untuk peserta didik yang belajar Bahasa Arab di sekolah umum juga belum ditemukan. Oleh karena itu, guru berinisiatif untuk menggunakan buku yang digunakan oleh peserta didik yang belajar di sekolah agama untuk tingkat Menengah yaitu Madrasah Tsanawiyah. Guru bidang studi Bahasa Arab menggunakan buku Bahasa Arab yang juga digunakan di Madrasah Tsanawiyah kurikulum 2008. Penyusunan buku Bahasa Arab yang dijadikan sebagai sumber pelajaran Bahasa Arab di al-Hijrah telah mengacu pada silabus pelajaran Bahasa Arab dalam Permenag No. 2 Th. 2008 untuk tingkat lanjutan pertama.
f. Silabus Bahasa Arab di SMP IT al-Hijrah Lau Dendang
Di dalam silabus dituliskan standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pelajaran, langkah-langkah pembelajaran, alokasi waktu, sumber belajar, dan evaluasi pembelajaran. Standar kompetensi dan kompetensi dasar ditetapkan berdasarkan empat keterampilan Bahasa yaitu, istima’, kalam (muhādaṡah), qira’ah, dan kitabah. Kemudian keempat keterampilan tersebut dikembangkan ke dalam materi , كيف نصلي ، نتعلم الحساب , مكتبة المدرسة , كرة القدم dan المهنة dengan menggunakan struktur kalimat dasar yang meliputi: فعل مضارع dalam جملة فعلية , عدد, أن + فعل مضارع , لن dan لام التعليل serta جمع التكسير. walaupun ada beberapa ketetapan dalam silabus tentang pembelajaran Bahasa Arab, bukan berarti semua ketetapan itu menjadi satu-staunya ketetapan yang harus diikuti tanpa satupun pengembangan dari guru bidang studi tetapi silabus dijadikan hanya sebagai pedoman atau model pembelajaran Bahasa Arab dan guru bidang studi boleh mengadakan pengembangan-pengembangan dalam pembelajaran Bahasa Arab dengan kretivitasnya dalam mengajar yang disesuaikan dengan kondisi peserta didik pada saat menerima pelajaran Bahasa Arab. Seperti penerapan langkah-langkah pembelajaran, guru dapat merancang kegiatan pembelajaran agar kegiatan belajar mengajar menjadi menarik sehingga mudah dipahami dan tetap melekat dalam ingatan peserta didik.
e. Strategi Pembelajaran Bahasa Arab di SMP IT al-Hijrah Lau Dendang
Strategi atau teknik pembelajaran dapat dilihat dari langkah-langkah pembelajaran Bahasa Arab yang dilakukan oleh guru bidang studi Bahasa Arab. Sebelum menetapkan strategi atau Langkah-langkah pembelajaran Bahasa Arab, maka guru bidang studi terlebih dahulu harus mengetahui dan menetapkan pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran Bahasa Arab. Strategi pembelajaran Bahasa Arab di al-Hijrah disesuaikan dengan pendekatan nazariyah al-wihdah yaitu tidak ada pemisahan pembelajaran ilmu-ilmu Bahasa Arab. Penyampaian materi pelajaran antara istima’, kalam/ muhadaṡah, qira’ah dan kitabah secara bersamaan dan tidak terpisah-pisah.
Pendekatan nazariyah al-wihdah dalam penentuan strategi pembelajaran Bahasa Arab menurut penulis sangat baik sekali, karena dengan waktu pembelajaran yang begitu singkat dan mata pelajaran yang banyak diterima oleh peserta didik, peserta didik masih dapat menerima dan memahami pelajaran Bahasa Arab dengan berbagai ilmu-ilmu dalam Bahasa Arab. Dengan pendekatan nazariyah al-wihdah, peserta didik dapat mengetahui qawa’id, qira’ah, kitabah, muhadaṡah dalam setiap kali pembelajaran Bahasa Arab.
DAFTAR PUSTAKA
- Alim Ibrahim, Abdul. Fi Turuqi al- Tadris al-Muwajjah al-Fani li Mudarris al-Lughah al-Arabiyah, ttp, Dar al-Ma’arif, th.
- Amin, M. Evaluasi Dalam Pembelajaran Bahasa Arab, Malang: Mikyat, 2006.
- Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2006.
- Arsyad, Azhar. Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya,cet.1, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003.
- Assegaf, Abd. Rachman. Filsafat Pendidikan Islam: Paradigma Baru Pendidikan Hadhari berbasis Integratif-Interkonektif, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011.
- Azizy, Qodri. Pendidikan Agama Untuk Membangun Etika Sosial: Mendidik Anak Sukses Masa Depan, Pandai dan Bermanfaat, Semarang: CV Aneka Ilmu, 2002.
- B.Uno, Hamzah. Model Pembelajaran: Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif, Jakarta: Bumi Aksara, 2007.
- Bawawi, Imam. Pengantar Bahasa Arab, Surabaya: al-Ikhlas,1981.
- Budiman, Thahir. Belajar Kooperatif: Dalam Upaya Toleransi Melalui Pengembangan Multikultural di SD, Jakarta: Balai Litbang Agama, tt.
- Daradjat, Zakiah Daradjat. Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1994.
- Fatchurohman, Nanang. Madrasah: Sekolah Islam Terpadu, Plus dan Unggulan, Depok: Lendean Hati Pustaka, 2011.
- G. Chejne, Anwar. The Arabic Language: Its Role In History, terj. Aliudin Mahjudin, Bahasa Arab dan Peranannya dalam Sejarah, Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1996.
- Guza, Afnil. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta: Asa Mandiri, 2003.
- H.A.R Tilaar. Perubahan Sosial dan Pendidikan: Pengantar Transformatif Untuk Indonesia, Jakarta: PT Grasindo, 2002.
- Hamid. Abdul et.al., Pembelajaran Bahasa Arab: Pendekatan, Metode, Strategi, Materi, Media, (Malang: UNI- Malang Press, 2008.
- Husni, Jumrida. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam, http://jumridahusni.com/2011/02/ruang-lingkup-pendidikan-agama-islam, diakses pada hari kamis, 8 Oktober 2012.
- Latief Muchtar, H.A et.al. Pedoman Pengajaran Bahasa Arab Pada Perguruan Tinggi Agama Islam, Jakarta: Proyek Pengembangan Sistem Pendidikan Agama Depag RI, 1971.
- Majid, Abdul dan Dian Andayani. Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004.
- Mashadi, Imron. Reformasi Pendidikan Agama Islam (PAI) Di Era Multikultural, Jakarta: PT Saadah Cipta Mandiri, tt.
- Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009
- Muhaimin. Rekonstruksi Pendidikan Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009.
- Nurindah, Rohmani. dan Abdurrahman, Psikolinguistik: Konsep dan Isu Umum, cet.1, Malang: UIN-Malang Press, 2008.
- Permenag, Silabus Kurikulum Permenag RI No.2 Th. 2008.
- Qowaid et.al. Inovasi Pembelajaran Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Jakarta: PT Pena Gitasatria, 2007.
- Rohman, Saifur. Pendidikan Agama Islam Terpadu, http://zalva-kapeta.com/2009/05/desain-kurikulum-pai, diakses 5 September 2012.
- Rosyidi, Imron. Pendidikan Berparadigma Inklusif, Malang: UIN-Malang Press, 2009.
- Sabda, Saifuddin. Model Kurikulum Terpadu Iptek dan Imtaq, Ciputat: PT Ciputat Press Group, 2006.
- Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2008.
- Siregar, Eveline dan Hartini Nara. Teori Belajar dan Pembelajaran Bogor: Ghalia Indonesia, 2010.
- Sumardi, Muljanto. Pengajaran Bahasa Asing: Sebuah Tinjauan dari segi Metodologi, Jakarta: Bulan Bintang, 1974.
- Taufik, Pembelajaran Bahasa Arab MI (Metode Aplikatif dan inovatif Berbasis ICT), Surabaya: PMN Surabaya, 2011.
- Trianto. Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010.
- Taufiqurrohcman. Leksikologi Bahasa Arab, Malang: UIN-Malang Press, 2008.
- Yusuf, Tayar dan Syaiful Anwar. Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab, cet.1, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1995.
Footnote
----------------------
[1]Rohmani Nurindah dan Abdurrahman, Psikolinguistik: Konsep dan Isu Umum, cet.1, (Malang: UIN-Malang Press, 2008), h. 46.
[2]Eveline Siregar dan Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), h. 12.
[3]Afnil Guza, UU RI Nomor 20 Tahun 2003 (Jakarta: Asa Mandiri, 2009), h. 71.
[4]Nanang Fatchurohman, Madrasah: Sekolah Islam Terpadu, Plus dan Unggulan (Depok: Lendean Hati Pustaka, 2011), h. 9.
[5]Imam Bawawi, Pengantar Bahasa Arab (Surabaya: al-Ikhlas,1981), h. 9.
[6]Permenag, Silabus Kurikulum Permenag RI No.2 Th. 2008.
[7]Latief Muchtar, H.A et.al. Pedoman Pengajaran Bahasa Arab Pada Perguruan Tinggi Agama Islam (Jakarta: Proyek Pengembangan Sistem Pendidikan Agama Depag RI, 1971), h. 63-73.
[8]Mahjudin, Bahasa Arab, h. 143.
[9]Tayar Yusuf dan Syaiful Anwar, Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab, cet.1, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1995), h. 189.
[10]Permenag, Silabus Pelajaran Bahasa Arab dalam Permenag RI No.2 Th. 2008.
[11]Anwar, Metodologi, h. 189.
[12]Muchtar, Pedoman Pengajaran, h. 127.
[13]Permenag, Silabus Pelajaran Bahasa Arab.
[14]Abdul Hamid. et.al., Pembelajaran Bahasa Arab: Pendekatan, Metode, Strategi, Materi, Media, cet.1, (Malang: UNI- Malang Press, 2008), h. 165.
[15]Muljanto Sumardi, Pengajaran Bahasa Asing: Sebuah Tinjauan dari segi Metodologi (Jakarta: Bulan Bintang, 1974), h. 12
[16]Muchtar, Pedoman Pengajaran, h. 95.
[17]Ibid, h. 23
[18]Ibid., h. 33
[19]Sumardi, Pengajaran Bahasa Asing, h. 39.
[20] Henry Guntur Tarigan, Strategi Pengajaran Dan Pembelajaran Bahasa (Bandung, Angkasa, 1993), h. 116
[21] Ahmad Fuad Effendi, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab ( Malang, Misykat,,2005), h. 71-72
[22] Araby Shalah Abdul Majid, Ta’allum al-Lughat al-Hayyah wa Ta’limuha (Beirut, Maktabat Al-Lubnan, 1981).
[23]Abdul Alim Ibrahim, Fi Turuqi al- Tadris al-Muwajjah al-Fani li Mudarris al-Lughah al-Arabiyah, (ttp, Dar al-Ma’arif, th), h. 50.
[24]Ibid, h. 52.
[25]Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), h. 6.